Start

255 8 0
                                    

" Kita tidak pernah tau, kapan cinta datang dan dengan siapa. Terkadang dengan teman baru, atau dengan sahabat sendiri. Dan apakah aku jahat, jika menyembunyikan rasa ku sendiri, daripada memberitahunya, dan kamu menjauh dariku? "

•••

Siang telah tergantikan oleh senja. Langit gelap biru tua, dengan sedikit lukisan ungu.
Indah menghiasi langit, layaknya dirimu.

Aku tengah bermalas-malasan di tempat tidurku sambil memutar film Twilight: The Breaking Down di notebook ku dan menyantap coklat dan cookies coklat yang pas untuk senja ini.

" Langit semakin gelap, bulan muncul, dengan ganasnya menggantikan posisi matahari. Saatnya bulan mengambil posisi, menyinari malammu. "

Bunyi handphone menandakan ada pesan dari sahabatku ,Abrian.
" Loe dimana Sar?"
" Dirumah lah. Gua gak kayak lu yang suka keliwuran gak jelas malam malam. "
" Hahahaa.. Lagi apa nih? "
"Nonton twilight, seru loh! "
" Biasa aja. Udah makan belum Sar? "
" Belum nih.  Untung loe ingetin. Soalnya bokap nyokap lagi kondangan, gue ditinggal sendiri"
" Kasian banget sahabat gue. Ayoklah makan di warung Bang Somat."
" Mantep tuh. Gue tunggu depan rumah ya. "

Yapp! Rumah kami berdepanan, jadi tiap hari gua liatin dia, gak niat liat pun bisa terlihat. Orang tua kami juga dekat, jadi kami sering main sama pas kecil.

"Woii Sarah Sechan!!! Hahaha. " teriak Rian dengan suara cemprengnya.
" Yakali lu teriak disini kayak bebek! Nama gua juga bukan itu keles!! "
" Buruan, gua udah laper. "

•••

"Makasih ya bawel.  Udah kawani gua makan malam. Padahal tadi Bang Somat cebok & gak cuci tangan pas mau masak nasi goreng kita. "

Dukhh dukhh dukhh... 
"Kenapa nih jantung gue?  Kok denyutnya kuat banget pas liatin Rian? Ini Rian loh, sahabat gue! Gue gak bole suka sama dia! " ketusku dalam hati.


Sampainya di rumah, aku terus memikirkan kata kita yang diucapkan Rian tadi...
Kenapa bisa? Kenapa harus Rian? Kenapa harus dengan sahabatku?

Aku tak bisa fokus pada jurnal biologiku, karna Abrian. Akupun menutup notebook ku, membereskan tempat tidur empukku yang dipenuhi baju dan bungkus makanan. Kumatikan lampu dan mulai mencoba terlelap.

...tapi kenapa wajahnya terus terbayang dibenakku?

Apa Kabar, Senja Ku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang