One

18.1K 1K 105
                                    

Tamara Claudia yang harus menyelesaikan hukuman membersihkan toilet setelah pelajaran selesai membuat dia terpaksa pulang lebih sore dari anak-anak yang lain. Ia mendengar suara teriakan perempuan dari salah satu ruangan di koridor sekolah yang sudah sepi, rasa penasaran yang lebih besar dari rasa takutnya menuntunnya berjalan menuju ruangan tersebut. Membuka pintu perlahan ia lalu memasuki ruangan itu, keadaan di dalam sana gelap tanpa cahaya membuatnya meraba dinding untuk menemukan saklar lampu.

Tamara melihat alat alat musik yang memenuhi ruangan tersebut, namun piano berukuran besar yang terletak ditengah ruangan menarik perhatiannya karena di atas piano tersebut terdapat kain hitam yang menutupi sesuatu. Ia mendekati piano tersebut dan menempatkan tangannya di ujung kain tak yakin untuk membukanya atau tidak, belum sempat ia memutuskan pilihannya tiba-tiba sebuah tangan berlumur darah keluar dari kain hitam tersebut.

Bohong jika Tamara tidak kaget saat melihat tangan tersebut tapi ia memberanikan diri untuk membuka kain yang menutupi orang tersebut untuk melihat wajahnya, ia menemukan Clara teman sekelasnya tergeletak berlumurah darah dengan beberapa bekas cakaran di wajahnya. Tamara berjalan mundur lalu berlari meninggalkan ruangan tersebut.

Keesokan harinya, sekolah dihebohkan dengan berita penemuan mayat di ruang musik. Seluruh murid disuruh berkumpul di aula untuk diberikan pengarahan dari kepala sekolah agar tidak menyebarkan berita tersebut.

"Gila ya Tam, menurut lo pelakunya orang dalam atau orang luar ya?" Tanya Dinda, teman sebangku sekaligus sahabat Tamara saat mereka sampai di kelas.

"Eh gak tau sih gue ya."

"Ko gugup gitu sih lo? Takut ya? Haha tenang, selama kita sama sama gue gabakal biarin orang lain nyakitinlo, karena yang berhak nyakitin lo cuma gue."

Tamara melotot mendengar jawaban sahabatnya itu, jujur semenjak kejadian semalam ia menjadi parno dan was-was dengan orang orang sekiranya.

"Bercanda doang kali, gausah kaget banget gitu."

"Garing lo."

Seperti biasa, saat bel istirahat berbunyi Tamara dan Dinda pergi ke kantin sekedar membeli makanan ringan untuk dimakan di kelas. Namun Tamara menyadari tatapan orang orang tertuju padanya, ada yang menunjuk nunjuk dirinya saat mereka lewat dan ada yang berbisik dengan temannya sambil melihat kearah Tamara.

"Lo ngerasa aneh ga sih, Din?"

"Aneh gimana?"

"Orang orang pada liatin gue."

"Perasaan lo aja kali."

"Enggak, mereka nunjuk nunjuk kesini Din, gue yakin banget mereka lagi nyeritain gue."

"Udahlah gausah dipikirin, yuk balik."

ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang