Pelayan Shin hanya mengantarkan Baekhyun sampai di gerbang sekolah. Selanjutnya, Baekhyun berusaha melakukannya seorang diri. Baekhyun melangkah di koridor menuju kelasnya. Dia cukup kesulitan menjalani semua itu. Dia hanya dapat mengandalkan tongkat dan naluri yang ia miliki. Sekarang, ia bisa merasakan bahwa kelasnya masih cukup jauh. Dia pun masih berjalan dengan langkah tertatih-tatih. Lalu terdengar suara dari beberapa temannya yang sepertinya ditujukan untuknya.
.
.
.
."Kasihan dia ya, sekarang jadi buta"
"Mengapa pula dia harus masuk sekolah lagi. Dia kan tak bisa melihat. Bagaimana nanti dia bisa menulis?"
"Uke sombong itu akhirnya buta. Mungkin itu karma akibat perbuatannya sendiri"
"Rasakan akibatnya karena selalu meremehkan orang lain".
.
.
.
.Suara ribut tak jauh darinya itu berdengung di telinga Baekhyun. Suara teman-teman penghuni sekolah yang memang ditujukan untuk dirinya. Benar apa kata mereka. Baekhyun memang angkuh, sombong, dan entah apa lagi. Dia tiba-tiba menyesali semua perbuatannya dulu.
Perbuatan yang suka sekali meremehkan orang lain yang ia lakukan bersama teman se-geng nya, Luhan dan Kyungsoo. Sekarang dia tak dapat berbuat apa-apa. Kebutaan membuat hidupnya berubah 180°.
Tiba-tiba saja dia teringat akan dua sahabatnya itu. Dimana Luhan dan Kyungso? Baekhyun sama sekali tak bisa melihat sekelilingnya.
Di tepi lapangan basket, Sehun dan Luhan tengah menghabiskan waktu berdua. Sepertinya, mereka sedang mengumbar kemesraan tanpa disadari oleh Baekhyun sama sekali.
Sementara itu, Kyungsoo berdiri tak jauh di dekatnya. Ingin sekali namja berparas pinguin itu mendekati Baekhyun, berusaha menanyakan apa kabarnya sekarang. Tapi, ego yang besar membuatnya mengurungkan niatnya tersebut.
Dia terpaku pada langkah Baekhyun yang terseok-seok menuju kelasnya. Kyungsoo segera berlari ke kelasnya tanpa memperdulikan Baekhyun.
.
.
.
.
."Yakk..! Kalau jalan lihat-lihat, aku ini kakak kelas kamu," ujar seseorang yang tiba-tiba ditabrak oleh Baekhyun.
"Mianhamnida sunbae," refleks Baekhyun berucap
"Jangan-jangan kau buta betulan ya. Kau Byun Baekhyun rupanya, kasihan sekali," katanya lagi setelah mengetahui bahwa yang menabraknya adalah Baekhyun. Sosok yang terkenal arogan di sekolah ini. Dia pun berlalu dari hadapan Baekhyun.
Baekhyun terdiam. Benar-bebar seperti di skak mat dalam permainan catur. Tamatlah sudah riwayatnya. Untuk apa lagi dia hadir di sekolah ini. Sepertinya penghuni sekolah ini sudah tidak menginginkan kehadirannya lagi. Sungguh, Baekhyun sangat sedih menyadari hal ini.
Dengan langkah gontai, Baekhyun kembali melangkah. Namun, dia sedikit kebingungan. Dia tahu kelasnya bukan seperti apa yang ia kira. Dia tahu masih harus terus berjalan. Namun, sebuah tangan meraihnya dan menuntunnya ke arah tempat yang ia inginkan.
"Nuguya?"
Seru Baekhyun. Namun, ucapan itu malah di abaikan oleh namja itu. Dia terus membantu Baekhyun menuju kelasnya. Sementara tak jauh dari tempat itu, Kyungsoo menghela nafas lega. Karena, namja itu termyata mau membantu Baekhyun menuju kelasnya. Diam-diam dia merasa senang bukan main.
Namja itu membawa Baekhyun sampai di depan kelasnya. Untuk meyakinkannya, dia mendekatkan jemari Baekhyun ke pintu kelasnya.
"Siapa pun kamu, gomawo"
Ucap Baekhyun tulus. Walaupun dia tak bisa melihat siapa orang yang telah membantunya. Namun, Baekhyun yakin bahwa orang itu berbudi pekerti baik.
Baekhyun melanjutkan langkahnya. Ternyata, karena kesulitan dan tak tahu di bangku mana ia biasa duduk, beberapa teman sekelasnya mulai menghambur ke arahnya dan memberi bantuan padanya. Sekilas, Baekhyun merasa terharu. Ternyata, di balik teman-temannya yang membenci dirinya, ada juga yang begitu baik dan perhatian padanya.
Sungguh, kini perasaan Baekhyun mulai campur aduk. Namun, dia berjanji kali ini. Tak akan ada lagi Baekhyuh yang dulu. Dia bertekad untuk berubah.
To Be Continue
Jangan lupa voment nde^^
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [ChanBaek]
FanfictionYaoi Fanfiction Chanbaek Fanfiction Baekhyun merasa kehilangan Chanyeol disaat dia sudah menyia-nyiakan chanyeol.