Enam

1.3K 95 18
                                    

Waktu istirahat sekolah sudah tiba. Ketika baru keluar dari kelasnya, Kyungsoo melihat Baekhyun yang sedang berjalan dengan tongkatnya. Terbesit keinginan di hati Kyungsoo untuk mendekati Baekhyun, dia akan melakukan itu. Tak baik bila dia sampai melupakan Baekhyun. Seolah dulu mereka tak pernah berteman saja. Perlahan, Kyungsoo berjalan ke arahnya, sejenak ia pun berpikir. Apa sebenarnya yang akan dilakukan Baekhyun? Bukankah dengan kondisi yang dialami nya sekarang ini, ia sebaiknya di kelas saja. Sekilas, Kyungsoo mengingat Sehun. Dia mulai menemukan titik terang. Baekhyun pasti hendak menemui pacarnya.

"Baek"

Panggilnya pelan. Baekhyun menoleh mencari sumber suara. Terbayang lagi di benam Kyungsoo tentang peristiwa naas malam itu.

"Kyungsoo, kau kah itu?"

"Ne, Baek aku disini," ujarnya sambil melangkah semakin dekat ke arah Baekhyun. Kemudian diraihnya jemari lentik Baekhyun untuk meyakinkannya bahwa dia Kyungsoo, salah satu sahabatnya.

"Baek, mianhamnida," ucap Kyungsoo.

"Sudahlah, tak perlu membahas hal itu lagi. Kyung, bisakah kau mengantarkan ku pada Sehun?,"

"Buat apa?," tanya Kyungsoo.

"Aku ingin bicara padanya."

"Bukankah setelah tahu keadaanmu begini dia malah tak peduli padamu. Sudahlah Baek, lebih baik kau urungkan niatmu itu."

"Tidak, aku ingin menemuinya Kyung."

Baekhyun tatap keras kepala. Kyungsoo berpikir sebentar.

"Baiklah," ucapnya menyerah. Dia pun meraih tangan Baekhyun. Dibantunya Baekhyun berjalan di koridor untuk menemui sang kekasih. Kyungsoo memandang ke sekeliling ruangan sekolah. Ternyata, Sehun sedang berada di tepi lapangan basket. Rupanya namja itu sedang bersantai disana.

"Baek, kini kau sudah ada di dekatnya, sekarang, aku permisi dulu ya?"

Pamit Kyungsoo. Lalu, dia pun membiarkan  Baekhyun bersanding di dekat Sehun yang sepertinya tak peduli dengan kehadiran namja berparas cantik itu.

.
.
.
.

Setelah duduk di bangku tepi lapangan basket. Baekhyun mencoba meraih tangan Sehun untuk memastikan bahwa namja yang duduk di sampingnya benar dia.

"Sehun, benarkah ini Sehun?"

"Untuk apalagi kau menemui ku Baek." Kata-kata dingin meluncur dari bibir Sehun. Baekhyun hanya tersenyum getir.

"Hun, aku masih kekasihmu kan?"

"Tidak lagi Baek, aku sudah memutuskan tak ingin berhubungan lagi denganmu. Baek, sekarang tentu saja aku tak mau berpacaran dengan orang yang buta sepertimu. Kau tak usah lagi bermimpi dapat bersamaku lagi. Aku sudah memutuskan kita tak lagi bersama. Kita putus!"

"Sehun, benarkah apa yang kamu katakan?"

Bibir Baekhyun bergetar. Jiwanya terguncang. Hatinya lunglai.

"Ne, itulah yang harus ku katakan, dan kau harus bisa menerima semua ini. Baek, sebaiknya kau kembali ke kelas. Kau tak perlu menggangguku lagi," ucap Sehun, kemudian tanpa memperdulikan kehadiran Baekhyun, namja brengsek itu berlalu meninggalkan Baekhyun.

"Sehun, kenapa kau membuatku seperti ini? Sehun!"

Susah payah Baekhyun memanggil Sehun dengan suara meratap. Air matanya perlahan menetes. Terlalu sakit mendengar pernyataan yang terucap dari bibir namja yang selama ini ia sayangi. Sungguh, dia tak menyangka akan seperti ini jadinya. Sehun mencampakkannya begitu saja. Lantaran dia menjadi buta. Namun, sebetulnya dia juga tak bisa mengingkari semuanya. Bahwa, perhataan Sehun ada benarnya. Tak ada seorang pun yang mau bersanding dengan manusia buta sepertinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOPE [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang