|05|

1.5K 256 2
                                    

Bintangnya boleh? Ekhehe~

※ Pathway ※

...

Yoongi turun dari mobil lamborghini veneno hitam mahalnya.

Kini sepasang kaki berbalut pentopel itu melangkah santai ke arah sebuah caffe yang tak terlalu ramai oleh pengunjung.

Tanpa Yoongi sadari, rupanya seseorang juga tengah membuka pintu kemudi mobilnya, lalu sosok itu diam-diam mulai mengikuti pemuda Min yang kini berjalan 10 meter dihadapannya itu.

Yoongi berjalan menghampiri seorang pemuda yang duduk dengan dua gelas kopi dipojok caffe.

Sosok itu ikut mendudukkan diri saat Yoongi juga mulai mendudukan dirinya. Wajahnya ia tutupi dengan buku menu supaya tak ketahuan oleh pemuda Min dihadapannya. Jika Ia sedang mengguntit.

Mata itu tak lepas mengintai dua pemuda yang sama-sama terdiam dibangku pojok sana. Hingga 30 menit pun berlalu namun masih tak ada pergerakan yang mereka tunjukan.

"Heol. Apa yang sebenernya mereka lakukan?" Rutuknya.

Sosok itu menguap lebar, merasa bosan.

Hey! Ini sudah 30 menit Ia lalui dengan sabar namun tak ada reaksi apapun yang dua orang yang menjadi objeknya itu lakukan.

Suran, Tentu saja Ia kesal. Tapi, untuk apa ia mengikuti Min Yoongi? Sebenarnya Suran mengikuti pemuda berkulit pucat itu tak lain ingin berterima kasih karna Min Yoongi sudah mau memasamgkan ban mobilnya kemarin malam saat ban mobilnya tiba-tiba kempes.

Suran masih ingat wajah serius Yoongi, terlihat serius namun tampan membuat dada Suran berdesir. Ya. Suran juga tak menyangka jika ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada pemuda berkulit pucat.

Suran menatap kembali dua pria tampan disana. Masih tak ada kemajuan mereka masih diam. Kini matanya mengamati sosok pria tamapn yang berada dihadapan Yoongi.

"Bukankah itu Jeon Jungkook?" Gumam Suran.

Ah, benar itu Jeon Jungkook. Kenapa ia baru sadar. Tentu saja Suran tau Jungkook. Ia adalah klien perusahaan Appanya selain itu Jungkook juga seorang pembisnis muda yang terkenal ditambah dengan wajah bak titisan dewanya membuat setiap tak bisa menolak pesona laki-laki itu namun Jungkook berhati dingin tak memilki peraaaan rasa empati sedikitpun yang membuat kita berpikir dua untuk mendekatinya.

Ada urusan apa Min Yoongi dengan Jeon Jungkook? Entahlah Suran tak tahu yang jelas ia harus mengamti Yoongi jangan sampai pemuda itu lepas dari pemgawasaanya lagi.

4

5 menit sejak Yoongi datang kemari. Yoongi Maupun Jungkook Keduanya lebih memilih sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai salah satu dari mereka bosan dan lebih memilih untuk menyudahi pertemuan tak bermutu ini.

"Well.. Sepertinya tidak ada yang perlu di bicarakan."

Yoongi baru saja akan melangkahkan kakinya, sebelum sebuah suara mengintruksinya untuk duduk kembali.

"Tunggu Hyung" Tahan Jungkook membuat pemuda Min kembali duduk ditempat nya.

"Baiklah. Jadi ada apa kau menyuruh ku kemari Jeon?" tanya Yoongi langsung.

Yoongi cukup sabar tadi, namun menginggat tumpukan berkas diruang kantornya menumpuk belum terselesaikan di tambahkan dengan ini yang membuang waktu Yoongi dengan cuma-cuma. Cukup membuat Yoongi menggeram kesal.

"Lepaskan Jimin padaku." Ujar Jungkook. Nada bicaranya tajam dan memaksa.

Yoongi menyunggingkan senyum mengejeknya. Apa si brengsek itu katakan? Melepaskan Jimin. Mimpi saja kau Jeon.

"Cih. Kau pikir aku akan membiarkan Jimin jatuh pada orang sepertimu. begitu?"

"Tentu saja. Karna pada akhirnya Jimin akan jadi milikku."

"Setelah apa telah kau lakukan pada keluarganya? Jangan bermimpi."

"Ahaha.. Tapi setidaknya aku pernah membuat Jiminmendesahkan namaku diatas ranjang karna kenikmatan yang kuberikan Min. Jadi menyerahlah!"

"Brengsek. Keparat kau Jeon."

Bugh.

Satu tinjuan Yoongi layangkan pada dagu runcing Jungkook. Yoongi emosi sekarang.

Bukannya membalas Jungkook hanya terkekeh. Menggabaikan tatapan terkejut para pengunjung yang menatap mereka.

Cuih.

Jungkook meludahkan air liurnya, air liur bercampur darah itu kini menempel diatas lantai caffe.

"Kuberi tau kau keparat! Sekali lagi kau menyentuh milikku, maka bersiaplah untuk kehancuranmu."

Yoongi menarik kerah Jungkook menghempaskannya dengan kasar.
Lalu pergi berjalan kuar caffe.

"Kita lihat saja! Siapa yang akan mempersiapkan kehancurannya lebih dulu. Kau atau aku?"

Jungkook berjalan mengikuti jejak Yoongi keluar dari cafe. Seolah-olah tidak ada yang terjadi apa-apa disini.

Blank.

Itulah isi pemikiran Suran sekarang.Ia masih terlalu shock dengan pertengkaran yang baru saja terjadi antara Yoongi dan Jungkook. Heol, tadi mereka masih berdiam diri sebelum Suran memainkan handphonemya karna kebosanan lalu ketika ia mendongkak ia mendapati dua laki-laki sedang saling adu tinju.

Tiba-tiba handphone Suran bergetar. Tertera nama 'Appa' dilayar handphonenya, Suran mengeser tombol hijau dan beranjak pergi dari caffe.

Hari ini Suran putuskan untuk membiarkan Yoongi pergi karna besok ia akan kembali lagi ke caffe pemuda pucat itu.

TBC

PATHWAY →Kookmin! [Gs]←Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang