'Firasat menyebalkan, kenapa aku harus dapat firasat seperti itu desho??' Rin mengomel di dalam batinnya.
Saat ini, dia sedang berada di dalam perjalanan bersama sang kapten dan wakil kaptennya bersama dengan Ian (dingo Nala) dan Nekora (dingo Rin) dalam suatu pengiriman.
Pengiriman yang sebentar lagi selesai, tinggal mengantar 1 paket lagi dan mereka akan kembali ke Hachi no Tsu.
"Nyaa, Rin, dari tadi kau kenapa?" Tanya sang kapten, Safry Nala von Okreneos, yang akrab di sapa sebagai Nala.
"A-ah? Na-nande mo nai desho, kapten." Jawab Rin sambil tersenyum ragu.
"Hontou? Dari tadi kau cemberut saja na, stupid tsundere girl." Komentar sang wakil kapten, Safry Nali von Okreneos, yang akrab disapa sebagai Nali, dan sering bertengkar dengan Rin. (A/: Info gk penting, abaikan.)
"Lalu kenapa? Tidak boleh, wakil kapten baka??!" Tanya Rin sambil melipat kedua tangannya.
"Meoong... (Selalu saja)" Komentar Nekora saat melihat Rin dan Nali.
"Maa, maa, onii-chan, Rin, jangan bertengkar dalam misi nyaow. Bertengkarnya nanti saja nyaa." Kata Nala.
"Salahkan onii-chanmu ini, kapten. Tau-tau saja aku dipanggil tsundere olehnya." Protes Rin sambil menunjuk Nali.
"Kau memang tsundere! Dan lagi, kau juga memanggilku 'baka' tadi!" Kata Nali sambil menjitak Rin.
"Itte!! Hora! Kau kan memang baka, Nali!!" Protes Rin sambil mengelus kepalanya yang tadi di jitak sambil menoleh kearah Nali.
"Nandato?!!"
"Maa, maa, Nali, Rin, kalian jangan bertengkar begini desu. Kita masih dalam misi."
"Hhh... Wakatta na, Ian.." Kata Nali dan Rin sambil menghela nafas.
"Kalian kompak sekali desu.." Komentar Ian.
"Aah? Sou desho? Kebetulan mungkin." Kata Rin innocent, sementara Nali hanya menghela nafas lagi.
"Takun nyaow, onii-chan.. Rin..." Nala sweatdrop, "Maa ii, kita hampir sampai di tempat tujuan kita nyaa!!"
*Skip//Setelah pengiriman*
"Aa, akhirnya selesai juga nyaow." Kata Nala.
"Hai', kau benar desu, Nala-chan." Kata Ian sambil tersenyum lembut kepada Nala.
Rin terdiam sebentar, kemudian dengan ragu, ia memanggil teman-temannya.
"N-nee, kapten, Nali, Ian.."
"Nyaa, doushita, Rin?" Tanya Nala sambil menoleh kearah Rin.
"Etto, apa yang akan terjadi jika aku mati desho?" Tanya Rin tanpa menatap teman-temannya.
"Ha?! Apa maksud pertanyaanmu itu desu?!" Tanya Ian.
"Kau ini kenapa, stupid tsundere girl?!" Tanya Nali sambil menyentil dahi Rin, "Apa yang membuatmu bertanya tentang itu, huh?!"
Rin terdiam sejenak sambil memegangi dahinya yang tadi di sentil Nali, kemudian ia menggeleng pelan, "Iie, bukan hal yang penting desho."
"Lalu kenapa kau bertanya nyaow?! Masaka... Firasatmu kah?!!" Tebak Nala.
Rin kembali terdiam, kemudian ia mengangguk pelan.
"Jangan khawatir, minna, belum tentu terjadi desho." Kata Rin berusaha mencairkan suasana.
"Tapi, bukankah firasatmu itu selalu benar, Rin?! Nararu-san sendiri yang berkata begitu!" Kata Nali sambil memegangi kedua bahu Rin.
'Onii-chan?? Aa, takun na..' Batin Rin. Begitu menyadari sesuatu, ia segera mengeluarkan rantai-rantainya dan menggunakannya sebagai tameng untuk melindungi mereka berempat (+ Nekora) dari serangan seorang gadis siluman.
"Awas!!" Pekiknya.
Semuanya menoleh, tapi mereka tidak dapat melihat seseorang yang menyerang mereka karena terhalang rantai-rantai milik Rin.
Merasa bahwa tidak ada serangan lagi, Rin segera menghilangkan rantai-rantai miliknya, dan dengan segera, mereka melihat seseorang yang menyerang mereka tadi.
"Nika?!"
"Hisashiburi da na, ouji, hime, bee no musume." Sapa Nika sambil smirk.
Rin refleks bersembunyi di belakang Nali, ia teringat akan firasatnya dan merasa takut dengan kehadiran Nika. Tapi, ia tidak pernah berpikir untuk menjadikan Nali sebagai tamengnya, ia hanya refleks saja.
"Arara~ kukira kau sudah tambah berkembang pesat, bee no musume. Kau tidak seru na~, padahal aku berharap sesuatu yang lebih menantang darimu."
"Urusai, Nika!! Jangan harap kau bisa mengambil energi Rin dan tanda lahir kami disini!!" Kata Nala emosi.
"Hoo? Bagaimana kalau di tempat lain saja?? Aah, dimana pun itu, aku tak peduli. Aku akan tetap mengambil tanda lahir kalian dan energi milik bee no musume." Kata Nika yang diakhiri dengan grin smile.
"Boku tidak akan membiarkanmu desu! Coba saja kalau bisa!!"
"Aa, si anak pengendali cahaya..? Well, coba saja mencegahku kalau kau bisa!!"
Dan akhirnya mereka pun bertarung.
Ntah apa yang menyebabkan para bee ini kewalahan, padahal jumlah mereka lebih banyak.
"Kukuku, apa hanya segitu saja kemampuan kalian??" Tanya Nika.
"Bagaimana bisa? Jumlah kita kan lebih banyak desho.." Komentar Rin.
"Jangan pikirkan hal itu, Rin! Karena jumlah kita lebih banyak, kita masih punya kemungkinan menang! Seperti waktu itu!!" Kata Nali.
"Percuma saja apapun yang kau katakan, ouji. Dia akan bernasib sama seperti kedua orangtuanya dan juga nee-sannya."
"Nee-san..?" Ulang Rin, antara bingung dan menahan pusing yang tiba-tiba muncul.
'Shimatta! Nika! Seharusnya kau jangan mengatakan itu!' Batin Nali.
"Kau kelihatan kebingungan na, bee no musume. Apa kau tidak ingat nasib nee-sanmu itu??"
"Urusai, Nika! Aku tak tau siapa yang kau maksud!" Rin mulai memunculkan panah-panah api di sekeliling Nika dan menyerang Nika dengan itu.
Dan ntah bagaimana caranya, Nika tiba-tiba menghilang diantara panah-panah tersebut.
"Nika.. Kemana dia pergi..??!" Nali bertanya-tanya sambil melihat sekeliling.
"Rin!! Dibelakangmu!!" Peringat Ian.
Terlambat! Sesaat sebelum Rin sempat melindungi diri, Nika sudah menusuknya dari belakang dengan ekornya.
"Inilah akhirmu, Bee no musume." Kata Nika yang dengan segera mengambil kalung senjata milik Rin dengan ekornya yang lain.
"Rin!!!" Pekik Ian, Nala, dan Nali.
Rin dengan segera jatuh terduduk sambil memegangi perutnya. Mulutnya juga mulai mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait for me, ok? (Tamat)
RandomJangan sedih, aku pasti akan kembali dari dunia yang tak dapat kalian jangkau ini. Tunggulah aku, aku pasti akan kembali ke tempat di mana kalian berada. Karena tempatku yang sebenarnya adalah dunia kalian juga. Bersabarlah, dan tunggulah aku, ok?