Bagian 6. Evil World-2

39 1 0
                                    

 
  "Ssstt....kita sudah setengah jalan...hiruplah nafas sesukamu...kamu sudah bisa bernafas sekarang"  seru perempuan penyelamat itu.

Arsenio pun menarik nafas dalam-dalam setelah nafas tersengal-sengal begitu berat, udara adalah hal yang paling dia rindukan saat itu. Satu-satunya yang dia rasakan adalah lega.

Senyap, Arsenio mengamati sekitar dingin di lapisan kulitnya semakin menusuk dengan segala energi yang dia keluarkan sejak berlarian dari kejaran tidak setetespun keringat keluar, meski dengan jubah tebal yang dia kenakan sejak dia masuk ke dunia yang diyakini sebagai mimpi ini tetap tidak mengurangi dinginnya.
Sayup-sayup terdengar suara memilikuan, Arsenio pasang pendengarannya dengan seksama, suara desiran yang seolah-olah memanggil namanya dengan sangat menyedihkan
" Arsenioo....Arseniooo......."  Arsenio menitikkan airmata, ada sakit yang dia rasakan di hatinya, sambil memegangi dadanya kakinya melangkah hendak memasuki hutan itu lagi.

"Hai kau mau kemana?" Perempuan itu menyadarkan Arsenio.

"Suara-suara apa ini?kenapa begitu  memilukan....??" Arsen menutup telinganya, mendengar jeritan-jeritan memilukan dari dalam hutan

"tidak adakah tempat yang lebih baik?" Keluh Arsenio.

"Ini sudah tempat terbaik untuk bersembunyi..itu hanya suara dari hutan kutukan yang kita lewati, suara-suara itu bisa menjebakmu untuk selamanya berada di dalam hutan"

"Ah iya...ada tempat terbaik disini..ayo.." Lanjut perempuan itu.

Kemudian perempuan penyelamat itu menarik lengan Arsenio menjauh dari hutan yang menakutkan menuju ujung tebing, menuruni beberapa susunan bebatuan hingga sampai ketempat yang lebih landai.

"Abaikan hutan tadi,kau lihat cahaya yang sangat cantik di ujung lembah itu?" Perempuan penyelamat itu menunjuk pada satu hamparan cahaya yang sangat cantik nan jauh diujung tebing.

"Light Valley, aku sangat suka berada disini melihat cahaya itu" lanjutnya.

Keduanya duduk diantara rerumputan menatap cahaya emas berpadu violet yang berkemilauan di ujung lembah yang hijau bernama Light Valley itu, dari semua kegelapan tempat itu, Light Valley adalah satu-satunya tempat bercahaya disini, cahaya yang sangat cantik.

"Cahaya indah yang berpendar di Light Valley berasal dari dunia manusia....sayang sekali kisahnya tidak seindah apa yang kita lihat"

"Dunia manusia?apa maksudnya?" Tanya Arsenio

"Dari buku yang aku baca di perpustakaan kerajaan,  dulu ada evilian yang menghianati kami, dia membuat lorong yang menembus ke dunia manusia, dan evilian jahat itu bekerjasama dengan manusia untuk menguasai dunia kami. Manusia sangat serakah dan keji, setiap evilian yang masuk ke dunia mereka tidak pernah berhasil kembali, karena itu Ratu Mortha memerintahkan penyerangan ke dunia manusia,  pasukan evil berhasil memperdaya manusia dan menangkap lalu mengurung mereka di hutan kutukan, pintu light valley kemudian tersegel dan tertutup untuk selamanya..., tapi lihatlah hari ini aku bersama manusia disini...bisa jadi kamu adalah tawanan yang terlepas atau portal itu kembali terbuka..." 
Perempuan itu bercerita cukup panjang.

Semua cerita itu terasa tidak masuk akal bagi Arsenio, jika memang benar maka secerdas apa makhluk yang bisa membuat portal menuju dimensi yang berbeda, kerjasama apa antara manusia dengan makhluk ini?. Tapi jika benar...jika memang benar bagaimana?

"Jadi, teriakan-teriakan di hutan tadi adalah suara manusia?kalian mengurung manusia disini?" Seru Arsenio mencoba mengingat suara pilu yang didengar dari hutan kutukan.

"Iya, itu suara jiwa tawanan...tapi kenapa kamu bisa mendengar?" jawab perempuan itu.

"Dan kamu juga ingin mengurungku di hutan tadi?" Tanya Arsenio

"Tadinya aku ingin begitu, tapi sekarang ragukan dirimu sendiri...jika kamu memang benar-benar manusia, hutan itu akan menelanmu..sejak awal, tapi ternyata hutan itu tidak menelanmu, jadi jawab saja...kamu makhluk apa?" Perempuan itu melirik Arsenio dengan tajam, matanya penuh dengan ancaman. 

"Aku memang manusia, dan manusia tidak sekeji dan se jahat itu..tau apa kamu tentang manusia.." rutuk Arsenio. 

"Tentu saja tau, aku sudah membaca banyak tentang manusia, mereka tidak lebih hanya makhluk perusak, mereka merusak alam, mengganggu kehidupan makhluk lain, mereka saling menyakiti satu sama lain. Manusia  hanya suka kehancuran..." perempuan itu menjawab dengan ber api-api.

"Membaca buku tentang manusia?kenapa terdengar lucu sekali rasanya" sahut Arsenio, percakapan itu semakin panjang dengan perdebatan.

Semua cerita terdengar seperti  fiktif bagi Arsenio, namun cerita fiktif yang begitu menyebalkan baginya, Arsenio menarik nafas panjang mencoba mengendalikan diri, matanya menyapu pandangan ; antara takjub dan takut karena mimpinya semakin aneh namun terasa nyata.

"Aku masih belum mengerti dengan semua yang terjadi...kenapa aku bermimpi ada di tempat ini, kenapa aku dikejar-kejar? apa hubungannya semua ini denganku?" lanjut Arsenio.

"Tentu saja ada hubungan nya, kamu masuk ke dunia kami...aku saat itu sedang berada di evil tower dan melihatmu tiba-tiba muncul diatas atap dead town dengan penuh cahaya,  bersamaan dengan dunia kami yang berguncang begitu hebatnya....semua evillian panik dan sangat kacau, itu adalah kejadian terdahsyat di dunia kami, tidak lama pasukan penjaga di kerahkan untuk mencari tau kekuatan apa yang masuk ke dunia kami....tapi aku melihatmu begitu lemah dan tidak berdaya, kamu bahkan tidak lebih kuat dibanding kucing peliharaan kami..karena itu aku kasihan dan membantumu.."

"Ini cuma mimpiku....ayolah...aku juga ingin secepatnya bangun.." Arsenio berdiri, menengadahkan wajahnya ke langit gelap berbalut warna violet temaram, nafasnya begitu berat mencoba menelaah setiap kejadian demi kejadian yang benar-benar diluar nalar dan logikanya.

Perempuan itu terlihat geram kemudian berdiri tepat disamping Arsenio, menengadahkan wajah ke langit seolah ada sesuatu yang menarik untuk mereka saksikan diatas sana

"Mimpi atau bukan yang pasti kamu harus segera pergi, sebelum keadaan di sini semakin memburuk, jika tidak...aku takut akan ada malapetaka besar yang melibatkan evillian dan para manusia"

"Jangan menakut-nakuti.....tidak akan terjadi apa-apa begitu aku bangun tidur nanti" jawab Arsen meski dengan setengah keraguan apakah dia akan bisa secepatnya bangun dari tidurnya, sudah berapa lama dia tertidur

"Bagus kalau seperti itu, ini ambillah sebagai pengingat agar kamu tidak kembali kesini lagi, dan sebaiknya kamu segera pergi.." sahut perempuan itu, sambil memberikan liontin berbentuk sayap miliknya.

Tiba-tiba tubuh Arsenio bercahaya dan menjadi transparan secara perlahan, Arsenio dan perempuan itu sangat terkejut dan takut dalam waktu yang bersamaan.

"Menakjubkan, ini luar biasa....apa yang terjadi denganmu?kau menghilang....tapi baguslah lebih baik jika kamu tidak pernah kembali kesini" bisik perempuan itu.

"Makhluk mimpi...aku belum bertanya siapa nama.....mu??.."

***

Kriiiiingg kriiinggg kriiiinggg,
Arsenio membuka kelopak matanya terbangun oleh dering jam waker, mengamati sekeliling dilihatnya langit-langit berwarna putih yang tidak asing, kemeja bercorak kotak yang tergantung di dinding, jendela kaca dengan korden yang tidak tertutup,  iya tepat sekali ternyata dia sedang berbaring di dalam kamarnya, ruang yang sangat dikenal nya ___benar itu tadi cuma mimpi, tapi berapa lamu aku tertidur?__  Arsenio merasa lemas lunglai capek disekujur tubuhnya, perlahan dia beranjak bangun dan meneguk air minum di meja. 

The Evil In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang