Jaejoong menatap takut sesosok lelaki tampan dengan jas mahalnya yang berdiri tepat di hadapannya. Tangannya ini menutup pintu rumahnya kembali namun pergerakannya langsung di tahan oleh namja itu.
"Kim Jaejoong."
Nafas Jaejoong tercekat saat namanya disebut.
"Tugasmu hanyalah melahirkan anak itu dan memberikannya kepadaku. Tidak lebih. Setelah anak itu lahir, kita berpisah."
Tegas, namja tampan bernama Yunho itu menatap Jaejoong dengan tajam. Wajahnya tertunduk dan menatap perutnya yang sedikit menonjol.
Jaejoong membelalakan matanya lebar setelah mendengar ucapan namja bermata musang itu. Mata kucingnya terasa panas dan berair, tangannya mencari sesuatu yang bisa ia remas. Kata-kata namja itu benar-benar menusuk sampai ke ulu hatinya. Sungguh mahkluk tidak berperasaan.
"Sekarang, mengangkanglah di hadapanku dan puaskan aku."
Lelaki cantik itu hanya diam. Matanya berair dan setetes air mata lolos dari pelupuk matanya. Sedetik kemudian, tangan kokoh milik Yunho menarik tubuh mungil Jaejoong yang membuatnya kini berada di atas tubuh Yunho.
"Akh!"
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Jaejoong."
Jaejoong benar-benar enggan untuk bicara. Bibirnya menahan isakan tangisnya mati-matian. Tubuh mungil itu malah beranjak dari atas tubuh Yunho namun namja tampan itu langsung saja menindihnya.
"Lakukan apa yang kuperintahkan jika kau tidak mau nyawamu melayang, Kim Jaejoong."
Suara penuh penekanan itu membuat Jaejoong membuang pandangannya ke samping.
"Tatap aku jika aku sedang bicara!"
Rahang Yunho mengeras dan tangannya mencengkram kuat kedua sisi wajah namja cantik itu.
"Hiks..."
"Cepat!"
Dengan tubuh yang bergetar, Jaejoong bangkit dan menyiapkan dirinya untuk melayani lelaki di hadapannya. Sungguh, seumur hidupnya, ia tidak akan pernah sudi untuk melayani nafsu lelaki yang bukanlah suaminya.
Namun apa yang dilakukannya kini? Yunho bukanlah siapa-siapanya. Namja tampan itu menghamilinya dengan sengaja agar keinginan orang tuanya untuk memiliki cucu terkabul. Tidak ada pernikahan, tidak ada restu dari pihak manapun, Yunho hanya memiliki hubungan sebatas ayah dari bayi yang dikandung Jaejoong saat ini.
"Hiks..."
Tangis itu semakin pilu saat tangannya dituntun untuk membuka celana Yunho yang terlihat menggembung. Perlahan-lahan ia menurunkan zipper celana itu dan sedikit memekik kaget saat melihat kejantanan milik Yunho sudah menegang sempurna.
"Masukan ke mulutmu." Ujar Yunho. Jaejoong hanya diam. Bagaimana mungkin ia mengoral kejantanan milik seseorang yang bukan siapa-siapanya?
Ingin rasanya Jaejoong berteriak. Hidup ini tidak adil. Ia hanya lah pelayanan di sebuah klub malam yang harus terjerat dalam perangkap berbahaya yang dibuat oleh Yunho. Kesenangannya, kebebasannya, keperjakaannya, telah direnggut paksa oleh namja bermata musang itu.
Ia hamil anak Yunho. Dan lelaki itu meminta agar ia melahirkan bayi itu ke dunia kemudian dirinya akan dibuang layaknya sampah yang tak berguna.
"Ah-mpph..." Jaejoong hampir tersedak saat Yunho memasukan paksa kejantanannya yang tidak bisa dibilang kecil.
Jijik. Jaejoong merasa jijik pada dirinya sendiri. Hatinya tercabik-cabik saat melakukan hal yang kotor ini. Tangannya ia remas kuat-kuat dan matanya tak henti mengeluarkan air mata pedih.
"Jangan hanya diam, Kim. Gunakan mulutmu."
Entah karena setan apa, Jaejoong mulai memaju-mundurkan mulutnya menghantarkan getaran listrik kepada kedua insan itu.
Yunho hampir saja meledak di dalam mulut Jaejoong namun ia dengan lekas melepaskan kejantanannya.
"Berbaliklah dan menungging."
Jaejoong menurut. Yunho sama sekali tidak mempedulikan air mata yang sudah membasahi seluruh wajah kasihan namja cantik itu. Yang ia lakukan adalah mengocok kejantannya sebentar dan tanpa mempersiapkan lubang sempit milik Jaejoong, langsung saja ia menerobos pertahanan namja cantik itu untuk kedua kalinya setelah malam saat ia merenggut keperjakaan namja itu.
"Ah!" Jaejoong mendongakkan kepalanya ke atas. Lubangnya seakan terbelah dua. Lelaki itu tidak melakukan pemanasan untuk melumaskan lubangnya. Belum lagi namja tampan itu sangat brutal yang membuat lubangnya perih.
"Ah..sakit..hiks..ah..ah.."
Yunho tidak peduli. Ia memegang pinggul Jaejoong dan menghentakan kejantannya lebih dalam.
"Pelan-pelan..hiks..mnh.."
Lama kelamaan rasa sakit itu hilang tergantikan desahan nikmat yang sangat Jaejoong benci untuk dikeluarkan.
"Jangan tahan suaramu, Jaejoong. Mendesahlah, jangan berbohong jika kau menikmati ini."
"Ah..ah..tidak..hiks.."
Mendengar bantahan Jaejoong, Yunho menjadi lebih semangat untuk mengerjai namja cantik itu. Ia menghentakan kejantannya lebih cepat dan dalam yang membuat Jaejoong mendesah tak karuan.
"Ahhh..ahh..Yunho! ti..tidak..ah.."
Suara kecipak kulit dua insan itu menimbulkan suara yang begitu sensual yang membakar gairah Yunho bahkan lebih dari sebelumnya. Setelah dua tiga tusukan terakhir, Yunho mencabut kejantanannya dan memasukkannya ke dalam mulut hangat Jaejoong.
Secara terpaksa, Jaejoong harus menelan cairan milik Yunho yang membuatnya mual.
Yunho membaringkan tubuhnya di sebelah Jaejoong dan menutup matanya.
"Tidurlah, besok pagi aku akan datang lagi."
Kemudian namja itu beranjak dari tidurnya dan berpakaian, lalu meninggalkan Jaejoong yang masih mengatur nafas.
Bagaimana bisa hidupnya berakhir seperti ini?
**
ya.... gue comeback dengan cerita yang 11/12 sama cerita sebelah. gue demen sih sama cerita mpreg :v plotnya dikit beda, tapi yah...udahlah baca aja nanti. makasih yang mau vote + comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass
Fanfiction"Tugasmu hanyalah melahirkan anak itu dan memberikannya kepadaku. Tidak lebih. Setelah anak itu lahir, kita berpisah." Di saat dirimu pergi, baru lah hati ini menyadari. YUNJAE. MPREG. NC 21.