4

945 55 0
                                    

Setelah itu aku mengikuti Holmes mencari seorang pembantu bernama Hilda di gedung pemerintahan.

Wanita setengah baya itu kami temui di dapur, sedang memasak air untuk membuat teh. Holmes meminta teh padanya. Dia mempersilahkan kami duduk.

"Anda sering bekerja sampai malam, Madam?" tanya Holmes.

Wanita itu menuangkan air yang masih mengepul ke dalam dua gelas.

"Ya, Tuan. Kira-kira pukul setengah delapan saya pulang," katanya.

"Saya sedang menemui seorang kenalan di sini, namanya Miss Mary Houston," kata Holmes sembari menghirup tehnya.

"Oh, saya salah seorang yang sering melayaninya. Nyonya saya itu sangat ramah," Hilda tersenyum.

"Bagaimana dengan kembarannya? Anda juga sering melayaninya?" tanya Holmes.

Seketika dahi pelayan itu mengerut.

"Ya, tuan, tapi saya tidak terlalu senang dengannya. Wanita itu membenci kembarannya, nyonya saya yang baik itu."

Holmes mengangguk-angguk.

"Kemarin malam Miss Houston kehilangan sesuatu. Katanya ia menemui anda di sini dan kemudian kehilangan dokumennya."

Pembantu itu terlihat kaget. Suaranya dipelankan.

"Mohon anda jangan memberitahu kemalangan nyonya saya itu pada siapapun, Tuan," katanya.

"Saya bersumpah saya tidak mencurinya. Saya di sini bersamanya. Tapi saya sangsi kembarannyalah yang mengambilnya."

Holmes mengangguk mengerti.
"Cuaca hari ini agak buruk ya? Tidak heran melihat Miss Mary marah-marah," ujarnya.
Hilda yang kebetulan sedang sibuk memasak air dalam teko langsung berbalik melihat temanku. Alisnya terangkat karena kaget.
"Bagaimana anda bisa tahu?"
Temanku bersikap acuh tak acuh.
"Yah, hanya perasaan saya saja."
Setelah menghabiskan teh, kami keluar untuk makan.

"Miss Mary Houston tidak mencurigai kembarannya sama sekali Holmes, dia mencurigai satpamnya," ujarku saat kami sudah berada di luar.

The Twin Sisters [Sherlock Holmes Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang