03.

31 1 0
                                    

"Apaansi lo Al, ngapain coba tiba tiba nyeret gue. Ke kantin lagi, gue kenyang." dumel Rama sambil berbalik arah melangkahkan kaki ingin kembali ke kelas, Namun belum sempat lelaki itu melangkahkan kakinya Alkara langsung sigap merangkul leher Rama yang lebih tinggi darinya, lebih tepatnya mencekik leher Rama sambil berjinjit dan mengajaknya ke warung bi Rika.

"Cepet ram lo mau beli apa gue traktir."

"Ya ga bi?" lanjutnya memasang senyum lebar dengan alis yang di naik turunkan. Rama yang melihat itu langsung mengetahui siapa yang bisa mengembalikan mood seorang Alkara Dara kembali.

"He'eh, A Rama cik atuh jajan di warung bibi mumpung di teraktir eta sama si eneng."

"Saya mau permen aja bi satu."
"Ko cuman permen si ram? Ah gaasik lo."

"Kan gue tadi bilang bege kalo gue kenyang, diamah bi emang suka telmi." Balasnya sambil menoyor pelan kepala Alkara.

"Yaudah atuh seribu aja neng harganya."

Alkara mengeluarkan uang Rp.10.000 dari kantongnya lalu di berikan kepada bi rika
"Sisa kembaliannya, Alkara mau jus mangga ya bi satu."
"Siap neng Al."

Alkara dan Rama duduk di bangku dekat lapangan.

"Ganteng banget ya Ram, Arkan tadi, gue salting mampus anjir."
"Yeh perkara Arkan mood lo balik seratus lima puluh persen, nantideh kalo lo badmood gue seret tuh si Arkan suruh ngajak ngobrol lo."

"Gue badmood gara gara lo sama abang gue ya, apa apaan bersekongkol, temen lo gue apa dia?!"
Tunjuk Alkara ke arah depan wajah Rama yang sekarang posisinya berdampingan.

Rama yang mendengar itu tertawa "Hahahaha oh jadi Alkara Dara iri?" goda Rama sambil menoel noel dagu Alkara.

Tanpa mereka sadari ada yang memandangi mereka dari seberang lapangan dengan hati yang panas.

📃📃📃

Teninut ninut ninut teninut..

Bel pulang akhirnya berbunyi, pelajaran sejarah yang sangat membosankan akhirnya selesai.

"Balik sama siapa Al?"

"Siapa lagi sama bestie baru lo lah." Alkara menjawab dengan nada ketus sambil membenarkan tali sepatunya yang terlepas.

"Yah padahal tadinya gue mau traktir lo ke cafe baru depan sekolah." mendengar kata traktir tentunya mata Alkara langsung berbinar binar menatap lelaki di depannya sekarang.

"Ayo cabut! bodo amat deh abang gue naik apaan diakan punya temen." Alkara langsung menarik tas yang berada di pundak Rama dengan semangat.

Saat perjalanan menuju parkiran tidak sengaja mereka bertemu dengan Alkafi,

"Oyy adikkk mau kemana lo? Gue balik sama siapa anjirrr?" Teriak Alkafi heboh,
"Gue mau di traktir sama Rama, males abisnya lo pelit nebeng mulu, traktir kaga." Balas Alkara tengil.

"Balik sana sama temen lo." Lanjut Alkara sambil melambaikan tangannya ke arah Alkafi dengan senyum yang lebar.

"Allah sabar banget gue punya adik kaya dia." Alkafi mendumel sendiri sambil mengusap usap dadanya melihat kelakuan Adiknya tersebut.

Tiba-tiba Arkan lewat menggunakan motor ninjanya di depan Alkafi

"Oyy Arkan stop." sudah hilang kewarasannya Alkafi lompat ke depan motor Arkan dengan tangan yang di buka lebar saat Arkan mulai menancap gas motor ninja nya.

"Apaann?" Arkan kaget, iapun meng-rem mendadak dan membuka kaca helmnya.

"Gue nebeng lo, ayo berangkat, babeh kan babeh biasa?" Tanpa persetujuan dari Arkan, Alkafi langsung naik ke jok belakang.

Arkan yang merasa di susahkan pun hanya membuang napasnya pasrah.

Arkan memang sepantaran dengan adik Alkafi. hubungan Arkan, Alkafi, dan Rama adalah teman satu tongkrongan, Babeh adalah tempat nongkrong anak-anak SMAN 8 mulai dari Kakak kelas, Adik kelas, bahkan banyak jugaalumni yang nongkrong di tempat tersebut, tetapi untuk Rama dia sangat jarang ke Babeh, saat pulang sekolah lelaki itu lebih sering menghabiskan waktu bersama Alkara, bolos sekolahpun dia tidak pernah, terkecuali jika Alkara tidak masuk sekolah.

🥰🥰🥰


DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang