5. First Kiss

7.1K 361 18
                                    

“Deket-deket sama lo tuh selain bikin naik darah, ternyata bisa bikin gue gagal jantung sama diabetes juga. Fix komplikasi!”

----


Cuppp...

Alan mengecup bibir Bella singkat, lebih tepatnya hanya menempelkan bibirnya pada bibir Bella.

“Lima tahun kita pacaran, aku baru bisa cium kamu setelah kita putus!” Alan masih menangkup wajah Bella.

Bella masih termenung, namun dehaman Gita yang baru masuk ruangan membuat kesadarannya kembali dan langsung menepis kedua tangan Alan kasar.

“You jerk! Sialan!” Bella menggebrak meja dan langsung berlari ke toilet.

Gita yang melihat kejadian itu langsung mengejar Bella.

Dasar sialan! Bibir bekasan cabe ditempelin ke gue! Wlek!” Bella terus membasuh bibirnya di wastafel.

“Bel, serius tadi Alan cium lo? Demi apa?” Gita langsung menyerang Bella dengan pertanyaannya.

“Gita,” Bella berbalik memeluk Gita dan menangis.

“Bel, cerita!” Gita menepuk punggung sahabatnya itu.

“Si Alan itu emang sialan! Masa gue dikasih bibir bekasan cabe?” Bella masih sesegukan.

“Gue gak ngerti,” tatapan Gita meminta penjelasan lebih.

“Lo tau kenapa gue putus sama Alan?”

Gita menggeleng.

“Karena gue liat dia lagi emut-emutan sama si Sandra di toilet,” Bella menatap kosong kedepan.

“Sandra? Cassandra? Yang selebgram itu?” Gita menggeleng tak percaya. “lo salah liat kali.”

“Depan mata gue langsung, Git. Kalo Alan gak nengok, gue juga gak bakal tau kali!”

“Gue pikir doi lo beda, eh sama aja ternyata kegoda juga sama si Sandra. Tapi emang ketahuan sih dari awal kalo si Sandra ngincer cowok lo,” ujar Gita.

“Ralat, MANTAN!” Bella menekan kata mantannya.

“Lo sih gak pernah ngasih, makanya doi lo main diluar!” Gita terkekeh.

“Najisun!”

“Tapi bisa aja si Sandra yang nyosor kan?” Gita menduga.

“Yakali, kalo Sandra yang nyosor, gak mungkin tuh cewek dipojokin. Iyakan? Gak masuk logika gue!” sanggah Bella.

“Lo udah minta penjelasan Alan?”

“Penjelasan apa? Khilaf? Cowok tuh kalo udah enak aja baru bilang khilaf!” Bella mendengus kesal. “Sekali khilaf, dimaafin. Nanti lama-lama keenakan dianya lah! Jadi gue udahin aja, gak ada toleransi!”

“Ululu, sabar sayangku!” Gita menepuk pundak Bella.

“Mata gue jadi tercemar gara-gara liat adegan emut-emutan, live didepan muka gue. Dan yang lagi emut-emutannya cowok gue sama cewek lain.” Bella menumpahkan segala kekesalan yang ia simpan sendiri selama dua bulan ini.

“Bahasa lo, emut-emutan,” Gita terkekeh lagi.

“Ya terus apa? Kalo gue bilang ciuman, nanti ada anak kecil yang baca kan gak enak!”

“Itu lo sebut! Yaelah!”

“Keceplosan! Lo sih!” Bella mengerucutkan bibirnya.

“Kok gue?” Gita menunjuk dirinya sendiri.

My Lovely StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang