~I'm back, everyone~

9 2 2
                                    

Malam hari, di Mansion Okreneos.

"Hhh, Rin bisa tidak, ya, kembali lebih cepat?" Keluh Airilia menghela nafas sambil menutup buku yang ia baca.

"Sudahlah, Ria, ini baru beberapa hari nyaow. Rin baru akan kembali kan setelah seminggu, itu pun paling cepat nyaa." Kata Nala.

"Imouto benar, kita harus bersabar menunggunya." Kata Nali setuju.

"Hee, memangnya kau tidak kangen dengan Rin, Nali?" Tanya Airilia.

"He-hei! Kenapa kau malah membicarakan hal itu??" Nali mulai salah tingkah.

"Nyaow, kurasa nii-chan mulai jadi tsundere seperti Rin." Komentar Nala.

"Shut up, stupid sister!" Nali menjitak kepala Nala. Bagaimana pun, mana mau dia dibilang tsundere.

Paling tidak ia mengerti perasaan Rin dan Elliot yang sering dibilang tsundere.

"Aku setuju sih, dengan Airilia." Kata Elliot,
"Tidak enak jika hanya berbicara melalui perantara seperti dengan pria itu kemarin, ataupun melalui mimpi naa."

"Bukankah itu karena kau takut dengan hantu des, Elliot?" Tanya Leo.

"U-urusai naa, Leo!!" Bentak Elliot,
"Me-memangnya kau tidak mau baka bee kembali dengan segera naa?!"

"Tentu saja Leo mau Rin kembali yoo, stupid musical head." Komentar Oz,
"Bagaimana pun, Rin adalah imoutonya Leo."

"Chee, aku tidak bertanya padamu, cebol!!"

"Cebol janai!! Oz da!!"

"Mulai lagi desu.." Komentar Emilia sweatdrop sambil menghela nafas,
'Rin-chan sebentar lagi akan kembali desu.. Rasanya ingin kukatakan kepada mereka. Tapi tidak, aku sudah janji tidak akan mengatakannya.' Pikir Emilia.

"Lia, doushita no?" Tanya Airilia, yang ntah kenapa malah membuat Emilia terkejut. Mungkin karena Emilia terlalu larut dalam pikirannya.

"Nyaa!!" Pekiknya terkejut dan refleks membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu menoleh kearahnya dengan ekspresi kicep yang sekicep kicepnya + sweatdrop.

Emilia salah tingkah, dan menoleh kearah Airilia dengan jengkel,
"Mou, Ria, kau membuatku terkejut desu!!"

"Aa, gomen, aku tidak bermaksud begitu." Kata Airilia,
"Habis kau diam saja, kupikir kau kenapa-kenapa."

"Chee, dasar mak-mak aneh, begitu saja terkejut." Komentar Elliot.

"Urusai naa, tuan galak! Namanya juga orang terkejut desu!!" Protes Emilia.

"Kau jadi mirip si baka tsundere itu kalau terkejut begitu." Kata Nali tiba-tiba sambil tertawa kecil.

"Imouto?" Tanya Leo memastikan.

"Hai', memang siapa lagi, Leo?"

"Aa, ujung-ujungnya kita jadi membicarakan Rin lagi yoo." Kata Oz.

"Kau benar nee, baka no shitsuji." Kata Nala.

"Arara, kalian rindu dengan tsun-tsun-chan nee~?" Tanya Naeru yang tiba-tiba berada di pintu masuk ruangan. Namun tidak ada yang terkejut dengan kehadirannya, sepertinya mereka sudah terbiasa dalam hitungan hari.

"Itu tidak perlu ditanya lagi!" Kata Airilia.

"Kalian ingin bertemu dengannya kah~?" Tanya Naeru sambil tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai, dengan penuh arti.
Walaupun ia berkata 'kalian', matanya terfokus kepada Nali. Mungkin sebenarnya pertanyaannya itu dikhususkan untuk Nali.

"Tentu saja kami ingin bertemu dengan imouto desu!" Leo yang duluan menjawab.

"Leo benar nyaa! Kau seharusnya tidak perlu bertanya lagi nyaow!!" Kata Nala dengan sedikit nada bentakkan.

Nali mengangguk,
"Imouto benar, seharusnya kau jangan bertanya. Kami sudah pasti ingin bertemu dengannya. Baik di dalam mimpi ataupun saat ini juga."

Naeru terdiam sejenak, awalnya ia hanya tertawa kecil, dan kemudian tawanya mulai meledak.

"Hora! Apanya yang lucu?!" Tanya Airilia kesal.

"Baru beberapa hari dan kalian sudah merindukannya. Bagaimana jika seminggu atau sebulan??" Tanya Naeru di sela-sela tawanya.

"Tch, kau ini minta ditembak ya.." Airilia memunculkan Alice Drean miliknya dengan perasaan kesal. Saking kesalnya, ia malah berubah wujud menjadi anak berumur 9 tahun.

"Aah, gomen gomen. Naah, tsun-tsun-chan, jangan sembunyi terus di belakangku nee~." Kata Naeru yang malah mengundang kebingungan dan penasaran.

"Hai minna! I'm back!!" Rin berhenti bersembunyi dari belakang Naeru dan tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Rin?!"

"I-imouto?!"

"Baka bee?!!"

"Ada apa dengan ekspresi kalian itu desho? Seperti habis melihat hantu saja." Kata Rin cemberut.

"Kau memang habis jadi hantu desu, Rin-chan." Kata Emilia,
"Tapi, bukankah kau seharusnya---."

"Aku sudah kembali sejak pagi desho. Benar-benar menyiksa, bergerak sedikit saja aku jadi kelelahan. Untunglah Nae-nii memberiku energi tambahan, jadi aku bisa---."

"Chotto! Ka-kau benar-benar sudah hidup kembali, baka bee??" Tanya Elliot, memotong perkataan Rin.

"Lihat saja kakiku desho," Kata Rin sambil menunjuk kakinya,
"Kakiku menapak pada tanah, kan??"

"Wait, wait, Rin, bukankah seharusnya kau baru bisa kembali setelah seminggu?? Ini kan baru 5 hari.." Kata Airilia.

"Seharusnya minimal begitu, tapi berhubungan Nae-nii mempercepat prosesnya..." Kata Rin sambil menoleh kearah Naeru.

"Maa ii, yang penting Rin sudah kembali yoo! Nee, minna?" Kata Oz sambil tersenyum cerah.

"Hai', boku senang kau bisa kembali desu, imouto." Kata Leo sambil mengusap kepala Rin.

"Aku juga nyaow!! Aku senang melihatmu lagi!! Senang rasanya kau kembali nyaa!! Nee, onii-chan?!" Nala mengungkapkan pikirannya, kemudian ia menoleh kearah Nali.

Dan semua (atau mungkin hanya beberapa) orang, terutama Rin, ikut menoleh kearah Nali.

"Ee, kau benar, imouto." Kata Nali seraya tersenyum,
"Welcome back, baka tsundere."

"Mou, kau ini.." Rin merasa jengkel, tak lama kemudian ia pun tersenyum,
"I'm back, everyone."

Wait for me, ok? (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang