Gara-gara Foto

972 144 7
                                    


"Ka, bangun. Mau salat subuh di masjid atau di hotel aja?" Ibu menepuk-nepuk kaki Ika.

"Astagfirullah. Aku ketiduran ya, Bu?" Ika langsung terduduk.

"Iya, semalam waktu Ibu selesai mandi kamu sudah pules, jadi ndak Ibu bangunin. Ini sekarang kamu mau subuh di masjid apa gimana?"

"Jam berapa ini, Bu?" tanya Ika.

"Setengah empat," sahut Ibu.

"Aku mandi dulu sebentar, Bu." Ika berdiri dari kasurnya dan melangkah ke kamar mandi.

Mungkin memang tubuhnya terlalu lelah hingga tak sengaja tertidur, tapi tidak mungkin ia memilih untuk salat di hotel. Sedangkan tempat suci dan mustajab itu berjarak hanya beberapa puluh langkah jauhnya. Ika berdiri dibawah pancuran, air hangat membasuh tubuhnya yang letih, menghimpun sisa-sisa energi yang belum terkumpul. Ika menyelesaikan mandi secepat yang ia bisa, mengeringkan tubuhnya, dan memilih pakaian bersih hanya yang tersisa sedikit.

"Sudah selesai?" tanya Ibu ketika Ika keluar dari kamar mandi.

"Sudah," jawab Ika sambil melangkah mengambil handphone dan tasnya. "Kita berangkat sekarang, Bu? Bapak sudah ditelepon?"

"Bapak sudah rapi, barusan Ibu telepon katanya ketemu di bawah. Yuk kita jalan, kasian Bapak kalau nunggu lama," ucap Ibu.

Ibu mengandeng Ika berjalan keluar dari kamar. Sesaat setelah mereka masuk ke dalam lift, Ika menghidupkan handphone yang mati sejak semalam. Lift cukup ramai, beberapa orang keluar dan masuk di setiap lantainya. Beberapa notifikasi email dan chat masuk, ia memeriksa sekilas email-email dari kantor. Tidak ada yang terlalu urgent, semua masih bisa menunggu hingga saat sarapan. Ika membuka aplikasi whatsapp untuk melihat grup chat kantornya, grup chat sudah ramai karena di Jakarta memang sudah jam delapan pagi. Ika melihat notifikasi yang cukup banyak dari Niken, ia pun membuka chat dari sahabatnya itu.

Niken : Mudah-mudahan di ijabah Allah ya...

Niken : AAMIIN...

Niken : Eh, Ka. Itu laki yang di foto kaya gue kenal deh.

Ika mengerenyitkan kening saat membaca chat itu. Ia mengecek kembali foto yang dikirimkannya kemarin.

Niken : Ishhh... itu Ali kan, Ka?

Niken : Tapi lebih gantengan ya sekarang. Brewokan.

Niken : Kok lo bisa ketemu sama dia?

Niken : Ka...

Niken : IH! HP lo kok mati deh bikin gue kepo aja. Masih molor lu ya?

Niken : Lo kok bisa ketemu si Ali, Ka?

Niken : Ikaaaa...

Niken : Asli gue kepo banget, kok tiba-tiba ada Ali di foto elu.

Ika : Bukan kali, mirip doang.

Ika : HP gue semalem gue cas terus gue ketiduran, ini gue lagi mau salat subuh dulu.

Ika : lo udah di kantor?

Niken : Ih najis mengalihkan pembicaraan!

Niken : Bener kan itu Ali? Lo liat deh.

Ika : Gue subuhan dulu ya. Ntar gue chat lagi.

Ika memasukkan ponselnya ke dalam tas ketika lift tiba di lobi hotel. Satu foto yang diambilnya dan dikirimkan ke pada Niken justru foto yang tak sengaja menangkap keberadaan Ali. Ika menggeleng sekilas, tak mampu membayangkan betapa panjangnya introgasi yang akan dialaminya saat bertemu Niken di kantor.

Pulang pada PelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang