The War is Begin (III)

4K 310 71
                                    

Sret!

Gesekan tempat duduk dengan lantai terdengar direstoran itu. God berdiri dengan mengepalkan tangannya. Membuat Khalan yang tidak menyadari kehadirannya berbalik menatap pria tinggi itu.

"Kenapa kekasihku harus membalas pesanmu brengsek" desis God tepat ditelinga Khalan, Bass dan pria ini berkirim pesan?!! Apa-apaan?! Ini alasan Bass berbohong?!

Sementara Khalan cukup terkejut dengan kehadiran Moon Universitas tahun lalu itu, namun dengan cepat mengubah ekspresinya dengan raut ketidak pedulian.

"Ahh ada kau rupanya. Maaf aku tidak melihatmu, dimataku hanya ada Bass saja"

Perkataan itu membuat amarah God memuncak, pria tampan itu menarik kerah Khalan.

"Bajingan!"

"P-Phi!" seru Bass ketika melihat kekasihnya mulai kehilangan kendali, dengan cepat ia berjalan ke sebelah God, menarik lengan kekasihnya agar melepaskan cengkramannya pada Khalan.

Demi Tuhan! Mereka masih ditempat umum! Semua pengunjung restoran mengalihkan pandangannya kearah mereka. Penasaran dengan keributan yang dibuat oleh 3 laki-laki itu.

"P'God tenanglah.. Bass mohon.." ujar Bass memelas, ia akan sangat malu jika ke dua pria ini memutuskan untuk bertengkar.

Nafas God memberat, ia tau ini membuat Bass ketakutan, tapi ia tidak terima dengan ucapan pria sialan ini. Itu benar-benar menunjukkan ketertarikaannya pada Bass.

Khalan melihat prihatin wajah ketakutan junior manisnya. Tutor Bass itu melepas paksa jeratan tangan God di kerahnya. Menatap tajam God "Ck, kau dan tempramen mu itu" katanya sambil memperbaiki bajunya yang kusut karena perbuatan God.

"Aku hanya menyapa juniorku saja, apa yang salah?" tanya Khalan dengan nada polos.

"Kau!" kata God, ia sudah benar-benar ingin meninju wajah tidak tau diri itu saat ini juga. Namun Bass menahan lengannya, anak manis itu menggeleng pelan, bermaksud agar Khalan menyudahi perkataanya.

"Baiklah Baiklah" ujar Khalan, mengerti dengan gerakan dan tatapan memohon Bass. "Aku pergi. Sampai jumpa besok Nong" lanjutnya, menatap Bass dan pergi tanpa melihat God yang masih dilingkupi amarah.

.

.

.

.

Bass melirik takut God yang berjalan didepannya. Aura kekasihnya itu sungguh kelam, wajah tampannya sangat menyeramkan. Bass benar-benar tidak berani untuk memulai percakapan.

Setelah Khalan pergi, God menariknya keluar. Meninggalkan makanan yang masih tersisa banyak dan uang yang Bass tau melebihi pesanan mereka. Kekasihnya itu membukakan pintu mobil untuknya, mengendari dengan kecepatan lumayan tinggi. God juga tidak mengucapkan sepatah katapun, hanya genggaman tangannya pada stir mobil yang terus menguat. Seolah itu adalah limpahan kekesalan yang bersarang pada dadanya.

Dan disinilah mereka sekarang, Bass yang mengekor dibelakang God untuk menaiki tangga menuju kamar. Pria tampan itu sama sekali tidak melihat Bass, biasanya God akan menggandeng tanggannya hinga mereka sampai dikamar Bass, dan God akan turun kekamarnya. Namun God tidak melakukannya kali ini.

Kini mereka sudah berada di lantai 3, Bass melihat God yang tidak berpaling dan tetap melanjutkan langkahnya menuju kamarnya sendiri. Anak imut itu menghela nafas lelah, ia sadar dirinya lah yang salah disini. Berbohong adalah hal yang paling God benci. Mata Bass berkaca-kaca, ia ingin sekali memeluk God dan meminta maaf, menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi. Tapi Bass terlalu takut menghadapi kekasihnya sekarang.

My Innocent BassWhere stories live. Discover now