Three

11K 803 49
                                    

Pak Budi memasuki kelas, pertanda jam pelajaran pertama dipagi hari ini dimulai. Namun, belum sempat Tamara mengeluarkan bukunya Pak Budi sudah menyuruhnya menjumpai Bu Tari di ruang BK.

Tamara bingung atas apa kesalahan yang ia perbuat kali ini, pasalnya ia jarang membuat kesalahan selain terlambat, padahal hari ini dan semalam ia tidak datang terlambat.

Tamara memasuki ruang BK dan menemukan Rara bersama dengan Bu Tari di dalam ruangan tersebut.

"Tamara, saya sudah tau semuanya. Sekarang tolong jelaskan apa motif kamu membunuh Clara?"

"Motif? Bu, bukan saya yang melakukannya. Apa Ibu ada bukti kuat kalau saya pelakunya?"

"Saya memang tidak punya bukti fisik tapi Rara sudah menjadi saksi mata saat kamu keluar dari ruangan tersebut."

"Bisa aja dia ngarang cerita Bu!"

"Loh, jadi maksud lo gue bohong cuma buat nyari sensasi?" Sangkal Rara yang tidak terima dituduh Tamara.

"Bukankah kamu kemarin sedang menjalankan hukuman sepulang sekolah? Itu berarti kamu pulang lebih lama dari anak anak yang lain, saya juga sudah mengecek sendiri kemarin sore bahwa tidak ada murid lain selain kamu yang sedang membersihkan toilet."

"Kalau memang Ibu sudah mengecek dengan baik bagaimana Ibu gak lihat Rara juga di sekolah?"

Bu Tari terdiam mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Tamara dan mengalihkan pandangan kepada Rara, seolah meminta penjelasan.

"Eh itu anu buku Fisika saya kemarin ketinggalan di kelas jadi saya terpaksa balik lagi kesekolah karena besoknya ada pr, gimana saya bisa ngerjain pr kalau gak ada bukunya kan Bu?"

"Oh baik, kamu dengar sendiri kan Tamara Claudia? Mungkin Rara kembali ke sekolah saat saya sudah pulang makanya saya tidak mengetahui keberadaan Rara pada waktu itu."

Tamara menghembuskan napasnya pasrah karena ia tau ia tidak akan menang melawan mereka berdua.

"Tak ada sangkalan lagi dari kamu? Baiklah sebelum Polisi memastikan siapa pelakunya, kamu saya anggap sebagai tersangka sementara. Kami para guru akan lebih memperhatikan gerak gerikmu, jika memang kamu pelakunya jangan harap kami masih mau menerima kamu di sekolah ini. Baiklah kalian berdua boleh pergi."

Tamara melihat senyum meremehkan terplaster di wajah Rara saat tanpa sengaja pandangan mereka bertemu, dengan menghentakkan kakinya Tamara keluar dari ruangan itu.

Dinda langsung menyerbu Tamara dengan berbagai pertanyaan sesampainya Tamara di kelas.

"Intinya Rara ngelaporin gue ke Bu Tari kalo gue pelaku pembunuhan Clara, tapi kok gue malah jadi curiga sama tuh anak ya."

"Gerak geriknya sih mencurigakan, lo harus hati-hati sama dia Tam."

ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang