CHAPTER 4

95 15 1
                                    

Masih Rabu

Pukul 19.21

Saat ini, Aira sedang berbaring dikasur kesayangannya untuk merehatkan tubuh, otak serta hatinya. Ia masih memikirkan kejadian siang tadi. Aira masih belum sepenuhnya percaya. Tetapi dari sikap yang Eggy tunjukan pada Aira siang tadi sudah menjelaskan semuanya.

Aira galau. Bingung harus berbuat apa. Ia ingin bercerita tentang hal ini pada Andin, tetapi kuota internetnya sudah menipis. Aira juga tidak suka suasana seperti ini, Arfan sedang sibuk didalam kamarnya dan mamahnya sedang sibuk dibutiknya. Ya maklum sih, mamah itu single parents. Ayah sudah tiada sejak 3 tahun lalu.

Aira tidak suka sendirian. Aira tidak suka kesepian. Tetapi ia juga sedang tidak mood untuk menonton televisi ataupun mendengarkan kebisingan, seperti musik dari handphone nya.

Akhirnya, ia berusaha memejamkan matanya dan mengembalikan pikirannya yang entah sedang berlarian kemana. Siapa tahu dengan tertidur ia bisa melupakan semua yang tengah mengganggu pikirannya dan mengusir rasa sepi yang sedang menghinggapinya.

Ting!!   Terdengar suara dari handphonenya yang menandakan ada pesan chat masuk. Aira mengambil handphonenya yang terletak dimeja belajar, lalu melihat siapa yang mengirimi pesan padanya.

RakaPramudya: Aira?
Read 20.15

Aira sempat terkejut ketika melihat yang mengirim pesan chat padanya adalah Raka. Pasalnya, Raka tumben sekali mengirim pesan duluan padanya. Kalau seperti ini, biasanya pasti ada hal yang ingin Raka tanyakan.

Sewaktu pacaran dengan Eggy dulu, Aira kerap beberapa kali mengirim pesan pada Raka untuk menanyakan tentang Eggy ketika Eggy tidak kunjung membalas pesannya karena handphone nya habis baterai. Aira seperti itu jika ia tidak ikut menemani Eggy latihan basket atau sedang bertanding basket.

Airanesya: Iyaa, kenapa Raka?
Read 20.19

RakaPramudya: Gue ganggu lo?
Read 20.22

Airanesya: Gak kok
Read 20.24

RakaPramudya: Lagi apa, Ra?
Read 20.28

Airanesya: Lagi santai aja
Read 20.29

RakaPramudya: Oh yaudah
Read 20.31

Airanesya: Iyaa
Read 20.33

Lagi-lagi pesannya hanya dibaca saja oleh Raka. Aira masih bingung dengan Raka yang tiba-tiba mengirim pesan chat padanya, mana Raka hanya menanyakan Aira sedang apa. Terlihat sekali basa-basinya, bukan?

Raka itu orangnya cuek, tidak akan mau bicara jika tidak ditanya, dan juga tidak mudah untuk akrab dengan orang lain. Sekiranya begitulah yang pernah Eggy ceritakan pada Aira.

Tuh kan, Eggy lagi Eggy lagi. Batin Aira.

Sementara itu di lain tempat, Raka mengumpat pada dirinya sendiri yang sudah bertindak bodoh hanya bisa menyandarkan tubuhnya disofa ruang tamunya. Apa yang barusan terjadi? Kenapa ia bisa mengirim pesan chat pada Aira?

Sebenarnya, ada perasaaan khawatir ketika melihat Aira menangis siang tadi. Harusnya Raka tidak memusingkan hal itu. Harusnya. Tapi entah kenapa Raka ingin memastikan bahwa Aira baik-baik saja.

Tunggu, tunggu. Raka khawatir pada Aira? Raka peduli padanya? Sejak kapan? Kok bisa? Raka kenapa? Lalu, aku ini siapa? *nahloh?

Tidak ingin memusingkan hal itu, Aira pun kembali memejamkan matanya. Berharap kali ini ia benar benar terlelap dalam tidurnya.

Tok..tok..tok...

Argh. Baru saja memejamkan matanya, terdengar suara ketukan pintu dari luar pintu kamar Aira kemudian Arfan masuk dengan senyam senyum tidak jelas dan menaik turunkan alisnya. Aira sudah tahu apa maksudnya kalau abangnya seperti ini.

More Than You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang