Bab 8

29.2K 910 19
                                    

Sekali lagi makasih banget buat yg nyempetin diri baca crita gaje ini, hehe~ btw ini lg minggu semesteran update nya sudah semesteran yak~~ doa'in author gaje ini dpet nilai baik. oh bab ini g 19+ amat agak santai dulu ya sebelum nananina -hehe Enjoy~~

Rexan

            Ruby it’s sexy as hell! Fuck! Fuck! Aku nyaris tak dapat menahan diri untuk menyatu dengannya digazebo rumah pantai Pete. Lelaki macam apa aku, beruntung masih dapat mengendalikan diri dengan segenap akal sehat yang sempat hilang, aku mundur setelah memberi Ruby beberapa orgasme. Setelah yakin pakaian Ruby berada di tempat seharusnya, ku rangkul pinggul ramping Ruby dan membawanya kembali masuk kerumah pantai. Dalam kegelapan sekalipun aku yakin rambut dan wajah Ruby jelas menampakan ‘I just got my  lovely orgasm’, Aku menghampiri teman-teman hangout ku, dengan bangga ku perkenalkan Ruby pada mereka.

            “Guys, this is my lovely date Ruby. Baby, these are my man, Kleith, Mace, and Cash.” Ruby tanpa sadar makin mendekat pada ku, tangannya mencengkram ujung kemejanya, sementara tangan lainnya merangkul pinggang ku. Walau Ruby telah terbiasa dengan keberadaanku namun jelas masih risih berdekatan dengan sembarang pria, menjaga jarak just like when I met her. Dan aku suka itu, Ruby tak akan mengoda pria lain seperti wanita pada umumnya, terlebih pada sahabat terdekat ku. Walau tak setampan aku namun aku tidak memungkiri daya pikat sahabat-sehabat ku memang kuat. Terutama Kleith, dulu kami pernah diduakan satu sama lain oleh seorang wanita, awalnya Faith tertarik pada ku lalu berakhir bergulat ditempat tidur Kleith, walau sejak awal aku sadar Faith adalah tipe wanita player namun tetap terasa menganjal saat teman kencan mu tidur dengan sahabat mu. Cih.

            “H..hi.” Sapa Ruby dengan senyum kaku, setengah tubuhnya masih berlindung dibalik ku.

            “Hi girl, How’d you ended up with this sonuvbitch?” Mulut Mace sepertinya butuh 12 jahitan sekarang, ku lirik tajam Mace, dengan santai Mace menyeringai sembari meneguk corola langsung dari botolnya. I’ll kick his ass later on. Fuck!

            “Hi lady, pleasure to meet ya.” Tak perlu cenayang untuk tahu siapa pria bermulut manis sedang menyapa Ruby, tentu saja itu Kleith. Memutar bola mata, jengah dengan sikap sok gentlemannya. Cih, I’ll kick his ass too.

            “Hi.” Ku lirik Cash sekilas, pria itu tak berubah masih dingin terutama dengan lawan jenis, masa lalu mengikat ketertarikannya pada wanita. Masa lalu yang bahkan membuat ku simpati padanya. At least I doesn’t have to kick another ass. Walau terlihat dingin dan tidak tertarik tetap saja Cash memandang bebas tubuh Ruby, well..well..tentu saja Mace dan Kleith melakukan hal yang sama, fuck!

            “Stop eyeing my girl breast deliberately, you fucker.” Ruby kini bisa dibilang berada dibelakang ku, sementara teman-teman brengsek ku. Cih. Menatap muak, ku rangkul Ruby dan berniat mencari minum.

            “Rex.” Suara merdu wanita terdengar dari belakang ku, perlahan ku tolehkan kepala menangkap sosok seksi Claire berbalut bikini, kulit cokelat serta rambut pirangnya tampak basah tanda jelas pemiliknya baru beranjak dari pantai. Claire adalah salah satu dari sekian teman kencan ku, before I had a crush on Ruby, tentu saja perlakukan ku pada Claire dan Ruby berbeda aku tak pernah sekalipun mengajak Claire kencan entah itu ke restoran atau bioskop hubungan kami hanya sebatas hangout di bar, party atau pub lalu berakhir diapartemennya. Aku hilang kontak dengan Claire saat wanita itu sibuk dengan acara miss California-nya.

            “Claire.” Sapaku lalu dengan cepat tanpa bisa ku cegah Claire menautkan lengan ku dengan miliknya secara paksa membuat ku melepas rangkulan di pinggang Ruby. Dengan sok mesra Claire mengecup pipi ku dan membisikan betapa rindunya ia tepat ditelingga ku. Cih, sekarang aku ingat alasan mengapa aku begitu bahagia saat Claire memutuskan kontak dengan ku, wanita ini mulai membuatku jijik dengan segala keagresifannya walau dulu sekali itu menjadi salah satu alasan aku menyukainya. Tangan kanan Claire dengan kurang ajar menyusup dicelana bagian belakang ku meremas bokong ku seolah aku akan mengajaknya tidur malam ini. Of course not! Dengan risih ku tepis tangan itu menatap Claire tajam, aku tak berani melirik Ruby gadis ku pasti sangat marah dengan kejadian ini.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang