3. Popcorn

1.5K 157 8
                                        

Bagi Kenichi, Keiko serupa popcorn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Kenichi, Keiko serupa popcorn. Ia mekar dan renyah. Kenichi menggeleng-geleng. Keterlaluan sekali, ia menyamakan Keiko dengan makanan. Tapi Kenichi memang suka popcorn. Sangat suka. Apalagi jika dimakan di dalam bioskop sambil menonton film action kesukaannya. Dia juga suka Keiko. Bukan berarti Kenichi menyukai Keiko sama seperti ia menyukai popcorn. Ia hanya mengumpamakan Keiko yang selalu ceria itu seperti popcorn yang renyah.

"Kamu mau kan, menemaniku menjelajahi Kyoto? Aku belum tahu seluk beluk kota ini," pinta Keiko pada Kenichi setelah jam pelajaran terakhir usai.

Kenichi tersenyum lebar mendengar tawaran Keiko. Itu memang harapannya.

"Tentu aku mau. Kamu pasti bakal suka Kyoto. Kota ini asyik sekali," katanya.

Mereka berdua sudah mulai berjalan meninggalkan halte tempat mereka janji bertemu hari ini.

"Kyoto sering disebut kota kuno, hanya karena banyak peninggalan sejarah yang masih dipertahankan. Padahal, justru itu keunikan Kyoto. Yang ingin tahu aslinya budaya Jepang, cukup datang saja ke sini," kata Kenichi, memulai penjelasannya pada Keiko.

"Kamu seperti pemandu wisata," kata Keiko sambil tersenyum pada Kenichi.

"Yah, anggap saja aku memang pemandu wisata dan kamu adalah turis lokal yang sedang berkunjung ke Kyoto," sahut Kenichi.

Ia mengedipkan sebelah mata, membuat Keiko tertawa lebar. Kenichi suka melihat tawa Keiko. Mengembang dan renyah, persis seperti ...

"Popcorn!" gumam Kenichi.

Keiko mengernyit. "Kamu bilang apa?"

"Oh, nggak. Aku cuma teringat sesuatu yang nggak penting. Boleh kulanjutkan penjelasanku?" sahut Kenichi.

Keiko mengangguk mantap.

"Ada empat sungai yang mengalir di kota ini. Sungai Kamogawa di bagian timur, Sungai Takanogawa di bagian tengah, Sungai Katsuragawa di bagian barat dan Sungai Ujigawa di bagian selatan. Kyoto berada di Lembah Yamashiro. Dikelilingi Gunung Higashiyama, Gunung Kitayama dan Gunung Nishiyama." Kenichi melanjutkan penjelasannya.

"Wow, pengetahuanmu tentang kota ini detail banget." Keiko sambil berdecak kagum.

Alis Kenichi terangkat, tak menyangka Keiko akan berkomentar seperti itu.

"Nilai pelajaran geografimu pasti bagus," lanjut Keiko.

Kenichi tertegun. Nilai pelajaran geografinya memang selalu bagus. Tapi ia lemah di pelajaran matematika, fisika dan kimia. Ketiga mata pelajaran itu sering membuatnya putus asa. Satu lagi, bahasa Inggris! Kenichi juga tak suka pelajaran itu. Kecuali saat Keiko masuk pertama kali ke kelasnya dan fasih sekali berbahasa Inggris, ia tak pernah bisa menikmati pelajaran yang satu itu.

"Ah, kenapa tebakanmu bisa tepat? Aku memang paling suka geografi," sahut Kenichi.

"Terlihat dari wajahmu yang antusias saat menjelaskan kota ini. Kamu harus jadi ahli geografi, atau sekalian saja jadi ahli geofisika. Negara ini butuh banyak ahli geofisika untuk memantau keadaan gempa," kata Keiko sambil menepuk bahu Kenichi lembut.

Sakura WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang