Prolog

5K 336 114
                                    

Yoshinara Keiko menghela napas perlahan. Ia rebahkan kepalanya di sandaran kursi dalam kereta Shinkansen yang akan membawanya melesat ke Kyoto. Kini saatnya ia harus meninggalkan Tokyo, ibukota Jepang yang sangat maju dan modern.

"Kamu nggak perlu khawatir, Kei. Kyoto nggak sekuno yang kamu bayangkan. Disebut kuno cuma karena banyak peninggalan bersejarah di sana. Kyoto juga sama modernnya dengan Tokyo. Kenyataannya teknologi modern tercipta di kota itu. Pusat game Nintendo, IT Giant Kyocera dan pembuat microchip ROHM ada di Kyoto. Kamu tahu, industriawan kimia Koichi Tanaka yang tinggal di sana, pernah mendapat hadiah Nobel," kata Pak Yoshinara Aikawa sambil ikut merebahkan kepalanya di sandaran kursi.

Keiko hanya melirik sekilas ayahnya yang duduk di samping kanannya itu.

"Ah, Ayah, apa hubungannya peraih hadiah nobel dengan pindah ke Kyoto?" sahut Keiko dengan suara enggan.

Keiko tak peduli Kyoto kuno atau modern. Ramai atau sepi. Ia hanya merasa sedikit berat harus meninggalkan teman-teman sekolahnya di Tokyo, tetangga-tetangganya yang telah hidup bersamanya selama hampir enam belas tahun, serta Daisuke ... Watanabe Daisuke. Ia tak bisa melihat Daisuke lagi. Walau kini Daisuke seringkali tak memedulikannya, tetapi Keiko masih sangat peduli pada Daisuke.

Keiko masih senang diam-diam memperhatikan Daisuke dari kejauhan. Watanabe Daisuke, pemuda dingin yang hobi memetik gitar di tempat sunyi.

Sekali lagi Keiko menghela napasnya perlahan. Lalu memejamkan matanya. Berusaha merelakan semua yang harus ditinggalkannya di kota ini. Hanya dalam waktu dua setengah jam, kereta super cepat Shinkansen yang tersohor ini akan membawa Keiko ke Kyoto, meninggalkan semua yang disayanginya di Tokyo.

 Hanya dalam waktu dua setengah jam, kereta super cepat Shinkansen yang tersohor ini akan membawa Keiko ke Kyoto, meninggalkan semua yang disayanginya di Tokyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kereta super cepat Shinkansen
**=========================**

Hai, teman-teman. Ada yang suka cerita Jepang? Ada yang pernah baca Sakura Wish? Itu adalah novel karyaku yang memakai nama pena Harumi Kawaii. Tetap ada unsur Arumi-nya kan? Cuma jadi terdengar seperti nama Jepang. Hehehe.

Oh iya, Januari 2018 akhirnya aku bisa traveling ke Kyoto dan Osaka, Jepang. Jadi, aku bisa makin mudah membayangkan setting cerita ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini ada video hari pertama aku di Kyoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini ada video hari pertama aku di Kyoto.

Ceritanya dijamin bikin baper, nyesek, merona, sedih, senang. Campur aduk deh segala perasaan.

Salam,

Arumi

Sakura WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang