Jangan lupa vote komen gaess😊
Met membaca🙏
🙈🙈🙈
Ewin Putri, siapa yang tak kenal dengan gadis berwajah bule ini, selain karena sikapnya yang ramah terhadap semuanya, pintar dan mudah berbaur, membuat gadis ini banyak di sukai, banyak juga Mahasiwa yang menaruh perhatian pada gadis ini, malah ada yang terang-terangan mengutarakan perasaanya pada gadis berambut pirang itu. Dan tak ayal banyak yang iri kepadanya, apalagi dia mendapatkan yang lebih plus-plus lagi yaitu Kakak ganteng seperti Erwin Putra.
How to lucky Ewin.
Sudah sepuluh menit yang lalu Ewin duduk sendirian di kantin kampusnya, hari ini ia ada kelas siang yang akan di mulai satu jam lagi tepat pukul sebelas. Sementara Erwin, Abangnya itu tidak masuk karena ada jadwal pemotretan, sudah sejak subuh tadi lelaki itu meninggalkan rumah.
Banyak orang yang iri pada profesi Erwin, karena lelaki itu menjadi model sekaligus Mahasiswa Arsitektur, ya namanya juga orang berbicara pasti bakalan enak, seru, terkenal, banyak duit, tapi di balik itu kita siap mental dan fisik, karena mempunyai dua kesibukan sekaligus itu bukan lah hal yang mudah. Ia tahu pasti Abangnya itu lelah, tak hanya fisik, juga pikiran. Karena dia seorang Mahasiswa yang pastinya mempunyai banyak tugas.
Ewin merasa bangga kepada Abangnya itu, meskipun Erwin sudah cukup lama terjun di dunia modeling, tapi lelaki itu tidak pernah mendapat skandal apapun kecuali bergonta-ganti pacar, Ewin masih memaklumi. Asalkan Abangnya itu jangan sampai mengenakan narkoba atau barang-barang terlarang lainnya.
Amit-amit dah!
Ngomong-ngomong soal Erwin, Abangnya yang sudah membuat matanya serasa di gurun Sahara alias panas, perih akibat colokan mautnya dua hari yang lalu. Esoknya Erwin langsung mengajaknya ke mall sebagai permintaan maaf, kali ini tidak ada drama dompet ketinggalan atau lain sebagainya, bahkan Erwin menyerahkan kartu ATM pribadinya yang mempunyai nol enam digit di belakang dan tiga angka di depan. Waw! Ewin sampai tidak menyangka Abangnya ini benar-benar banyak duit.
Pandangannya seketika menggelap saat merasakan matanya di tutup oleh sesuatu, membuat Ewin langsung tersentak kaget, ini siapa yang menutup matanya?
Semerbak wangi mint dan bau kayu-kayuan menyeruak pada indra penciumannya, wangi yang lumayan familiar. Ia berdiam sambil terus menerka siapa yang menutup matanya ini? Di rabanya tangan yang menutup kedua matanya ini, terus merayap menuju pergelangan tangan yang sangat kekar dan kokoh ini, bohlam langsung muncul di atas kepalanya saat ia merasakan si pemilik tangan ini memakai gelang lebih dari satu.
"Dinan," kata Ewin mantap. Dan perlahan tangan besar itu menjauh dari matanya, di tolehkan kepala ke belakang sekita senyum langsung terulas di bibirnya, saat tebakannya tepat sasaran.
Ewin tahu pasti siapa lagi yang dekat dengannya yang mempunyi wangi khas mint dan kayu-kayuan, selain Dinan? Tidak ada. Dan siapa lagi yang hobby memakai gelang yang ia kenal selain Dinan? Tidak ada juga. Jadi jawabannya tepat, apalagi parfume yang cukup familiar di hidungnya bagaimana pun ia sudah beberapa kali di antarakan pulang atau jalan dengan lelaki berwajah Asia ini, otomatis ia sudah sedikit banyak tahu tentang Dinan.
Dinan berdecak lalu membuat air muka di buat-buat kecewa, kemudian dia duduk tepat di depan Ewin. "Aturan tadi pura-pura nggak tau." Kata Dinan, membuat Ewin langsung mengulas senyum geli saat lelaki itu menekuk bibir bawahnya dengan lucu.
"Aturan kamu bilang, nghh siapa ya? Tio ya? Simin ya? Maskudi? Asnodo? Emm bukan ya? Yaudah deh pas pas! Gitu." Ucap Dinan dengan nutup kedua matanya sendiri dengan ekspresi lucu, lagi-lagi membuat Ewin tersenyum geli.
"Tapi akunya tau gimana?" Ewin menatap wajah Dinan yang sudah membuka matanya.
"Kan aku bilang pura-pura nggak tau," Dinan mencabik bibirnya. "Ulang lagi ya? Tapi kamu pura-pura nggak tau," Dinan menaik turunkan alisnya.
"Nggak mau!" Ewin menggeleng lucu, "lagian kamu ngapain di sini? Emang nggak ada kelas?"
"Yaudah deh," Dinan menaruh ranselnya di atas meja kantin, "kelas aku baru aja kelar. Kamu sendiri kemana aja? Aku tadi pagi nyariin kamu."
Blush!! Sontak mendengar ucapan Dinan yang mencarinya tadi pagi membuat pipinya langsung memanas, dadanya kembang kempis, perutnya seakan tergelitik oleh kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana.
Benarkan Dinan mencarinya? Ya Tuhan semalam ia mimpi apa? Di cariin sama cogan!
"Aku ada kelas siang, jadi berangkatnya agak siangan." Ucap Ewin dengan pipi yang masih merona.
Dinan mengangguk-angguk. "Udah sarapan?" Langsung mendapat gelengan dari Ewin, kali ini ia tidak bohong, ia memang tidak sempat sarapan tadi, apalagi Bunda tidak memasakan untuk sarapan hanya roti dan selai saja yang menjadi menu, sementara Ewin sedang tidak nafsu memakan kedua benda itu.
"Mau aku pesenin?" Tanya Dinan, langsung membuat Ewin mengerjap-ngerjapkan matanya kaget, di pesenin sarapan sama cogan nih ceritanya? "Mau apa?"
"Emm nasi uduk aja deh masih ada nggak ya?" Biasanya nasi uduk jam segini sudah habis, banyak di beli oleh anak-anak fakultas untuk sarapan kala ada kelas pagi.
"Nyoba aja siapa tau masih ada, minumnya apa?" Kata Dinan.
"Apa aja deh."
"Oke, wait a minutes darl." Dinan bangkit dari duduknya lalu beranjak untuk membelikan sarapan untuk Ewin.
Sementara gadis bule ini sendiri, menegang, terkejut mendengan setiap kata yang terucap dari bibir Dinan, lelaki itu mengatakan 'wait a minutes 'darl''
Darl?
Darlung?
Dardar?
Dardur?
Darmin?
Darsiman?
Darling?
Oh my god!
Her need oxigen!!!
🙈🙈🙈
Bonus pict Dinan eaak
KAMU SEDANG MEMBACA
KONYOL
Humor╰╰Update kalo ada ide😄╮╮ Bagaimana Rasanya menjadi seorang Adik dari Kakak yang aneh, konyol, nyeleneh, cool tapi dalam sikon yang sama bisa langsung jadi beringasan, namun ganteng juga perhatian. Gadis bernama Ewin Putri ini merasakannya, dia memp...