Bagian 3

4K 210 1
                                    

Sakura menghentikan langkah nya di bawah pohon maple. Dia menahan isak tangis nya di sana.

" Jahat. Jahat. " Sakura memukul pohon tak berdosa itu.

Sret.
Seseorang menarik nya ke dalam sebuah pelukan hangat.

" Maaf. " Sakura kenal betul suara siapa ini.

" Maaf. " ucap nya lagi. Dia meletakkan dagu nya di pucuk kepala gadis itu. Sesekali menghirup aroma shampoo yg menguar dari rambut gadis itu.

" Kau jahat. " ucap Sakura sesenggukan.

" Aku memang jahat. "

" Aku membenci mu, Kakashi - senpai. "

" Kau berhak membenci ku. "

Sakura membalas pelukan pemuda itu.

" Ini pertama kalinya dia memeluk ku. Hangat sekali. Kapan terakhir kalinya aku mendapat pelukan sehangat ini? Mungkin sebelum kedua orang tua ku meninggal. Kak Sasuke juga sering memeluk ku, tapi tak sehangat ini. " kata Sakura dalam hati. Dia semakin mempererat pelukan nya.

" Sudah cukup berpelukannya. Tidak enak dilihat orang. " Kakashi mendorong Sakura pelan namun tak berhasil.

" Tetap seperti ini. " ucap Sakura lirih. Dia membenamkan kepala di dada bidang Kakashi.

" Kau tidak malu berpelukan dg ku? " Sakura menggeleng, malahan dia semakin mempererat pelukan nya.

" Sakura. Aku. Sulit bernafas. " ucap Kakashi terbata.

" Maaf. " Sakura reflek melepaskan nya.

" Kau ini. Apa kau ingin membunuh ku? " tanya Kakashi, menyentil hidung mungil Sakura.

Gadis itu menggeleng dg cepat.

Mereka terdiam. Saling menyelami bola mata lawan bicara nya.

Sakura tampak terhipnotis oleh satu bola mata onyx tersebut. Bola mata yg gelap sekelam malam. Perlahan dia memejamkan mata nya. Entah ada dorongan dari mana, Kakashi memajukan wajah nya dan mengecup bibir kecil itu tanpa melepaskan masker nya.

Sekali.

Dua kali.

Tiga kali.

Ke empat kalinya Kakashi menempelkan bibir nya lebih lama dan sedikit menekan nya.

Sakura membuka mata nya setelah Kakashi menyudahi kegiatan nya.

Mereka kembali saling pandang. Wajah Sakura memerah sempurna seperti tomat. Dia menerjang Kakashi dan menyembunyikan wajah nya di dada pemuda itu. Kakashi mendengus menahan tawa nya.

" Apa kita akan menikah? " tanya Sakura pelan.

" Aku tidak ingin kau menyesal. " Kakashi mengusap helaian surai merah muda itu.

" Ini adalah keputusan ku. " Sakura melepaskan pelukan nya dan menatap Kakashi.

" Kenapa kau ngotot sekali? "

" Aku sudah bersumpah. "

" Jadi kita menikah hanya karena sumpah mu itu? " pertanyaan Kakashi membuat Sakura diam.

" Lupakan sumpah mu itu. "

" Tidak bisa begitu. "

" Aku menolak. "

" Aku mohon. Aku tidak ingin mendapat karma atau semacam nya. "

" Itu tidak akan pernah terjadi. "

" Aku mohon. Please. Kita kan hanya menikah. Apa susah nya? "

" Tentu saja susah. Menikah itu hal yg sakral. Jangan menganggap sebuah pernikahan itu seperti mainan. Aku harus menafkahi mu lahir dan batin. Tanggung jawab seorang suami itu sangat besar. Belum lagi nanti jika kita sudah memiliki anak. Aku harus bekerja keras untuk menghidupi kalian. Aku tidak ingin anak dan istri ku terlantar dan hidup menderita. "

Like a fairy tale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang