🌼 Prolog 🌼

835 26 14
                                    

Perjodohan? banyak sekarang terjadi karna orangtuanya ada yang ingin menguatkan tali persaudaraan, menyabung Tali silaturrahmi dan yang paling celaka adalah anaknya dijodohkan karna Bisnis itu hati orangtuanya dimana sih? Anak kok dijadikan alat bisnis.

ingat orangtua boleh memilih tapi tak berhak menentukan.

Dan apalagi? Nikah muda? jadi Tren bukan bukannya melarang atau menyalahkan tapi biasanya Pikirannya belum dewasa padahal perkelahian, berbedaan pendapat itu wajar tapi kita yang menyikapinya yang tidak wajar bukannya saya meminta pacaran bukan! hanya saja kalau Nikah muda niatnya ikutin Tren mending gak usah deh! Jodoh nanti dateng kok.

Nikah muda nih sekarang Tren setahun beh itumah manis-manisnya pernikahan, dua tahun adalah sedikit Perbedaan, Tiga tahun punya anak, empat tahun baru lulus kuliah, lima tahun merasa bosan, enam tahun merasa gak cocok lagi, tujuh tahun ini puncaknya perkelahian karna orang ketiga akhirnya Cerai.

Perceraian memang diperbolehkan tapi dibenci Allah, jauh jauhlah dari yang dibenci Allah, kalau emang gak tahan lagi, mau pisah iya gak nyesel tapi itu anak jadi korban.

Ginideh kalau mau Nikah Muda juga! buat calon suami nih ya! Udah punya pekerjaan? udah siap jadi pemimpin? Udah Siap mengambil alih tanggung jawab! Rezeki kan Allah yang ngatur, Iya Allah yang ngatur tapi kalo gak berusaha ya gimana Rezeki mau dateng.

Buat calon Istri udah siap rawat anak? udah siap ngurus rumah? ngatur keuangan? Kalau belum Nanti ajalah! Bukannya ngelarang tapi gini kalau kamu masih Moody gimana mau bangun tengah malam buat ganti popok bayi! buat bangun pagi ngurusin suami!.

Saat Nikah muda bukan berarti cerita akan berakhir bahagia Justru cerita baru dimulai.

Banjarmasin, 4 April 2017

Tulis  seseorang diakun Blognya @pena_peduli dan mempublishnya.

***
Seorang perempuan sedang berlari kecil sambil tersenyum mengejar langkah riang anak laki-laki dengan celana Jens selutut dan baju kaos lengan pendek warna putih polos.

"Rasyid sini! jangan lari nanti jatuh,"Ucapnya memperingatkan anak laki-laki itu.

"Enggak Bunda, Lasyid enggak mau disisir Bunda! kata Om Falid nanti lambut lontok terus jadi botak,"Ucap Anak itu berhenti lalu berbalik kebelakang menatap Bundanya.

"Rasyid bukan Lasyid,"Ucapnya dan berhasil menangkap anak itu tepat diteras rumah minimalis berwarna biru.

"Tidddaaak Bundaaaaa!!!"Teriak Rasyid sambil berusaha lepas dari dekapan Bundanya yang menyisir Rambutnya.

"Nah sekarang kan udah rapi, ganteng, ingat Rasyid Rasulullah Manusia yang paling mulia selalu tampil rapi dan bersih,"Ucap perempuan itu dan menghadapkan wajah anaknya kaca depan rumah.

"Bunda aku ingin jadi seperti Rasulullah dan aku mau nambah hapalanku Bunda,"Ucap anak laki-laki itu walau kesusahan menyebut R dan memeluk Bundanya.

"Iya Rasiyd nanti kita tambah lagi hapalannya Ya! sekarang Bunda tanya hapalan Rasyid udah berapa Juz?"Tanyanya pada anak berusia Tiga tahun itu

"Satu Juz Bunda!"Jawab Rasyid tapi Ia mengangkat dua jarinya.

"Satu Rasyid gini!"Ucap Bundanya dan membetulkan jari Rasyid.

"Rasyid sayang Bunda!"Teriak Rasyid lantang dan memeluk leher Bunda yang sekarang sedang jongkok dihadapannya.

"Bunda juga saya Rasyid!"Jawab Bundanya dan membalas  pelukannya sambil  terseyum dan meneteskan air mata!.

"Bunda kapan Rasyid punya ayah?"Tanya Rasyid dan menundukkan pandangannya.

"Rasyid punya ayah kok sayang! Ayah Rasyid cuma pergi sebentar nanti pulang!"Jawab Bundanya dan menghapus air matanya.

"Bunda! Bunda jangan nangis kata Om Iky jangan buat Bunda nangis, cukup laki-laki itu saja yang buat Bunda Nangis,"Ucap Rasyid dan memeluk Bundanya.

"Pagi!!!"Ucap Seorang perempuan berbaju gamis biru muda itu dan merentangkan tangannya.

"Tan ya!"Panggil Rasyid sambil memeluk perempuan itu yang sudah berada dihadapannya.

"Rasyid Ponakan tante yang ganteng, pintar jangan buat Bundanya nangis ya! cukup Kakak Tante aja yang buat Bunda nangis,"Pinta Perempuan itu.

"Alya!"Tegur Bundanya Rasyid sambil mengelengkan kepala.

"Hehehe habisnya aku sebel Kak, sama Kak Ali kapan coba itu pikunnya ilang!"Ucap Alya perempuan yang baru datang tadi namanya Alya.

"Masuk Al,"Ajak Bunda Rasyid dan mereka bertiga masuk kedalam rumah.

Tanpa mereka sadari seseorang menatap mereka dengan pandangan nanar dibalik mobilnya.

"Sial kenapa aku bodoh banget, lebih milih Rani, daripada Dia,"Ucapnya Sambil memukul keras Stir mobilnya.

"kenapa kamu milih pisah dan tak mau menjelaskan yang sebenarnya! apa kamu mau aku hidup dalam kebohongan seperti ini Hah, Apa kamu mau aku mengalami penyesalan untuk kesekian kalianya,"Ucap Dia dan meremas rambutnya kuat.

"Akhh aku akan kembali, akan datang dan buktiin bahwa aku masih pantas jadi suamimu, dan ayah dari anak kita,"Lalu dia menjalankan mobil berlalu dari kompleks perumahan itu.

Dia tidak habis pikir kenapa semua orang membiarkan dia hidup dalam kebohongan, bukan, bukan salah keluarganya tapi karna penolakan yang dilakukan terhadap anak dan istrinyalah yang membuat Orang-orang tak peduli lagi padanya.

Jembatan Menuju SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang