4.Salah Lempar

180 19 28
                                    

Hal yang paling ku tunggu adalah melihat senyum mu disetiap hari, walaupun aku sadar itu bukan untukku.

~Fero~

"Gila, gila, gila banget. Untung aja gerbang utama masih kebuka, jadi gue nggak jadi telat deh." mulut Syifa berkoar-koar.
Sambil berbicara begitu Syifa membanting tas nya dan segera duduk disamping Layla.

"Nggak biasanya nih pak Mamar jam segini belum tutup gerbang?" Layla bertanya.

Pak Mamar adalah satpam terasyik kalau diajak bicara tapi beliau tetep profesional jika ada seorang yang melanggar aturan sekolah SMA Shatra.

"Mungkin aja pak Mamar lagi ada keperluan mendadak, jadi lupa tutup gerbang deh. Tapi lo beruntung banget Shif nggak dihukum sama pak Mamar," ujar Vania.

"Van jangan lupakan rencara yang kemarin ya dan harus lo mulai hari ini ok." Syifa mengingatkan Vania perihal rencana yang telah mereka rundingkan.

"Apa lo nggak kasian sama sahabat lo ini, Vania masih polos soal pdkt lho Shif dan masa Vania lo suruh nembak cowok duluan sih," cerocos Layla panjang lebar.

"Gue kan nggak bilang kalo Vania harus nembak Fero duluan. Paling nggak bikin Fero jatuh cinta kek, habis itu biar dia yang nembak Vania. Tugas Vania itu cuman usaha deketin tuh Es Balok Hidup doang, bukan yang lain. Dan semoga aja dia luluh sama Vania," jelas Syifa tak kalah panjang.

"Lagian ini gue lakuin biar Vania itu ngerasain indahnya jatuh cinta dan yang terakhir supaya dia nggak jomblo lagi." sambung Syifa karena ia tadi mengambil napas.

"Ok lah gue setuju setuju aja sama rencana ini, lagian ini juga untuk kebaikan Vania kan," sahut Natasya menyetujui ucapan Syifa.

"Ok terserah kalian deh gue ngikut aja," jawab Layla pasrah.

"Tapi guys masalah utamanya itu gue yang nggak tau siapa Fero itu," ucap Vania polos.Setelah Vania mengucapkan kalimat itu mereka bertiga berpandangn dengan waktu yang cukup lama sambil memasang muka cengo.

"What the f*ck, jadi dari kemarin hari waktu kita ngomongin Fero lo nggak tau dia itu siapa?" Natasya bertanya sampai ia kelewatan mengumpat. Sedangkan Vania hanya menjawab dengan anggukan pelan.

"Lo sih kelamaan semedi di kelas. Jadi ngak tau kan siapa itu Fero si Es Balok Hidup." marah Syifa dengan sangat membara.

"Terus gimana dong?" tanya Vania dengan muka yang sangat-sangat polos.

"Ya udah nanti aja kita kasih tau yang namanya Fero oke." Layla memutuskan dengan sangat mantap.

🍂🍂🍂

"Sekian anak-anak materi pada hari ini saya akhiri, kita lanjutkan besok hari ya." salam perpisahan dari bu Tata guru mata pelajaran IPA.

"Iya buu," jawab kompak seluruh penghuni kelas MIPA 1.

Setelah proses pembelajaran kelas selesai, Fero bangkit berdiri dari kursinya untuk menuju ke perpustakaan sekolah.

"Mau ke mana lo Fer?" tanya Faisal sedikit berteriak karena jarak ia dan Fero yang cukup jauh.

"Perpustakaan," jawab Fero singkat, padat dan jelas.

"Gue juga cabut ah," ucap Daniel pada Faisal.

"Ke perpustakaan juga?"

Daniel tertawa menyepelekan dirinya "Gue, ke perpustakaan juga? Nunggu taubat dulu kali," jawab Daniel sedikit dibumbui selera humor.

Sedangkan Faisal hanya menggelengkan kepalanya pelan karena ucapan Daniel barusan.

VANERO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang