"Dan sekarang giliranku bertanya pada hyung, kenapa hyung ikut campur urusan percintaanku sampai sebegininya? Sementara Donghyun yang tahu lebih dini dari hyung saja tidak sedikit pun turun tangan atau berkomentar."
"Itu karena kau sahabatku dan aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu, Sewoon-ah!"
Ya, pada akhirnya Youngmin memilih untuk tidak meneriakkan kebenaran kepada Sewoon. Dia siap menerima konsekuensi Sewoon tak akan pernah menyadari soal perasaannya yang sesungguhnya.
Mungkin akibat dibentak, sejenak Youngmin menangkap sirat keterkejutan dari manik mata lawan bicaranya sebelum tergantikan oleh kejengkelan nan teramat sangat.
Menyadari Youngmin tengah lengah, tanpa diduga Sewoon segera menyambar tempat CD di tangan seniornya itu dan menjauhkannya dari jangkauan Youngmin untuk berjaga-jaga seandainya dia mencoba untuk merebutnya kembali.
"Aku bisa menentukan sendiri pilihan yang terbaik bagi diriku tanpa perlu campur tangan dari hyung, terima kasih," desis Sewoon sinis.
"Jung Sewoon...!"
"Maaf, hyung, tapi bisakah hyung pulang saja sekarang? Mendadak mood-ku tidak cukup bagus untuk menemui siapapun atau melayani tamu."
Tanpa sekali pun menoleh ke arah Youngmin, sang pemilik rumah berjalan mendekati pintu masuk lalu memegangi kenopnya.
Meski kini jarak di antara mereka terpaut cukup jauh, Youngmin dapat melihat indra penglihatan anak itu mulai berkaca-kaca.
"Jujur saja, saat ini aku sedang menahan diri untuk tidak salah dalam berbicara karena aku takut aku akan menyesalinya di kemudian hari." Dengan napas tercekat, Sewoon bersusah payah melanjutkan, "Biar bagaimanapun, hyung adalah seseorang yang sangat ku hormati dan aku tidak mau kita berdua bertengkar hebat. Jadi ku mohon... hormatilah keputusanku sekali ini saja."
•••
Bahkan hingga keesokan harinya sekalipun, Youngmin tak dapat berhenti memikirkan kalimat terakhir yang terucap dari mulut Sewoon sebelum Youngmin angkat kaki dari kediamannya.
"Hormatilah keputusanku sekali ini saja."
Entah kenapa, Youngmin menangkap kesan kalau 'keputusan' yang dimaksud Sewoon bukan berkaitan dengan pengusiran secara halus itu atau aksinya menjaga perilaku agar tidak menyinggung Youngmin.
Bagaimana jika ternyata Sewoon memohon supaya Youngmin dapat memaklumi keputusannya untuk tetap mencintai Jaehwan?
'Kali ini Sewoon pasti akan menganggapku jahat, tapi aku tidak mau melihat ketulusannya disia-siakan oleh Jaehwan.'
Dengan berpegang teguh pada prinsip tersebut, maka sekali lagi Youngmin bertandang ke rumah Sewoon. Bagaimanapun caranya, dia akan berusaha keras mengubah jalan pikiran Sewoon.
Karena Youngmin tahu betul insting yang menggerakkannya untuk mengambil langkah begini pasti akan menggiringnya menuju keputusan nan tepat, seperti yang selama ini terjadi.
Namun alih-alih si adik kelas, kali ini yang membukakan pintu tatkala Youngmin menekan bel ialah seorang perempuan paruh baya berwajah mirip sekali dengan Sewoon.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanya ibu Sewoon sambil tersenyum ramah.
Menyadari bahwa dia tengah berhadapan dengan orangtua sahabatnya, Youngmin buru-buru membungkuk dalam sebelum membalas, "Selamat pagi, nyonya. Saya Im Youngmin, senior sekaligus teman satu sekolah Sewoon. Apa Sewoon ada di dalam? Saya ingin bertemu dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
☑ Intuisi⚫pacaponyo
Hayran Kurgu❗Alternate Ending = Private❗ Im Youngmin bukanlah seseorang yang memiliki keistimewaan seperti indra keenam ataupun kemampuan untuk membaca pikiran orang lain. Namun entah bagaimana, intuisi Youngmin selalu bekerja dengan tajam jika sudah berhubunga...