CHAPTER 1

177 21 16
                                    

Hari Selasa

Pukul 06.40 WIB

Pagi ini langit begitu cerah dan matahari bersinar terang tanpa ragunya. Sepertinya langit sedang menyemangati Aira sekaligus hatinya. Menunggu bis yang tak kunjung datang sejak 10 menit yang lalu seorang diri ditambah lagi melihat satu kendaraan sepeda motor yang ditumpaki oleh seorang siswa dan siswi pelajar SMA yang sedang mengobrol dan saling bertukar senyum satu sama lain. Nyesek. Hanya satu kata, tapi sangat berefek sekali bagi suasana hati Aira. Seandainya masih Aira yang berada disana bersama pria itu. Berbincang membahas topik apapun, saling bertukar senyum, menikmati khas wangi parfum yang selalu ia kenakan sambil memeluk dirinya dari belakang. Hufft. Tapi itu seandainya.

Aira ingin melupakan semua kenangan itu. Menepis jauh-jauh momen manis itu. Tapi sulit. Sangat sulit. Karena Aira memang tidak ingin menghapus kenangan dan momen manis itu dari otak dan hatinya. Mungkin bukan tidak ingin, tapi belum ingin. Mungkin.

Ketika sedang asyik mendinginkan hati yang sedang panas karena kejadian tadi, tiba tiba sebuah mobil berhenti tepat didepan Aira.

"Ra, bareng gue aja. Sini masuk" Ajak Andin.

"Oke" Setelah mengiyakan ajakan Andin, Aira pun masuk kedalam mobil. Dan didalam mobil itu pun ada Nadine pula, kakak dari Andin.

"Naik bis sekarang, Ra? Gak dijemput Eggy lagi?" Tanya Nadine setelah Aira masuk kedalam mobil dan duduk dikursi belakang.

"Eggy sama Aira kan udah putus teh, makanya udah gak dianter jemput lagi" Jawab Andin.

"Putus? Kok bisa Ra?"

"Bisalah teh, buktinya sekarang mereka udah end" Jawab Andin lagi.

"Yang ditanya siapa yang jawab siapa. Yaudahlah yak teh gausah dibahas lagi, belum move on aku tu" Nadine pun akhirnya hanya tertawa mendengar jawaban Aira tadi.

Disepanjang perjalanan hanya diisi oleh obrolan-obrolan santai mereka bertiga. Diselingi juga oleh lagu dari radio yang salah satunya memutar lagu Raisa-Mantan Terindah. Akhirnya, Andin dan Nadine pun karaokean bersama sambil menyanyikan lagu Raisa. Selain untuk mengusir rasa sepi dimobil, sekaligus menyindir Aira yang katanya belum move on dari mantannya. Aira tidak ikut menyanyi karena tidak sanggup. Bukan tidak sanggup menyanyi karena suara Aira yang tidak merdu, tetapi karena arti dari lagu tersebut yang semakin mengingatkannya pada Eggy, mantannya.

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di SMA Nusantara Jaya.

"Makasih teh atas tumpangannya" Ucap Aira sambil menampilkan sederet giginya.

"Hati-hati ya teh dijalan" Ucap Andin sambil menyalami tangan Nadine, Aira pun melakukan hal yang sama seperti Andin pada Nadine.

"Sama-sama. Jangan lupa, kasih bintang 5 ya, dek. hehe" Setelah berkata seperti itu, Nadine pun melajukan mobilnya menuju kantor tempat kerjanya.

**

Pukul 07.00 WIB

Aira dan Andin pun memasuki sekolah mereka dan menuju ke kelas mereka yang berada di lantai 2. Ketika hendak menuju ke kelas mereka, di parkiran khusus siswa terjadi kejadian yang sebenarnya tidak ingin Aira lihat.

"Gesy!"

"Kenapa, Gy?"

"Nanti pulangnya bareng gue lagi, ya?"

"Emangnya ga ngerepotin, Gy?"

"Ga kok. Yaudah pulang nanti gue jemput ke kelas lo. Dah sayang, eh maksudnya Gesy. Hehe"

"Apaan si, Gy. Yaudah ditunggu yaa nanti"

Lebay. Alay. Norak.

Sekiranya begitulah umpatan yang dilontarkan oleh Aira ketika melihat adegan yang menurutnya norak tadi.

"Panas ya? Mau gue kipasin ga? Atau mau gue beliin es abis itu tempelin ke hati lo biar ga panas lagi?" Ledek Andin.

"Berisik"

"Ra, udah 2 minggu. Masih belum move on juga? Dia aja udah mepet cewe lain, masa lo masih stuck disini aja?"

"Tiap hari ketemu, Din. Kalo liat mukanya liat senyumnya, pasti langsung keinget sama sikapnya yang manis dulu. Gimana mau move on coba?"

"Nah, manusia yang kaya begini nih yang harus diberantas. Lo itu harus sadar diri. Sekarang ini, lo itu siapanya dia? Bukan siapa siapanya kan?"

"Lo ngomong kaya gitu gampang. Coba sana..." tiba-tiba terdengar suara berat seseorang dari jarak 5 meter dari tempat kami berdiri. Tidak lain dan tidak bukan adalah suara dari Pak Trisna, Guru BK mereka.

"Hey, kalian! Bel masuk sudah berbunyi, kok masih disini? Gak masuk kelas? Mau bapak hukum?" dan kami pun lari menuju kelas kami dengan secepat kilat detik itu juga.

**

2 minggu yang lalu, Aira dan Eggy masih menjadi sepasang kekasih. Mereka ini sudah menjalin hubungan selama 1 tahun 3 bulan. Bisa dibilang hampir seluruh murid di SMA Nusantara Jaya ini tahu mereka. Karena mereka memang orang yang mudah bersosialisasi dan juga ramah. Ditambah Eggy adalah ketua tim basket dan Aira ketua karate.

Dulu, Eggy dan Aira selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Ke kantin pun kadang bersama, dengan Aira mengajak Andin, serta Eggy mengajak Pandji. Walaupun Aira dan Eggy mengajak Andin dan Pandji, tetapi ia tidak mengabaikan mereka. Mereka tetap mengobrol dan bercanda bersama.

Dulu, jika Eggy sedang ada jadwal latihan atau pertandingan basket, Aira selalu menemani. Begitupun sebaliknya. Jika Aira sedang ada jadwal latihan atau pertandingan karate, Eggy selalu mengantarnya dan menemani.

Mereka juga tidak pernah pacaran yang macam-macam disekolah. Pegangan tangan disekolah pun tidak pernah. Paling hanya berjalan berdampingan saja. Mereka tidak suka mengumbar kemesraan didepan umum apalagi disekolah. Malah mereka sering membuat kegaduhan jika Eggy sedang menjahili Aira lalu ia tidak terima dan membalasnya dengan mengejar Eggy. Bahkan, mengupload foto mereka berdua disosial media saja jarang. Hanya ada 1 foto mereka berdua diinstagram mereka masing-masing. Dan itu pun foto mereka jalan-jalan di Dufan waktu merayakan 1st anniversary.

Aira dan Eggy sama-sama bukan tipikal orang yang mudah cemburu. Bisa dibilang selama mereka berpacaran hampir tidak pernah bertengkar, apalagi untuk hal-hal kecil. Seperti misalnya tidak memberi kabar atau dekat dengan cowo atau cewe lain. Jika ada apa-apa, mereka lebih suka membahasnya secara terang-terangan dan terbuka.

Bahkan Aira sudah mengenal orang tua Eggy, apalagi Ibunya. Begitupun Eggy, sudah mengenal orang tua Aira. Eggy sering belajar bersama dirumah Aira karena Aira yang meminta. Dan Eggy pun sering mengajak Aira main kerumahnya karena ibunya yang meminta.

Orang-orang terdekat mereka sangat menyayangkan hubungan mereka yang kandas. Tetapi ya memang Eggy orangnya tidak mau berlarut-larut dalam kegalauannya. Jika hubungannya dengan Aira sudah berakhir, ya sudah. Bagi Eggy dan Aira, awalnya memang sulit. Tapi lama kelamaan Eggy sudah mulai menerima tetapi Aira sepertinya belum.

Namanya perasaan tidak bisa dibohongin. Walaupun sudah tidak ada hubungan diantara Aira dan Eggy, kalau Airanya masih sayang mah ya tetap sayang. Sayang kalau harus jauh dengan Eggy, sayang kalau harus relain Eggy yang bukan miliknya lagi, sayang juga kalau nantinya hubungan mereka tidak sedekat dulu walau hanya sekedar teman biasa. Susah ya cewe kalau sudah sayang. Haduh, sayaangg...

**


Masih amatiran.

More Than You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang