The truth

9.2K 615 26
                                    

Pak Andre menyuruh Dinda mengambilkan hasil kuis beberapa minggu yang lalu di ruang guru. Kesempatan itu digunakan Rara untuk menghampiri Tamara.

"Ikut gue sekarang."

Tamara yang takut Rara merencanakan sesuatu untuk mencelakai dirinya pun menolak mentah-mentah ajakan Rara.

"Gue gak akan ngelukain lo walau seujung kuku pun, percaya sama gue. Gue mau ngasih tau suatu kebenaran sama lo, please."

Wajah memelas yang terlihat sangat meyakinkan itu membuat Tamara akhirnya menyetujui ajakan Rara yang ternyata mengajaknya ke toilet lantai satu yang sepi.

"Please jangan takut atau berpikiran yang buruk dulu, gue ngajak lo kesini karena disini tempat aman yang jarang didatangi Dinda."

"Dinda? Dinda Anastasya temen gue maksud lo?"

"Iya Dinda yang itu. Kita semua udah dipermainin sama dia, semua ini ulah dia, mulai dari Clara, kak Dio dan kak Tasya semuanya itu ulah dia, gue gak tau pasti apa motif dia ngelakuin ini semua tapi gue berani sumpah kemarin ngelihat dia ganti baju seragamnya dengan baju serba hitam digudang dan dia membuat onar dengan nembakin pistol kemana-mana. Sayangnya hari itu gue ketangkap basah sama dia waktu dia balik ke gudang mau ganti baju serba hitamnya dengan baju seragam sekolah, sehingga dia seret gue ke ruang OSIS yang ternyata sudah tergeletak mayat kak Tasya, saat gue mau lari dia malah ngunciin gue disana, terus gak berapa lama Bu Tari dateng dengan beberapa guru sambil ngebawa tas gue yang di dalamnya berisi hoodie dan jeans hitam yang dipake Dinda sebelumnya sampe gue dibawa paksa ke rsj tapi setelah beberapa hari gue dirawat disana dan gak ditemuin sedikitpun tanda-tanda gue depresi pihak rumah sakit membebaskan gue. Gue cuma mau bilang sama lo hati-hati sama Dinda."

Baru saja Tamara ingin menyangkal pernyataan Rara barusan karena ia tidak percaya seratus persen dengan cewek tersebut, tapi tiba tiba terdengar suara tawa yang menggelegar disertai tepuk tangan, lalu muncul lah sosok yang sedang mereka bicarakan.

"Wah wah bukannya gue udah bilang sama lo untuk tutup mulut? Berani mengambil resiko lo ya. Gue udah curiga saat tau kalo lo dan Tamara ga ada dikelas, ternyata benar firasat gue kalo lo bakal bongkar semuanya ke Tamara." Ucap Dinda sambil menempelkan sebuah garpu tajam di pipi kanan Rara.

"D-Dinda, jadi be-benar apa yang dikatakan oleh Rara?" Tamara mulai berjalan mundur selangkah demi selangkah untuk pergi dari sana namun Dinda langsung membalikkan badan menghadapnya yang membuat langkah Tamara terhenti seakan tak bisa menggerakkan kakinya sendiri.

ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang