Ternyata dia menyebalkan

6.8K 387 79
                                    

Keyra POV

"Keyra.. Keyra.. Bangun,"

"Hmm," aku menggumam lalu membuka selimut yang menutupi tubuhku dari kaki sampai kepala.

Aku berusaha membuka mataku yang masih lengket. Buram. Aku mengedipkan mataku berkali kali agar dapat melihat dengan jelas. Ketika mataku sudah berhasil melihat dengan jelas, Pierre berdiri di samping kasurku mengenakan baju koko, sarung dan peci.

"Duuuhh, ganggu aja sih lo! Apaan sih?!" Tanyaku dengan nada serak khas orang baru bangun tidur.

"Sholat subuh dulu. Udah jam 5 pagi. Ntar keburu abis lho waktunya," ucapnya sambil menarik narik tanganku agar aku dapat duduk dengan tegap.

Aku menarik tanganku kembali membuat tubuhku yang masih lemas terbaring lagi di kasur. "Ck, lo dulu deh sana! Ntar gua nyusul. Ribet banget sih lo!!" Ucapku sedikit membentaknya. Aku menarik selimut lagi sampai menutupi kepalaku.

Aku mendengarnya menghela nafas dan beranjak keluar dari kamarku. Aku melanjutkan tidurku lagi.

Audzubillahi minasyaitani razim

Bismillahirohmanirahim

Yasin

Wal quranil hakim

Innaka laminal mursalin

Sayup sayup aku mendengar seseorang sedang mengaji. Mungkin orang yang sedang mengaji lewat speaker musholla.

Ala sirotim mustaqim

Tanzilal azizirrahim

Suara itu semakin keras. Dan semakin dekat. Tapi, karena rasa kantuk masih menggantung di pelupuk mata, aku enggan menyadarinya.

"Yak, keluarga Almh. Keyra sudah ikhlas kan?" Sebuah tangan yang besar memegang kepalaku.

Mataku membelalak lebar seketika. Rasa kantukku juga bilang begitu saja.
Seketika aku langsung duduk dengan tegap.

"Iiiiiihhhhh apaan sih lo?! Gua masih hidup tau!! Enak aja maen yasinin!" Aku pun memukul lengan atas Pierre yang duduk di pinggir kasurku dengan memangku buku yasin di pahanya.

Pierre mengelus lengan atasnya dengan halus. "Lagian ga bangun bangun! Kalo ga mau sholat mending mati aja!" Ucapnya dengan nada meledek.

Jleb! Sungguh aku tak bisa lagi melawan kata katanya, kalau masalah Ibadah. Jujur, sejak kuliah aku memang sering melewatkan sholat 5 waktu. Jadi.. Kali ini aku mengalah.

"Akh, iya deh iya," ucapku sambil mengacak acak rambutku frustasi.

Aku beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk wudhu. Setelah selesai meghadapku keluar dari kamar mandi. Pierre sudah tidak ada di kamarku.

Aku meraih mukena dan sajadah di sandaran kursi dekat kaca rias. Sudah lama sekali aku tidak memakai mukena ini. Aku pun menggelar sajadah, memakai mukena lalu menghadap kiblat dan khusyuk menghadap ilahi.
---
"Pagi Keyra," sapa Pierre yang manis. Eh, maksudnya sok manis sambil tersenyum.

Aku berlari menuruni anak tangga dan menghampiri meja makan. Ibu dan Pierre sibuk menyiapkan sarapan.

"Apaan si lo?!" Jawabku ketus sambil menarik kursi, lalu duduk di depan meja makan. Aku melihat ayah sedang asik membaca Koran sambil sesekali menyesap kopinya.

"Ayah lagi baca apaan yah?!" Tanyaku membuka pembicaraan.

"Koran." Singkat. Padat. Jelas.

Aku memasang wajah datar. Ya gua tau baca koran, tapi baca topik apaan? Batinku dalam hati.

Sang AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang