Gadis itu tengah memandangi dan sesekali memegang bunga mawar dihadapannya dengan lembut. Ia mendengus pasrah lalu menundukkan kepalanya perlahan. Terpisah dengan orang yang dicintai, mungkin di mata orang adalah hal yang sepele, dan menangisinya adalah suatu tindakan yang tidak berguna. Tapi, tidak bagi gadis itu. Ia menganggap suatu perpisahan adalah hal yang paling berat untuknya, dan menangisinya adalah suatu cara untuk mengurangi rasa sakit dan sesak di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian, muncullah wanita paruh baya dari balik pintu dengan membawa secangkir teh panas. Lalu ia duduk di teras rumah berdesain modern itu sambil menatap putrinya, yang menurutnya akhir2 ini agak sedikit berbeda.
"Salsa, sini sayang."
"Iya bu, ada apa? " Salsa beranjak dari duduknya lalu ia duduk disamping wanita paruh baya itu.
"Enggak apa-apa, ibu cuma mau cerita-cerita aja sama kamu. "
"Mau cerita apa bu? " Tanya Salsa
"Rasanya sepi yah, gak kayak dulu lagi. " Rini menatap Salsa penuh arti"Hmmm, iya bu. " Salsa menundukkan kepalanya secara perlahan.
"Terlebih setelah keluarga Alden pergi. " Ucap Rini yang membuat Salsa menatap Rini terkejut. Dan rini yang melihat ekspresi putrinya dapat mengambil kesimpulan..
"Ternyata benar, kamu suka sama Alden." Batin Rini
"I..iya bu, aku jadi rindu sama Bela. Kapan yah mereka kembali kesini lagi? "
"Mungkin tahun depan. " Jawab Rini
"Lama banget ya bu." Salsa mengusahakan untuk tetap tersenyum walau hatinya kini sangat sesak.
Hening sejenak, tidak ada lagi pembicaraan serius diantara mereka. Sampai Rini membuka pembicaraan.
"Itu bukannya teman-teman kamu sa? " Rini menunjuk ke arah sahabat-sahabat Salsa yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Oh iya bu."
"Yaudah ibu masuk dulu yah, ibu gak mau mengganggu pembicaraan anak muda." Rini beranjak dari duduknya lalu meninggalkan Salsa.
"Hehehe ibu bisa aja. " Salsa tertawa geli mendengar ucapan dari ibunya.
"Hai sal? " Sapa sahabat-sahabat Salsa serentak.
"Hai, silahkan duduk."
"Gimana kabarmu sal? Baik? " Tanya Olin
"Alhamdulillah baik. Kalian gimana kabarnya? " Tanya Salsa balik
"Kami selalu baik kabarnya sal, kamu tenang aja gak usah khawatir. " Ucap Tiara
"iya deh iya. "
Susana pun menjadi hening tiba-tiba. Olin, Tiara dan Nindi saling melirik satu sama lain sebelum Nindi menanyakan satu pertanyaan yang membuat Salsa kembali teringat kepada pria yang ia cintai.
"Alden gimana kabarnya sal?" Nindi dengan hati-hati bertanya kepada Salsa, dan Salsa menanggapinya dengan senyuman.
"Dia baik. " Jawab Salsa simple
"Iihh Alden itu ganteng banget ya, wajahnya jadi kebayang-bayang sama aku saking gantengnya tu anak. " Ucap Tiara yang bertujuan untuk mencairkan suasana.
"Eh eh eh inget status mu ti. Sudah gak jomblo lagi. " Ledek Olin
"Ntar di talaq Battar loh, tau rasa. " Ucap Nindi
"Ih kalian apaan sih. Jahat banget. " Tiara memanyunkan bibirnya.
"Kalau aku yah, suka ngeliat matanya Alden. Matanya unik, sayu gimana gitu. " Jelas Olin
"Eh aku jadi inget nih. Tadi malam, nenek aku cerita. Kalo orang yang matanya sayu itu bakal mati muda." Mendengar ucapan dari Nindi, entah kenapa Salsa mulai merasa takut. Ya, ia takut kalau ucapan Nindi itu benar. Ia tidak akan sanggup jika Alden pergi selamanya.
"Itu mitos, kalian jangan percaya sama yang begituan. Orang yang mata sayu, belum tentu mati muda. " Tiba-tiba Rini datang di tengah pembicaraan Salsa dan sahabat-sahabat nya.
"Ibu? Ibu denger pembicaraan kami? " Tanya Salsa
"Iya ibu denger, kalian jangan percaya yah sama yang begituan?"
"Baik tante." Jawab sahabat-sahabat Salsa serentak
***
"Apa!" Teriak Bima dan Farhan serentak.
"Iya, gue suka sama dia. Dia gadis yang sederhana, penampilannya pun juga sederhana, tapi herannya dia bisa membuat gue cinta sama dia." Jelas Alden
"Kenapa lo gak milih Tasya den? Dia cantik, bodynya seksi, putih licin lagi. " Ucap Farhan
"Gue gak suka sama cewe yang ngumbar-ngumbar auratnya." Jelas Alden
"Emangnya cewe yang lo suka gak ngumbar aurat apa? " Bima mengernyitkan dahinya.
"Enggak, dia sama sekali gak mengumbar auratnya. Dia wanita yang sholehah, dan siapapun laki-laki yang mendapatkannya suatu hari nanti, dia adalah laki-laki yang paling beruntung di dunia ini. " Penjelasan Alden panjang lebar
"Segitunya yah lo suka sama tuh cewe. " Ledek Farhan
"Wanita yang kayak dia, susah untuk dicari, bahkan udah langka. Makanya gue gak pernah menyesal untuk suka sama dia."
"Luar biasa lo den, siapapun tuh cewe. Pasti dia bukan cewe biasa, sampe-sampe lo klepek-klepek kayak gini nih. " Bima menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"Tapi kalian jangan bilang ini ke Tasya, Ok? " Alden menatap serius temannya itu.
"Tenang aja bro, masalah ini gak bakal kami kasih tau ke Tasya. Rahasia lo aman sama kami. "
"Thanks ya. " Alden memegang pundak temannya pelan.
"Sama-sama. "
"Btw, nama cewe yang lo suka itu siapa sih?" Tanya Bima penasaran
"Namanya Salsa. " Jawab Alden
"Hoohh, namanya cantik apalagi orangnya yah. " Goda Farhan
"Tasya punya saingan nih. " Ledek Bima
"Kalian apaan sih, hati gue itu udah sepenuhnya untuk Salsa. Dan gak akan pernah terbagi sampai gue mati. " Jelas Alden
"Lo ngomong apaan sih. Pake bilang mati-mati segala. Lo pengen cepat mati apa? " Farhan mulai tidak nyaman dengan ucapan Alden.
"Kalau Allah sudah berkehendak, gue gak bisa menolak. " Jelas Alden
Assalamualaikum readers Salsa dan Alden comeback nih. Ada yang kangen gak?
Maaf ya readers, author revisinya lama. Soalnya author sekarang lagi sibuk2nya nih mengurus keperluan masuk ke perguruan tinggi. Dan Alhamdulillah author diterima di PTN yang author sukai
Vommentnya jangan lupa ya readers, author tunggu loh. Sekian dari author
Wassallammuakaikum wr. wb
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulaman Takdir
SpiritualCinta? Seperti apa sih wujudnya? Sejak kecil aku sudah menaruh rasa penasaran akan cinta. Bahkan jika malaikat-pun jatuh cinta, maka dia akan menjadi manusia yang sempurna. Menurutku, cinta itu adalah karunia dari Allah swt. Dan aku, ingin sekali me...