enam puluh satu

52 5 0
                                    

" Tahniah eh Mariam ! Nah !  "

Sekotak coklat dihulurkan kepadaku.

" Apa ni Hafiz ? "

" Hadiah kaulah. Thanks sebab menang. Tak sia-sia aku mengajar kau. "

" Kau ni, aku ikhlas lah nak menang. Tak payahlah susah-susah.. "

" Apa yang susahnya ? Bapak aku CEO kot tak perlulah risau. "

Ceh !

Berlagak punya mamat poyo !

Nak tak nak, aku terima hadiah itu.

Untuk menjaga hatinya.

" Terima kasih, tapi lain kali jangan bagi aku hadiah lagi. "

" Kau memang tak pernah terima hadiah ke ? "

" Pernahlah, dari Aina dengan Erina. Tapi, kau lah lelaki pertama yang bagi aku hadiah. "

" Serius ? Yeahhh !! "

" Jangan nak gembira sangat, SPM dah nak dekat. "

" Eo ? Apa kene mengene ? "

Aku pun meninggalkan mamat mata empat tu.

" Nak pergi mana tu ?? Nak ikut ! "

" Nak pergi tandas. Nak ikut ke ? "

" Nak ! "

" Eh, mengada-ngadanya, aku bagi kaki baru tahu ! "

" Demi Mariam saya sanggup ! "

Ini bukan mamat poyo lagi ni, ni dah mamat sewel kuasa tujuh ni.

PENGAWAS + MAMAT POYO SEBELAH RUMAHWhere stories live. Discover now