🙈🙈🙈
Di dalam sebuah mobil Range Rover berwarna hitam berisi Kakak Adik berambut pirang ini terlihat begitu sunyi, tenang, bahkan suara radio pun tidak ada.
Si adik terus menampilkan muka bete-nya sejak memasuki mobil ini, sementara si Kakak terus melirik berkali-kali ke arah Adiknya yang bete karenanya ini.
Bagaimana Ewin tidak bete, seenak jidatnya Erwin menarik dia keluar dari mall tanpa mau memberinya kesempatan untuk berbicara, selalu di sela dengan ucapan-ucapan konyol. Ewin bahkan sudah menumpahkan kekesalan-nya pada Abang kampretnya ini beberapa menit yang lalu.
"Maap sih Win, kan gua nggak tau kalau lo lagi nungguin orang." Ucap Erwin sambil melirik sekilas ke arah adiknya.
"Gimana bisa tau, kalau aku mau ngomong aja selalu di sela!" Sahut Ewin ketus, dia masih memikirkan Dinan di sana, pasti lelaki itu sedang ke bingungan mencarinya, sementara dirinya sedang di culik oleh model gila.
"Yaudah sih Win, kan Abang udah minta maaf, Allah aja maha pemaaf masa lo yang berlumuran dosa nggak mau maafin abang." Kata Erwin sok suci.
Ewin memutar bola matanya malas, "Lagian katanya Abang ada pemotretan kenapa nyasar di mall coba?"
"Nyari angin Win."
Nyari angin?
Ke mall?
Ini trend 2017 kah?
🙈🙈🙈
Double E --Erwin dan Ewin-- memasuki sebuah cafe yang lumayan ramai, di perjalanan tadi Erwin sempat menawarkan traktiran untuk Ewin sebagai permintaan maafnya, dan langsung di setujui oleh gadis itu.
Mereka berjalan menuju meja yang kosong, hampir semua pasang mata yang berada di cafe menaruh atensi kepada ke duanya, Erwin maupun Ewin sudah terbiasa mendapatkan pandangan seolah mengatakan 'Itu bule ya? Ngapain di sini? Ke sasar dia?' Sudah terbiasa jadi mereka kebal.
Bahkan kadang ada yang terang-terangan mengajak mereka berfoto dengan menggunakan bahasa Inggris, tapi mereka jawab dengan bahasa Indonesia yang sangat fasih karena memang mereka asli made in Indonesia hanya saja darah mereka campuran, dan itu sukses membuat yang meminta mereka foto bersama itu cengo.
Hanya selang beberapa detik mereka duduk langsung ada waiters yang menghampiri mereka, waiters itu juga sempat terkejut mendapatkan dua penampakan bule di hadapannya ini. Ewin memutar bola matanya jengah, sementara Erwin sedang menebar senyum ke arah waiters perempuan itu.
Mulai, batin Ewin.
"Excusme miss, sir, " Tanya waiters itu dengan bahasa Inggris, tuhkan baru saja tadi di bahas sudah kejadian lagi.
"Win mau pesen apa?" Tanya Erwin dengan bahasa Indonesia langsung membuat waiters itu cengo mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Choco lava sama milk shake aja."
"Choco lava 1, milk shake 1 sama latte 1 aja mbak." Waiters itu menulis pesanan yang Erwin ucapkan pada note kecil yang berada di tangannya.
"Oke saya ulangi ya mas choco lava 1, milk shake 1, sama latte-nya 1." Ucap waiterss langsung di beri anggukan oleh Erwin.
"Mohon di tunggu ya mas."
"Jangan lama-lama mbak, orang nunggu itu nggak enak."
Haduh!
🙈🙈🙈
"Win kok lo doyan banget makanin kue yang belum mateng kaya gitu." Celetuk Erwin saat Ewin mulai membelah choco lavanya dan adonan yang berada di dalamnya langsung meleleh.
"Aduh Abang choco lava emang kaya gini, katro banget." Sahut Ewin. Ampun dije! Abangnya ini tampang doang bule isinya ndeso.
"Ibarat kali telor setengah mateng kan banyak bakterinya tuh, nah itu makanan juga kayanya sama, sama-sama nggak mateng bener-bener. Udah Win mulai sekarang lo jangan makanin itu lagi, Abang nggak mau nanti lo tiba-tiba di vonis kena kanker, terus rambut lo pada rontok macem si keke di Surat Kecil Untuk Tuhan itu, terus lo innalillahi. Nggak mau Win! Abang belum siap." Cerocos Erwin begitu dramatis membuat Ewin harus menghela nafas dan mengumpulkan ke sabaran agar tidak langsung menjambak rambut pirang Kakaknya ini.
Hhh! Come on! Masa cuma gara-gara makan kebanyakan choco lava bakalan kena kanker, Ewin tidak tahu sudah level berapa ketidak warasan Kakaknya ini. Tapi beda hal-nya dengan telur setengah matang itu, Ewin tahu kalau itu mengandung banyak bakteri dan tidak baik.
"Abang berisik ah, udah itu cepet abisin latte-nya abis itu pulang, udah mau magrib ini." Ewin menyuapkan sendok terakhir choco lava-nya lalu menyedot milk shake miliknya sekali lagi.
"Beneran mau pulang?"
"Iya, mau cepet mandi, udah bau nih."
"Lagian sejak kapan lo wangi coba?" Celetuk Erwin langsung mendapat toyoran dari Adiknya itu.
"Eh itu tangan nggak sopan banget, mau di potong hm?" Erwin menatap Ewin dengan gemas.
Ewin memutar bola matanya malas, "Udah cepetan ah."
Erwin mengangkat tangannya, lalu tak berapa lama seorang waiters datang. "Ada yang bisa di bantu?"
"Minta bill." Kemudian waiterss itu mencatat harga apa yang mereka pesan lalu mentotal semuanya.
"Semuanya, 75 ribu."
Erwin mengangkat sedikit pantatnya untuk mengambil dompet yang dia simpan di saku belakang, wajahnya mendadak panik saat dia tidak merasakan ke hadiran dompetnya ini.
Ewin mengerutkan dahi menatap Kakaknya yang menunjukan raut wajah panik itu. "Bang kenapa?" Tanyanya penasaran.
"Dompet Abang kemana ya?"
Loh?
Ampun dije!
🙈🙈🙈

KAMU SEDANG MEMBACA
KONYOL
Humor╰╰Update kalo ada ide😄╮╮ Bagaimana Rasanya menjadi seorang Adik dari Kakak yang aneh, konyol, nyeleneh, cool tapi dalam sikon yang sama bisa langsung jadi beringasan, namun ganteng juga perhatian. Gadis bernama Ewin Putri ini merasakannya, dia memp...