1.7; SHYTON

95 24 5
                                    

Aeris POV

Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku melirik jam di atas nakasku, masih jam 7.

Aku menggeliat, dan memeluk gulingku lagi.

Eh, tunggu!

Guling?





Berarti aku sekarang dikamar?














Bukannya kemarin aku..








"AAAARRGGGHHHHHHHHH!!!!!!" Teriakku kencang saat mengingat kembali kejadian dimalam hari.

"Kemarin gue bukannya dimobil Chan--yeol ya? Kenapa tiba-tiba gue dikamar?"

Mengingat pria itu, tiba-tiba aku medadak malu sendiri dengan ribuan pertanyaan dikepalaku.

Apa dia yang menggendongku kesini?


Gue tidur ngiler ga? Ngorok ga?


Pasti gue mangap deh pas tidur!











ANJIR DI DEPAN COGAN GUE TERHINA!








Gue ngaca coy, gue bukan ratu dongeng yang tidurnya cantik, sambil senyum.

HELL NO!

Aku berusaha berfikir positif, tapi imajinasi nakal itu kembali menghantuiku.

"GAKKK MUNGKINNN!!!"

"Yaishhh!! Kenapa harus teriak-teriak sih?!" Sehun muncul dari pintu kamarku dengan muka kesalnya.

Ah Sehun!

"Hun?"

"Apa?!"

Aku mendelik melihat kelakuannya yang sok-kesal seperti itu.

"Lo yang gendong gue kekamar semalem?" dia menggeleng.

O SHYT.

"Bukan lo?! Serius kek!" Dia tertawa kencang, SIALAN LO, OH SEHUN!

Untung sepupu.-.

"Lo mikir deh sekarang, yang nganter lo siapa? Gue bukan?" aku menggeleng.

"Berarti bukan gue kan yang gendong?" aku mengangguk.

"Berarti siapa yang gendong?" Sumpah, saat ini aku ingin mencolok matanya yang menatapku jahil!

"Setan kali!" Jawabku acak.

"Setan juga milih-milih, mana mau sama dugong ileran suka ngorok kayak lo!" Ujarnya sambil tertawa dan meninggalkan kamarku.

"NYEBELIN LO!" Teriakku gursar dengan kelakuannya.

Tapi bagaimana kalau benar Chanyeol yang membawaku kesini? MAU TARUH DIMANA MUKA GUE KALAU KETEMU SAMA DIA?!
















Dipantat ah biar ketutup!

***

Satu mata kuliah selesai! Tapi fokusku berkeliaran dengan yang dikatakan Sehun tadi pagi,

ARRGGGHHH!!

Aku memukul-mukul kepalaku kesal,

Ga mungkin kan Chanyeol gendong gue ke kamar?










Kasian dia gendong dugong kaya gue.-.

"Mau gue bantu mukulin kepala lo?" Ujar Sua disampingku yang sudah siap dengan tangannya.

One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang