Chapter 1

16.9K 1.1K 71
                                    

          

Jaejoong menatap heran saat matanya mendapati Yunho sedang duduk dengan santai di sofa rumahnya sepagi ini.

Baru saja Jaejoong hendak angkat suara, namja itu langsung menyela, "Kau tidak mengunci pintu depan." Ucapnya seakan mengetahui terlebih dahulu apa yang hendak Jaejoong katakan.

"Kemari." Perintahnya tegas. Entah setan apa yang merasuki Jaejoong, ia langsung menurut begitu saja mendekati Yunho yang sedang duduk santai.

"Siapkan sarapan untukku. Satu jam lagi aku akan ke kantor."

Namja cantik itu diam. Gila, memang siapa namja itu sehingga ia bisa menyuruh seenaknya?

"Dengar Kim Jaejoong, semenjak malam dimana aku mengagahimu, kau sudah menjadi milkku. Dan aku berhak melakukan apapun yang aku inginkan."

Ingin sekali Jaejoong menjambak rambut hitam pekat milik namja angkuh itu hingga rontok tak bersisa. Demi apa, sejak kapan dirinya telah menjadi milik namja bermarga Jung itu?

"Tunggu apalagi Jaejoong. Cepat lakukan."

"Aku tidak akan melakukannya."

Mata Yunho memicing tajam. "Kau bilang apa?" membetulkan posisi duduknya dan menatap Jaejoong dengan tatapan membunuh.

"Aku-aku tidak akan melakukannya!"

BRAK!

Tubuh mungil itu terhempas begitu saja di sebelah Yunho. Punggungnya agak sedikit nyeri karena bertabrakan dengan pinggiran sofa.

"Jangan membantah perkataanku jika kau tidak mau rumah ini hangus terbakar nanti. Kau mengerti?"

Jaejoong pura-pura tuli. "Lepaskan!"

"Kau jangan macam-macam Jaejoong, di dalam tubuhmu mengalir darah seorang Jung disana. Maka dari itu, aku juga berkuasa atas tubuhmu ini."

Mencengkram lengan Jaejoong dengan kuat, tidak membiarkan namja cantik itu lolos darinya.

"Jadi sekarang, turuti perintahku atau kau akan melihat keganasanku lebih dari ini."

**

Jaejoong meletakan piring berisi roti bakar, sosis, dan telur gulur di hadapan Yunho.

"Kau tidak menaruh racun kan?" tanya Yunho sarkastik.

"Ya, aku menaruh racun di roti bakarmu, jadi selamat menikmati kematianmu, Jung Yunho." Balas Jaejoong asal lalu melangkah pergi dari situ.

"Adakah yang menyuruhmu pergi dari sini, Jaejoong?"

"Ini rumahku, aku bebas melakukan apapun. Kau tidak usah mempedulikan aku, makanlah dan pergi."

"Kim Jaejoong."

"Apa?"

Yunho menajamkan tatapannya. "Kemari."

Jaejoong mengacak rambutnya frustasi, "Mengapa kau selalu mengatur hidupku, kau tahu aku lelah membawa perut besar ini dan aku sudah-"

"Kemari lah dan makan bersamaku."

Ucapannya terhenti begitu saja saat mendengar kata-kata Yunho barusan. Ada tatapan memohon yang Jaejoong bisa lihat terpancar dari mata Yunho. Tiba-tiba saja kakinya malah menuntunnya menuju meja makan dan malah duduk berhadapan dengan Yunho.

"Kau sangat cerewet."

Namja cantik itu tidak mempedulikan ucapan Yunho barusan. Ia sengaja menatap objek lain agar tak bertatapan dengan Yunho. Melihat hal itu Yunho malah terkekeh ringan.

HourglassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang