PART 2

331 74 32
                                    

Gadis manis yang memakai baju gamis bewarna pink, dengan balutan hijab dengan warna yang senada, pagi ini ia tengah  menanam bunga mawar di halaman rumahnya. Walaupun rumahnya sudah dipenuhi oleh  berbagai macam bunga mawar, tapi ia tetap bersikukuh untuk menanamnya lagi dan lagi. Ia menanam bunga mawar miliknya itu dengan sangat teliti, tanpa ia sadari ada mata singa tengah menatapnya dari kejauhan.

"Mah, Salsa itu suka bunga mawar yah?" Alden memperhatikan Salsa di teras rumahnya sambil duduk dengan tangan yang menopang dagunya.

"Kayaknya sih iya. Emangnya kenapa?"

"Gak ada mah. Aku ingin sekali berteman sama dia. Tapi, apa dia mau temenan sama aku?"

"Ya pasti mau lah. Masak dia gak mau, Salsa itu gadis yang baik. Mama gak percaya kalo dia gak mau temenan sama kamu." Jelas Anisha

"Kalo aku ke tempat Salsa sekarang, gimana mah?" Alden menatap mamanya dengan mata yang berbinar.

"Apa salahnya di coba dulu." Anisha tersenyum sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Ok sip."

Alden dengan semangatnya berjalan menuju Salsa yang tengah asyik menanam bunga mawar miliknya itu. Setelah sampainya disana, Alden-pun berdiri di hadapan Salsa dengan senyum yang memamerkan deretan gigi rapinya. Namun, Salsa sama sekali tidak menghiraukan pria tampan  yang berdiri di hadapannya itu.

Alden yang memakai kaus oblong warna hitam dan di lapisi kemeja hitam serta levis yang senada, tengah berdiri di hadapan Salsa. Dipandang dari kejauhan, mereka tampak serasi. Warna pink dan hitam yang berdampingan, sungguh warna yang sangat cocok untuk pasangan muda di jaman now ini. Ditambah lagi dengan bunga mawar berwarna warni di sekeliling mereka sangat mendukung posisi mereka saat ini.

"Ekhem." Alden berdehem bertujuan untuk memberikan kode kepada Salsa, supaya gadis manis itu sadar ada pria tampan tengah berdiri di hadapannya.

"Astaughfirullah." Salsa sekilas menatap Alden dengan ekspresi terkejutnya. Lalu ia lari kalang kabut menuju ke dalam rumahnya meninggalkan Alden sendirian.╮(╯_╰)╭

"Eh eh eh, ada apa ini?" Rini keluar dari rumahnya melihat Salsa putrinya lari kalang kabut seperti dikejar singa.

"Salsanya kabur tante."

"Kok bisa dia kabur? Emangnya ada apa?" Rini berjalan mendekati Alden.

"Tadinya aku kesini, mau berteman sama Salsa tante. Tapi, pas dia ngeliat aku dia malah lari. Emangnya ada yang salah sama wajah aku ya tan?" Alden menangkup kedua pipinya dengan tangan.

"Gak ada kok, kamu masih tetep ganteng." Rini mencubit hidung Alden sekilas.

"Kalau aku ganteng, kok Salsa gak mau temenan sama aku?"

"Salsa itu orangnya pemalu. Jadi, kamu maklumi dia aja yah?"

"Oohh gitu tan." Alden mengangguk mengerti.

***

"Astaughfirullah, astaughfirullah, astaughfirullah." Salsa duduk di depan pintu kamarnya sambil  beristighfar.

"Kamu kenapa Salsa?" Rini menghampiri Salsa yang tengah duduk terkulai lemas di depan pintu kamarnya.

"Gak ada bu. Aku gak apa-apa." Salsa mencoba untuk mengontrol nafasnya.

Sulaman Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang