**********************************************
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
*********************************************Hari ini Fathimah sudah duduk menikmati segelas kopi hitam disalah satu Cafe disudut kota Banjarmasin, padahal waktu baru menunjukkan Jam 09:14 WITA Pagi.
Matanya terus memandang keluar dengan pikiran yang berkelana kemana mana, sebelumnya pagi pagi sekali dia sudah pergi dari Rumah mengendari motor maticnya, membelah jalan raya yang lenggang, memang jarang kemacetan terjadi, didaerah kalimantan.
Lagi lagi dia menghela nafas panjang, dan melihat kepergelangan tanggannya untuk melihat jam, sepertinya Ia harus kembali menelpon jika seperti ini.
Drrrttt Drrrttt
Di panggilan kedua baru terlpon terjawab.
"Dimana?" Suaranya terdengar lemah, tapi tersirat kemarahan.
"Eh iya, Aku masih dirumah. Maaf, bukan aku lupa tapi..." ucapnya penuh rasa penyesalan
"Iya sudahlah cepat kemari, Atau aku akan pulang."
"Iya tunggu aku 15 menit lagi akan kesana, Jangan pergi dah Ho---"
Fathimah mematikan Telponnya sepihak sebelum mendapat balasan jelas dari orang disebrang Telpon.
Iya Faham maksudnya 15 untuk bersiap lalu setelahnya baru akan menuju kesini, Hm dia faham ilmu mantiq.
Sepertinya terlalu lama jika dia hanya menunggu ditemani secangkir kopi yang sudah tandas ini, makanya dia menambah pesannya dengan, beberapa makanan yang lumayan lama menunggu sekitar 15 menit lebih.
20 menit sudah berlalu, tapi belum ada tanda tanda kemunculan orang yang ditunggu, bahkan makannya tadi sudah habis setengah dan sebotol air putih yang sudah tak berbekas, Sepertinya dia harus membawa uang lebih dan Kesabaran tingkat tinggi untuk menemui salah satu orang penting.
"Hehe... lama ya? Macet tadi," ucap laki laki yang muncul didepannya setelah sekian lama ia menunggu.
Apa tadi katanya? Macet? Jalan darimana menuju kemanakah yang membuat Ia terjebak macet? Heh, ini Negri Kalimantan yang lenggang bukan Jakarta yang padat penduduk.
"Airnya Macet maksudnya, hehe."Tanpa permisi laki-laki itu telah duduk disampingnya sambil sesekali menatap ponselnya.
"Calon pengantin jalan jalan sendiri Yakin? Berduan sama laki-laki lagi." Rizqan laki-laki yang lama dia tunggu kini telah berbicara tanpa intonasi, sambil menatap keluar.
"Heh, apa? Tak suka? Yasudah aku pulang." Fathimah berucap sambil memasukkan ponselnya kedalam tas pertanda dia tak main main dengan apa yang diucapkannya.
"Santai ja pang ding, jangan ngegas." Rizqan berucap dengan bahasa banjar menujukkan bahwa dia hanya bercanda.
Lalu Rizqan memanggil pelayan memesan Kopi Hitam Racikan dan roti maryam original tanpa melihat buku menu.
"Gak sibukkan?" Tanya Fathimah sambil menatap Rizqan, yang sibuk dengan Tasbih ditangannya.
"Meliburkan diri demi kamu."Rizqan Menjawab tanpa menoleh sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jembatan Menuju Syurga
SpiritualDilupakan? Akankah bisa? ini kisahnya Pernikahan yang awalnya baik baik saja berubah jadi derita? seorang anak yang terlahir tanpa Ayah? Bukan ini bukan MBA atau skandal semacamnya. Ini kisahnya yang terlalu sabar untuk menunggu, Terlalu Sabar un...