B A B 2

40 10 11
                                    

Mungkin sudah dua jam lebih Rissa dan Millio menikmati wahana di Dufan. Keceriaan masih tampak di wajah cantik Rissa. Milio cuman bisa geleng geleng waktu liat Risa se excited itu naikin wahana aneh aneh yang bikin seisi perut muntah.

Mata gadis itu melihat ke atas.
"Mendung banget."

Milio mengikuti pandangan Rissa keatas. lalu bibirnya menyunggingkan senyum tipis. Mata gadis itu tampak berbinar saat memandang ke atas.

"Yes nggak panas lagi!" serunya.

"Naik kereta gantung yuk!" ajak Rissa.

Milio memandang Rissa sekilas. aneh banget, perasaan dia barusan aja bilang kalo mendung dengan wajah agak sedih. tapi sepersekian detik setelah itu, wajahnya itu kembali ceria. Gadis unik!.

Milio cuma ngangguk ngangguk karena seisi perutnya sudah meronta karena barusan mereka menaiki wahana histeria.

"Gue lemes banget nih"

"Manja banget sih. Pokoknya ayo! nggak mau tau." Gadis itu melangkah terus mengarah ke wahana yang Ia inginkan.

Mereka berdua sedang berada di atas kereta gantung. Mata coklat Milio sibuk memandang Rissa. Gadis itu melihat ke bawah sambil nyerocos nggak karuan. Rambut sebahunya itu berkibar terkena angin. Kalian bisa bayangin gimana suasana diatas kereta gantung itu. Pemandangan saat itu memang tidak terlalu indah. Tapi, ada Rissa yang tersenyum. Itu yang membuat Milio tidak menyesali kedatangannya ke Dufan bersama Rissa.

"Ris"
Milio membuat Rissa menoleh ke arahnya.

"Lo cantik banget sumpah."

"Apaan si. Emang gue cantik dari lahir." jawabnya santai. Ada sedikit kegugupan yang disembunyikan.

"Tapi lo itu beda. Gue suka banget sama lo." katanya.

Rissa berhenti. Ia memandang ke arah Milio sebentar lalu melanjutkan aktivitasnya noleh kesana kemari. Jantungnya sedikit berdegup mendengar kalimat Milio barusan.

"Sipit bisa aja." Jawab Rissa asal.

Milio tertawa renyah sebentar lalu meraih tangan Rissa.

"Gue emang sayang banget sama lo. Bairin gue jaga lo.. Gue nggak bakalan ninggalin lo. Lo juga harus janji kalo selalu bilang apapun ke gue." Ungkapnya. Dari pandangan matanya, Milio mengatakan itu penuh dengan ketulusan. Punggung tangan Rissa terasa hangat. Sudah lama sekali Rissa tidak merasakan hal ini. Kehangatan...

Rissa menarik tangannya lalu mengangguk angukkan kepala.
"Pasti!" Jawab Gadis itu.

Milio seumuran dengan Rissa. Tapi, dia sudah memasuki perguruan tinggi karena melewati masa SMA hanya dua tahun. Sikapnya selalu membuat Rissa merasa bahwa ia tak kesepian. Tapi menurut Rissa, Milio itu tidak lebih dari sekedar sahabat. Sudah dua tahun sejak kematian Mamanya, Rissa menjadi gadis yang lebih tertutup. Ditambah papanya-Fadi- yang harus ke luar negeri untuk mengurusi berbagai bisnis.

Gadis itu benci dengan hal yang bernama kesepian. Tak boleh ada waktu dimana ia sendiri. Karena, sendiri itu menakutkan menurutnya. Tapi sejak Milio hadir dalam hidupnya, Rissa jauh dari kata itu.

***

"Tante keluar ya sayang, kalau mau makan tante udah nyiapin di meja. tante mau arisan sebentar."

Begitu yang Rissa baca saat melihat note yang menempel dikulkas. Ia mengambil sebotol minuman soda lalu duduk di meja makan. Dia masih bingung dengan kalimat Milio tadi karena itu baru pertama kalinya Milio bilang kalau dia sayang banget sama Rissa. Sebenarnya Milio adalah tipe cowok yang romantis tapi sukanya bikin pengen njitak. Tapi untuk kalimat Milio yang tadi, Rissa merasa sedikit gusar untuk membalasnya seperti biasanya. Biasanya Rissa akan menjitak, memukul atau bahkan meninju Milio saat cowok itu mengucapkan kata kata romantis. Tapi tadi berbeda.

***

THANK YOU GUYS LOVE YOUUU!!!! 500 sekian Kataaaa

My MarissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang