Salsa menatap dirinya di cermin dan setelah itu ia mengulang kembali membaca tulisan yang tertera di memo sticks bewarna pink milik Alden. Tanpa sadar, Salsa tersenyum melihat satu persatu kata yang di tulis oleh Alden dengan tulus itu. Ya, Salsa merasakan Alden benar-benar tulus meminta maaf padanya.
Salsa menatap dirinya kembali di cermin dengan senyum yang masih setia berada di wajahnya.
"Apakah kamu bahagia Salsa?" Salsa bertanya pada dirinya sendiri.
"Ekhem." Rini berdiri di ambang pintu menyaksikan Salsa putrinya senyum-senyum sendiri melihat dirinya di cermin.
"Eh ibu. Ada apa bu?" Salsa segera menyembunyikan memo sticks bewarna pink itu di laci meja riasnya.
"Bunga mawar yang kamu tanam tadi pagi udah layu tuh."
"Apa! Iya bu, tadi aku lupa menyiramnya." Salsa beranjak dari duduknya dan segera menuju ke halaman rumahnya untuk menjenguk bunga mawarnya yang sekarat.
Sesampainya di halaman rumah, Salsa duduk menatap bunga mawarnya yang layu itu.
"Apa kamu masih bisa bertahan?" Salsa menatap bunga mawarnya dengan tangan mungil yang menopang dagunya.
"Daripada kamu liatin melulu, mending disiram. Kayak gini nih." Alden tiba-tiba datang dan menyiramkan air ke bunga mawar milik Salsa yang hampir mati itu.
"Kamu?" Salsa beranjak dari duduknya dan menunjuk Alden dengan jari telunjuknya.
"Iya, ini aku. Alden, tetangga kamu yang paling ganteng." Ucap Alden sambil menyugar rambutnya.
"Makasih sudah menyiram bunga mawarku." Salsa menundukkan padangannya.
"Hmm sama-sama. Tapi, kalau aku deket-deket sama kamu. Kamu gak bakal lari lagi kan?"
"Haha ya gak lah. Tadi itu aku cuma terkejut. Kamu nongol secara tiba-tiba kek hantu aja."
"Masak ada hantu seganteng aku?" Alden menaik turunkan alisnya.
"Ya ada dong."
"Siapa?"
"Pocong habis oplas."
"Kamu itu lucu yah?" Alden menatap Salsa lekat.
"Euumm, gak juga sih." Melihat Alden yang menatapnya lekat, Salsa hanya bisa menundukkan pandangannya dan berusaha untuk menetralisir rasa gugupnya.
"Jangan gugup, kalau kamu gugup kamu itu tambah imut tau gak?" Alden tersenyum melihat tingkah Salsa yang sangat pemalu itu.
"A..a..aku gak gugup kok." Elak Salsa
"Bohong." Alden tambah mendekati Salsa dan masih menatapnya lekat. Dan Salsa yang merasa risih, ia mundur saat Alden mendekatinya.
"Ka..kamu mau apa?" Salsa menatap Alden dengan tatapan cemas.
"Gak mau apa-apa. Hahahahaha, kamu kalau gugup kek gini lucu banget deh." Alden tertawa sambil memegang perutnya.
"Huufffttt." Salsa menghembuskan nafasnya perlahan dan memejamkan matanya.
"Maaf sudah buat kamu gugup." Alden menatap Salsa sekilas, lalu ia berlalu meninggalkan Salsa dengan rasa gugupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulaman Takdir
SpiritualCinta? Seperti apa sih wujudnya? Sejak kecil aku sudah menaruh rasa penasaran akan cinta. Bahkan jika malaikat-pun jatuh cinta, maka dia akan menjadi manusia yang sempurna. Menurutku, cinta itu adalah karunia dari Allah swt. Dan aku, ingin sekali me...