Aeris POVMoodku sudah buruk semenjak digoda dikantin tadi. Bahkan Sua dan Eunbi hanya bisa terdiam karena sedari tadi aku menggerutu, dan menyahut sinis.
Kelasku hari ini sudah selesai, aku pergi mendahului Eunbi dan Sua walaupun mereka memanggil dan meneriaki namaku terus. Aku memutuskan untuk pulang sendiri hari ini. Pulang bersama Sehun yang ada membuat moodku semakin buruk.
Aku berjalan keluar menuju gerbang kampus, rencananya aku akan pulang menaiki bus. Sesampai di halte bus, bus yang aku pakai untuk pulang sudah berangkat beberapa menit yang lalu.
BENAR BENAR HARI SIAL!
Aku memutuskan berjalan kaki saja kerumah, walaupun pulang-pulang mungkin kakiku membengkak seperti kaki gajah. Setelah berjalan cukup panjang, aku merasakan rintik hujan terjatuh diatas kepalaku. Aku melihat langit menggelap. Aku merogoh tasku, mencari keberadaan payung, namun aku tidak memasukannya karena berpikiran tidak akan hujan hari ini.
MASA BODOH JIKA AKU HARUS HUJAN-HUJANAN!
Hujan menderas, bahkan rambutku sudah basah kuyup.
Aku merasakan tetes air hujan yang jatuh,
Mengalir kesekujur tubuhku,
Namun, tiba-tiba aku merasakan tetesan air hujan dikepalaku berhenti. Aku membuka mataku, dan melihat hujan masih turun dan makin menderas.
Aku mendongak, terdapat payung tepat diatas kepalaku. Sepertinya payung itu sengaja diarahkan padaku. Aku melihat tangan yang memegang payung itu, dan aku membalikan badanku.
Orang itu Park Chanyeol.
Dengan senyumnya walaupun aku masih bisa melihat raut khawatir dari wajahnya yang dihujami air hujan karena payungnya diarahkan kepadaku.
"YA! Lo kehujanan gini caranya!" ujarku sambil mendorong tangannya untuk berhenti memayungiku. Tapi tangannya tetap kokoh tidak mau mundur.
"Lihat! kamu sendiri udah basah kuyup kayak gini! Dari tadi aku cari kamu dikampus, kamu ga ada. Aku tanya Eunbi sama Sua katanya kamu udah pulang." Ujarnya sedikit berteriak karena hujan semakin menderas.
"Aku yakin kamu belum jauh, jadwal bus sore ini udah berangkat dan kamu telat. Aku ga kepikiran kamu bakal jalan kaki kayak gini,"
Chanyeol melangkah mendekat, menepis jarak yang ada.
"Kamu bikin aku khawatir." Matanya yang gelap itu menatapku dalam dan lekat. Bahkan seakan-akan aku akan menghilang jika ia memalingkan matanya sedikit saja.
Speechless.
Bahkan aku hanya bisa mematung tanpa bisa memalingkan mataku dari tatapannya. Bibirku mendadak kelu, otaku beku harus bertindak seperti apa.
"Sekarang aku gak mau tahu, kamu ikut aku pulang." Ujarnya sambil menarik tanganku menuju mobilnya.
Ia membukakan pintunya untukku dan menyuruhku masuk kedalam. Aku hanya menurut saja, karena otakku tidak memerintah untuk memberontak.
Ia menutup pintu untukku lalu mengitari mobilnya dan masuk kemobil juga. Ia mengambil jaketya yang ada dikursi belakang, dan memakaikannya padaku bahkan mengancingkannya.
"Jangan ngeberontak," ujarnya mendekatkan badannya sambil mengancingkan seluruh kacing yang ada dijaketnya saat aku bergerak hendak melepas.
Setelah jaket terkancing semua, aku pikir dia akan kembali keposisinya. Ternyata tidak. Chanyeol meletakan tangannya di pintu, membuat posisi kami semakin mendekat. Dari posisi ini, aku bisa merasakan tetesan air jatuh dari rambut basahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
Fanfiction"Hanya kamu, spesies manusia langka yang bisa bikin aku jatuh cinta sedalam palung mariana, setinggi awan gulali, sejauh dilempar ke pluto, sebesar pantat gajah, dan selebar telinga kamu" ©kiyungie