Bab 11

23.3K 737 5
                                    

Akhirnya author gaje beli paket internet juga, kekeke. Karena gak kuliah ga ada penghasilan uang jajan, #dasar author miskin kekeke, dari bab ini ke bab selanjutnya akan berasa konfliknya -oke guys enjoy~~

Ruby

            Aku mengeliat bangun, hmm ini hari minggu yang artinya...astaga aku hampir lupa hari ini si medusa maksud ku Kate akan datang pukul sepuluh nanti, malas ku lirik jam dinakas jarum kecilnya menunjuk ke angka delapan dan jarum panjangnya menunjuk ke angka enam astaga! panik aku segera berdiri melupakan ketelanjangan ku berlari kekamar mandi. Setelah mandi kilat karena aku berniat menyiapkan daging, saus, salad, dan menu-menu makan siang lainnya aku harus cepat untuk menyelesaikannya. Aku keluar kamar mandi dengan terburu pikiran ku sibuk memilah dassert seperti apa untuk  makan siang nanti, tangan ku sibuk meraih tas menginap ku. Ya mulai beberapa minggu lalu, menjadi hal rutin untuk ku menginap ditempat Rexan saat akhir pekan. Pikiran ku terusik saat mendengar kikikan seseorang. Menoleh aku menatap Rexan sedang berbaring tubuh telanjangnya hanya ditutupi selimut hingga pinggang, bantal bertumpuk dibalik punggung kekarnya, tangannya ditumpu di belakang kepala dengan wajahnya memancarkan kegelian yang nyata. Kenapa?

            “What?”

            “Oh tidak baby, I just enjoying the show.” Show? What show? Rexan mengedipkan mata masih dengan ekspresi menahan tawa saat aku menyadari pertunjukan macam apa yang sedang Rexan nikmati, astaga! aku lupa memakai handuk saat keluar kamar mandi. Shit! I’m nude here!

            “Rexan close your eyes now!” ujar ku panik karena walau telah berkali-kali Rexan melihat ku tak memakai sehelai kain aku tetap merasa malu. Astaga! Rexan tertawa dasar ogre! oke tidak ada ogre yang setampan dan seseksi Rexan tapi tetap saja. Ah shit! Aku meraih tas ku dan berlari still nude ke kamar mandi.

            Setelah insiden memalukan itu aku meninggalkan kamar tanpa menyapa atau menoleh kearah Rexan karena aku yakin pria itu masih tersenyum geli sekarang. Aku segera mengeluarkan segala bahan untuk makan siang kami dan mulai menyiapkannya. Tangan ku sibuk mengiring daging sapi menjadi lembaran tipis untuk di panggang, saat Rexan keluar kamar. Tanpa meliriknya aku meminta Rexan mengeluarkan alat bbq dan mulai memanaskannya. Aku membuat salad ayam dengan taburan wijen lezat dan mayones tentunya. Yum. Aku merebus pasta membiarkan air mendidih melembutkannya sementara tangan ku sebuk mengaduk saus bolognase dengan campuran potongan daging. Setelah pasta ku masak segera ku tiriskan, aku meencampur beberapa buah seperti anggur, kiwi, dan lainnya kedalam blender, berniat membuat jus buah, setelah selesai ku masukan dalam kulkas ku biarkan mendingan, lalu melanjutkan ketahap terakhir –dessert. Oke aku mencampur tepung, gula, telur, dan bahan lainnya untuk brownies buatan ku. Sejam kemudian aku siap menerima tamu, aku memanggil Rexan yang masih sibuk menata peralatan makan.

            “Yup baby.” Balasnya seraya berjalan mendekati ku, aku menatap matanya yang tak henti mendelik menatap tiap masakan ku. Oke.

            “Bisakah kau menata ini ke tempat makan sementara aku berganti pakaian?”

            “Of course.” Oke ini mencurigakan Rexan menatap makanan ini dengan nafsu binatang liar seolah pria itu akan segera menyantap ini semua setelah aku pergi. Oh lihat itu Rexan nyaris berliur.

            “You sure I can trust you? Cuz baby kau terlihat siap menerkan makanan ini saat aku berbalik pergi.” Ujar ku dengan tangan melipat didepan dada. Rexan memutar mata jengah aku yakin dia kesal karena aku dapat menebak tindakannya.

            “Okay baby I promise you, I won’t eat it.” ujarnya terlihat kecewa matanya terlihat layu, oh dia sangat menginginkan makanan ya. Aku menyeringai.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang