"Dan sekarang giliranku bertanya pada hyung, kenapa hyung ikut campur urusan percintaanku sampai sebegininya? Sementara Donghyun yang tahu lebih dini dari hyung saja tidak sedikit pun turun tangan atau berkomentar."
"Itu karena selama ini aku memendam perasaan suka terhadapmu dan aku tidak sanggup membayangkan bila kau berpacaran dengan Jaehwan, Sewoon-ah!"
Ya, pada akhirnya Youngmin memilih untuk meneriakkan kebenaran kepada Sewoon. Dia siap menerima konsekuensi Sewoon akan menjauhi dirinya hingga membuat hubungan mereka makin renggang.
Mungkin akibat dibentak, sejenak Youngmin menangkap sirat keterkejutan dari manik mata lawan bicaranya sebelum tergantikan oleh sesuatu yang tak mampu dia tangkap maknanya.
'Pasti dia ketakutan...' tafsir sang siswa tingkat akhir. 'Aku yang dilihatnya sekarang sangatlah berbeda dengan yang selama ini dia kenal, karena itu dia mulai gentar.'
Dilanda rasa getir, Youngmin pun menyunggingkan senyum pahit pertanda kekalahan seraya meletakkan CD dalam genggamannya di atas meja. Secara sukarela, dia sodorkan benda yang bersangkutan pada si pemilik sah.
"Ini, ambillah," titah Youngmin tanpa menatap Sewoon. "Kau boleh memberikannya lagi pada Jaehwan seperti yang kau mau, tapi lupakan semua hal yang terlanjur ku katakan kepadamu tadi."
"Youngmin hyung, tapiㅡ"
"Aku minta maaf karena sudah membuatmu marah, kesal, dan kecewa. TIdak semestinya seseorang memaksakan kehendaknya terhadap orang lain bukan? Apalagi aku ini seniormu di sekolah. Kalau begitu aku permisi dulu, selamat sore."
Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut dari Sewoon, Youngmin menyandangkan ranselnya ke pundak kemudian berlalu keluar dari kediaman keluarga Jung.
Meninggalkan Sewoon yang masih terpana seorang diri di sofa tempatnya duduk.
•••
Sebulan telah berlalu sejak pertengkaran yang melibatkan Youngmin dan Sewoon terjadi, berarti semenjak itu pula Youngmin menjaga jarak dengan adik kelasnya.
Kalau boleh jujur, Youngmin jelas tidak menghendaki hubungan mereka berubah jadi keruh begini.
Namun jika memang ini yang terbaik bagi orang yang dia sayangi, mau tak mau Youngmin harus rela menjalaninya.
Karena kerap menghindari tempat-tempat yang sering didatangi Sewoon di sekolah, Youngmin juga tidak mengetahui bagaimana perkembangan antara Sewoon dengan Jaehwan.
Apakah Sewoon tetap nekat menyerahkan CD berisi lagu gubahannya untuk Jaehwan?
Mungkinkah Jaehwan juga menerimanya dan mereka pun berpacaran sekarang?
Sial, Youngmin tidak ingin memikirkan kemungkinan terburuk yang berarti sama dengan kekalahannya. Tetapi bayang-bayang Jaehwan dan Sewoon tengah bergandengan tangan di koridor sekolah kembali melintasi benak si murid kelas tiga tanpa belas kasihan.
"... Hei, Youngmin-ah, kau kenapa?"
Sayup-sayup suara Kim Jonghyun memasuki gendang telinga Youngmin, lalu dia mendongak.
Lamunan si pemuda Im ternyata sampai membuatnya tanpa sadar mengantukkan dahi ke permukaan meja meski perlahan. Jonghyun menyadari aksi itu dan dia memandang Youngmin penuh khawatir.
"TiㅡTidak, tidak kenapa-kenapa..." bantah Youngmin agar rekannya sesama anggota OSIS tidak bertambah cemas. "Aku cuma sedikit mengantuk saja."
Dari rak berkas-berkas di sudut ruang OSIS, Hwang Minhyun menyeletuk, "Coba cuci muka dulu, barangkali air akan membuatmu lebih segar dan tidak mengantuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
☑ Intuisi⚫pacaponyo
Fanfiction❗Alternate Ending = Private❗ Im Youngmin bukanlah seseorang yang memiliki keistimewaan seperti indra keenam ataupun kemampuan untuk membaca pikiran orang lain. Namun entah bagaimana, intuisi Youngmin selalu bekerja dengan tajam jika sudah berhubunga...