Malam tragedi [1]

4.7K 246 27
                                    

Disarankan pembaca ikut mendengarkan lagu yg tertera dalam part ini yaa

I, I wanna save you

Wanna save your heart tonight

He'll only break you

Leave you torn apart, oh

I can't be no superman,

But for you I'll be super human

I, I wanna save you, save you, save you tonight

One Direction - Save you tonight

Author POV

Pierre terbangun dari tidurnya. Matanya memindai setiap sudut kamar. Hanya gelap yang bisa ia lihat di sekeliling kamarnya. Ia mengedipkan matanya berkali kali mencoba menyadari akan dirinya sendiri. Meskipun ia tertidur, pikirannya tak berhenti fokus pada seseorang. Keyra. Nama itu terus menjadi objek fokus pada otak Pierre. Ia pun mencoba duduk dengan perlahan.

Setelah ia berhasil duduk, ia memegang tengkuknya yang terasa nyeri. Ia menggoyangkan lehernya ke kanan dan ke kiri mencoba meringankan rasa sakitnya. Ia menyalakan lampu di atas nakas dan melirik jam digital yang ada di sebelahnya. Jam 04.00 pagi . Ia menghela nafas berat dan bangkit dari tempat tidur nya menuju kamar mandi.

Ia menyalakan lampu kamar mandi dan masuk ke dalamnya. Ia mengunci pintu dan menyalakan kran air sebesar besarnya. Ia menekan tangannya di atas wastafel mengakibatkan tubuhnya membungkuk sedikit. Ia menatap refleksinya di depan cermin. Melihat Keyra dengan Stevan membuat luka lamanya menganga lagi setelah ia berusaha keras menutupi luka tersebut.
Hening. Hanya ada suara air dari kran yang mengisi ember hingga luber. Ia melepas kaus hitamnya memperlihatkan dadanya yang bidang di depan cermin. Pikirannya mengulang ke masa lalu yang sebenarnya tak ingin ia ingat lagi.

Pierre duduk di kursi taman sambil menatap sebuah amplop dengan logo ATEKAD 21 terpampang besar disana. Senyumannya mengembang membayangkan bagaimana gadis yang dicintainya bangga dengan perjuangannya. Banyak orang yang berlalu lalang menatapnya dengan tatapan aneh. Ia tampak tak memperdulikan mereka. Ia menggoyang goyangkan kakinya sambil sesekali melirik jam tangannya. Ia tampak gelisah menunggu seseorang yang belum kunjung datang sampai saat ini. Padahal Pierre sudah menunggunya satu jam lebih.

Akhirnya yang di tunggu pun datang. Gadis dengan tinggi semampai, mengenakan pakaian kasual dan sepatu hak tinggi membuat dirinya bak model Victoria Secret. Ia pun menghampirinya duduk di sampingnya dengan senyuman yang mengembang.

"Hai, maaf ya aku telat. Macet banget di jalan. Ada apa? Katanya kamu mau ngasih aku surprise," ujar gadis itu.

"Oh iya aku memang mau ngasih kamu surprise," Pierre mengulurkan amplop yang sedari tadi dipegangnya. Gadis itu mengambilnya dari tangan Pierre.

Ia pun membaca isi amplop tersebut sampai habis. Setelah selesai, ia menghela nafas berat sambil menatap Pierre dengan tatapan datar.

"Kamu pikir ini surprise buat aku?!" Ucap gadis itu dengan nada jengkel.

Sang AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang