"T-teme.. Omae wa.." Rin geram dan berusaha berbicara, namun itu malah membuatnya menjadi batuk darah akibat luka miliknya.
"Rin! Jangan berbicara apa-apa! Perdarahanmu sudah cukup parah!!" Perintah Nali yang segera menidurkan Rin di atas tanah dan men-summon Rufi, Chain miliknya yang berbentuk Phoenix untuk mengobati Rin.
Permasalahan utama, perdarahan Rin terlalu parah. Bahkan darahnya segera menyebar keatas tanah begitu ia ditidurkan.
"Percuma saja mengobatinya dengan cara apapun, ouji. Ia sebentar lagi akan menyusul keluargany--."
"Diam kau Nika!!" Potong Nala sambil menyerang Nika dengan pedang faiching miliknya.
"Satu telah tewas, tinggal 2 lagi." Nika menghindar sambil grin smile.
"Jangan berkata seolah-olah Rin sudah mati!!" Bentak Ian.
"Tapi dia memang akan mati.." Nika menggantungkan kata-katanya, "Sebentar lagi."
"Urusai!! Onii-chan akan menyembuhkannya!! Rin tidak akan mati!!"
"Aa? Hontou ka? Lihat saja nanti."
"Dulu kau membunuh Rie-sama, sekarang kau mau membunuh Rin-sama? Takun na.." Kata seseorang (atau mungkin sesuatu) yang tiba-tiba muncul di belakang Nika.
Nika refleks melompat menjauh dari seseorang itu, dia menatap orang itu dengan tatapan terkejut.
Begitu juga dengan yang lain, mereka menatap seseorang yang mengenakan jubah dan membawa sabit itu dengan tatapan terkejut.
"Ki-Kira..??" Kata Rin pelan.
"Kau mengenalnya?!" Tanya Nali, yang kemudian tersadar satu hal, "Wait! Rin! Jangan bicara apa-apa! Lukamu akan semakin parah!"
'Dasar wakil kapten baka..' Batin Rin sweatdrop, dan akhirnya dia pasrah saja.
Tapi aneh, pandangannya semakin lama semakin buram.
'Firasatku.. Akankah jadi kenyataan..?' Batinnya, yang kemudian kembali melihat pertarungan Nika dengan 3 orang lainnya.
Kira melesat cepat, dan dengan segera melukai Nika sembari merebut kembali kalung milik Rin.
"Shinigami yang waktu itu.. Kalau tidak salah bee yang waktu itu menyebutmu 'Kira the Killer', si pembunuh, kan? Kukuku, tak kusangka kita akan bertemu kembali." Komentar Nika, sepertinya serangan Kira tak memberikan pengaruh banyak.
"Urusai! Kau selalu saja mencoba membunuh nona-nonaku dan mengambil energi mereka!"
"Kau menggangguku, shinigami sialan." Nika menyerang Kira, kali ini dengan serangan yang lebih tajam dari yang tadi.
"Ian-kun! Bantu dia menyerang Nika! Aku akan memastikan keadaan Rin!" Perintah Nala yang segera dituruti oleh Ian.
"Onii-chan!! Bagaimana keadaan Rin?!" Tanya Nala sambil berlari kearah Nali yang tengah mengobati Rin.
"Tidak ada banyak perubahan, imouto..." Kata Nali dengan nada pelan.
"Souna.." Nala mulai syok.
"Wa-wakil kapten.. Kurasa kau malah me-membuang-buang energimu untuk mengobatiku desho.." Kata Rin lirih.
'Wakil kapten? Tumben dia memanggilku begitu.. Ma-masaka?!' Batin Nali mulai panik.
"Rin! Diamlah! Bagaimana pun, aku akan tetap mengobatimu! Aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja!!"
"Sia-si--." Rin mulai muntah darah lagi, kemudian ntah kenapa ia tersenyum, "Mungkin ini akhirku, tapi.. Akhir adalah awal dari semuany.. Kan..?"
"Rin.. Onegai.. jangan bicara apa-apa lagi nyaow.." Nala mulai menangis, sementara Nali menahan tangisannya.
"Setelah ini...aku hanya akan pergi sebentar desho, kapten.. I'll back. So, waiting for me, ok..?"
Kata-kata terakhir, setelah itu, Rin mulai menghembuskan nafas terakhirnya.
"Rin!! Onegai!! Rin!!" Pekik Nala, tangisannya tidak terbendung lagi. Nali tertunduk, ia mengembalikan Rufi. Ia seakan merasa bersalah karena temannya itu mati di hadapannya.
"Wanita itu kabur lagi.." Komentar Kira yang kemudian mendekati mereka.
"Rin.. Ia tidak..." Ian mulai syok saat melihat keadaan Rin.
"Meong!!" Pekik Nekora yang kemudian berlari kearah Rin.
"Ia... sudah tiada, Ivory.." Jawab Nali agak terisak dan masih tertunduk.
"Percuma kalian menangis," Kata Kira dengan nada datar sambil menggendong Rin ala bridal style, "Tangisan kalian hanya akan memperlambat 'proses'nya."
"Chotto! Siapa kau?! Apa yang kau maksud dengan proses?!" Tanya Ian.
"Aku Chainnya, boku wa Kira desu. Dan, jawaban tentang proses itu. Aku tak dapat memberitahu kalian sampai saatnya tiba."
"Saatnya?! Hora! Kalau kau benar chainnya Rin, kenapa kau masih ada disini?! Rin kan sudah..."
"Itu rahasia kami, Nala-sama." Kata Kira yang dengan segera dikelilingi oleh rantai-rantai teleportasi, "Tolong jaga Nekora, aku tak bisa membawanya."
Dan dengan segera, Rin dan Kira menghilang dari hadapan mereka.
*Skip//Mansion Okreneos*
"Apa kita harus memberitahu yang lain, onii-chan?" Tanya Nala, sementara Nali mengangguk.
"Ee, mereka harus tau. Bagaimana pun juga, mereka memang wajib untuk tau, terutama Leo yang merupakan nii-sannya Rin."
"Aa? Ada apa dengan boku desu?" Tanya Leo yang berada di ruangan yang akan Nali, Nala, dan Ian masuki. Yaitu ruang tamu Mansion Okreneos.
"Nali-chan! Ian-chan! Hime-chan! Kalian kembali yoo!!" Sapa Oz dengan nada ceria.
"Hai ouji, hen'na misu! Kalian sudah kembali na!" Kata Elliot.
"Araa? Rin-chan kemana desu?" Tanya Emilia.
"Sou sou! Bukankah Rin ikut dengan kalian?! Kenapa dia tidak kesini??" Tanya Airilia.
Nali melihat kearah mereka semua, kemudian ia menarik nafas dalam, "Minna, tenanglah dan dengarkan aku..." Nali sengaja menggantungkan kata-katanya, kemudian ia melanjutkan, "Rin... telah mati akibat dibunuh oleh Nika.."
Tepat setelah Nali berkata begitu, semuanya langsung terkejut akibat syok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait for me, ok? (Tamat)
RandomJangan sedih, aku pasti akan kembali dari dunia yang tak dapat kalian jangkau ini. Tunggulah aku, aku pasti akan kembali ke tempat di mana kalian berada. Karena tempatku yang sebenarnya adalah dunia kalian juga. Bersabarlah, dan tunggulah aku, ok?