Bab 7

30.9K 850 13
                                    

Thanks banget buat yg vote dan nyempetin diri baca cerita gaje ini~~ dimulai dari chapter ini mulai terasa 19++ nya jadi buat yg belum 19++ berpikir positif aj deh kalau masih mau baca :) salam author gaje~~

Ruby

            Aku menunggu Rexan datang menjemput, kulirik lagi penampilan ku hanya tanktop berlapis kemeja tak terkancing dan rok jeans mini serta sepatu boot. Malam ini Rexan akan mengajakku ke lingkaran sosialnya, seseorang bernama Peter according to Rexan adalah sepupu tiri dari pernikahan ketiga pamannya, mengadakan party di rumah pantai dan Rexan mengajak ku turut serta. Dengan pesan tak perlu mengenakan pakaian formal Rexan berjanji menjemputku jam tujuh, dan sekarang arlojiku menunjuk pukul tujuh tiga puluh. Dimana Rexan? Apakah Rexan baru menyadari jika suatu hal memalukan untuk mengajak ku ke perkumpulan sosialnya.

Oh tidak-tidak setelah beberapa kali kencan, Rexan telah membuktikan betapa bangganya pria itu mengajak ku berkeliling kota seolah aku piala dunia yang butuh dipamerkan. Well, tak hanya dipamerkan juga untuk disentuh, wajahku seketika memanas tiap mengingat semua sentuhan Rexan. Otak ku tanpa komando menampilkan adegan kami saling menyentuh, bergandengan tangan, saat Rexan mencium ku, tangan ku, pipiku, bibir ku, garis rahang ku, disepanjang leherku, saat tangan kekarnya memeluk ku, merangkul bahuku, pinggang ku, saat tanggan itu menjelajah di sekujur tubuh ku. Sial! Bagian bawah tubuh ku berkedut membutuhkan, entah apa. Oh, otak ku seperti tak dapat memegang kendali akan tubuhku, sering ku temukan saat-saat tubuh ku bak memiliki perintah sendiri untuk balas menyentuh tiap inchi tubuh Rexan. Urgh.

            “Kau yakin akan ikut?” Rasanya ingin ku garuk telingaku, gatal sekali saat mendengar suara sok mendesah Haylie. Ku tolehkan kepala menangkap sosok berpakaian tunasusila yang maaf ku ucap bahkan tidak menutupi banyak bagian. Bayangkan saja Haylie mengenakan gaun minidress jaring-jaring yang hanya memiliki puring di bagian dada dan bagian selangkangan. Cih persis wanita prostitusi.

            “Ya, memang kenapa.” Balasku sembali menaikan satu alis seolah menantang Haylie untuk memuntahkan tiap argumen yang membuatku mundur menghadiri pesta ini.

            “Yah kau tahu, pesta itu dihadiri teman Rexan dan...mantan pacarnya.” Fucking bitch! Dari setiap banyak alasan yang kerap di gunakan Haylie untuk mengagalkan rencana kencanku dengan Rexan, ini adalah alasan paling logis terlontar dari bibirnya merusak mood baik untuk ikut perta itu. Serta menghancurkan hati ku. Benarkah pesta itu akan dihadiri banyak matan pacar Rexan uh ralat banyak mantan pacar seksi Rexan. Bagaimana jika Rexan kembali terpesona pada mantan pacarnya dan meninggalkan aku yang bahkan bukan pacarnya hanya teman kencan saja. Sial!

            “Tentu saja kau.. ‘si teman kencan’ tak setara dengan semua mantan Rexan. Tahukah kau miss California tahun ini adalah mantan Rex?”

            Argh ingin cabut lepat bibir Haylie dari tempatnya, wanita ini selalu mencari celah untuk menyakiti ku tidak secara fisik, namun sering ku dapati hati ku berdarah karena perkatannya, itu terjadi karena Haylie tak pernah bisa melupakan dendam lama. Sial! Kenangan buruk memalukan itu tak perlu kuingat. Suara bel membuatku menoleh, menarik ku paksa dari pemikiran ku sendiri. Oh itu pasti Rexan. Melangkah cepat walau masih kalah cepat dengan Haylie, ku tatap punggung Haylie dengan tatapan tajam saat wanita itu dengan riang membuka pintu.

            “Oh kau datang.” Ujar Haylie masih dengan nada suara seksi buatan, tersenyum berdiri membusungkan dada berharap Rexan tertarik meliriknya. Cih dada palsu dua kali implan itu benar-benar membuat ku muak, terlebih pemiliknya dengan senang hati memamerkan itu kesana kemari. Bitch, totally!

            “Maaf terlambat baby, tak ku sangka butuh waktu lama untuk membeli ini.” Rexan cepat menghindari Haylie seolah wanita itu wabah flu burung. Rexan berdiri dihadapan ku menjulang indah dengan kaus turtleneck berlapis jaket kulit serta baggy jeans dan sepatu boot kesukaannya, tangannya yang sebelum ini bersembunyi dibalik punggung kini dihadapan ku dengan segenggam lily putih didalam buket cantik. Astaga Rex ingat bunga kesukaan ku, tersenyum ku dekatkan bunga itu ke wajah untuk ku cium harumnya.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang