Malam pertama

1.8K 90 4
                                    

       Setelah ku taruh dan ku rapikan barang-barangku, aku duduk di tempat tidur. Sepi terdengar tak ada suara dari siapapun.

Hanya samar-samar suara serangga yang terdengar dari luar rumah. Tak jarang pula terlintas suara burung malam yang terdengar melintasi rumah ini.

Audrey masih menata barang-barangnya yang terlihat berantakan di depan almari tua yang berdiri di sisi ruangan kami.

Almari itu terlihat menjulang tinggi dengan warna coklat gelap yang tampak agak usang tergerus waktu. Terlihat goresan-goresan halus di sisi-sisinya. Tampaknya almari tua itu adalah saksi bisu dari penghuni-penghuni kamar ini sebelumnya.

        Ruangan ini berlampu bohlam orange kecil yang menyinari ruangan dengan cahaya remang-remangnya.

        "Drey, kamu gak ngantuk?" Tanyaku pada Audrey yang masih menata barang-barangnya. "Tidur dulu aja lah" sahutnya.

        "Kamu gak pingin ke kamar mandi?" Tanyaku. "Sana pergi sendiri, mau pipis kok ngajak-ngajak" jawabnya lagi. "Ntar lah, nunggu kamu hehehe. . . ." Jawabku sambil merebahkan diri ke kasur yang terbuat dari kapas asli. Terasa agak keras namun masih terasa nyaman.

"Drey, udah malam lho drey, besok aja lanjutkan" kataku.

Audrey tak menyahut.

"Drey kamu ketiduran kah drey?" Tanyaku lagi.

Audrey tak menjawab. Suara-suara audrey yang menata barang-barangnya tadi pun tidak terdengar lagi.

"Dreyyy" panggilku ke audrey namun tak ada jawaban.

Aku mulai penasaran dan menengok ke arah audrey. Disana sudah tidak ada audrey. Barang-barangnya masih terlihat berserakan di depan almari yang terlihat terbuka sedikit.

"Drey" panggilku sembari menoleh ke kiri dan kanan mencari audrey. Terlihat pintu kamar yang tadinya tertutup kini telah terbuka dan membiarkan cahaya remang di kamarku merangsek maju menembus pekatnya lorong depan kamar yang entah kenapa tidak di beri lampu.

"Drey" panggilku lagi. Aku berbalik mengambil sesuatu yang bisa ku buat penerangan. Tapi tak kunjung ku temukan.

      Aku keluar dari kamar melewati lorong gelap itu. "Drey" panggilku kembali.

       "Mungkin dia ada di kamar mandi" fikirku. Aku menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah pelan dan tangan yang memegang pegangan tangga.

        Susana gelap disana, hanya beberapa cahaya yang terlintas dari beberapa kamar atau dari lampu luar rumah.

        Tepat di lorong menuju kamar mandi ku lihat sebuah bayangan samar-samar terlihat masuk ke sebuah ruangan.

     "Drey" panggilku kembali. Aku berjalan menuju kamar mandi itu. Tak ada satupun orang disana. Hanya kaca besar tempat mencuci muka dan beberapa sekat untuk mandi dan buang air yang terlihat terbuka tanda tak ada siapapun disana.

      Lalu kemana bayangan tadi pergi? Diriku semakin bertanya-tanya.

     Di lorong depan kamar mandi itu hanya ada dua ruangan. Kamar mandi ini dan gudang yang berada berdekatan.

"Apakah mungkin?" Fikirku tak karuan.

Aku dengan perlahan berjalan menuju pintu gudang itu.

Saat ku raih gagang pintunya.

Ku putar perlahan dan ku dorong dengan pelan-pelan.

Ceklek

Pintu ini terkunci.

"Plok" suara tangan memegang bahuku dari belakang.

"Aaaaaaaaaarrrgggghhgggg" teriakku keras.

"JANGAN SEKAKI-KALI BUKA PINTU GUDANG" kata sosok wanita tua yang tak salah adalah ibu pemilik rumah.

Aku terkaget setengah mati.

Beberapa saat kemudian Audrey datang dan menjemputku ke kamar.

"Kamu apa-apaan sih?" Tanya Audrey.

Aku tidak bisa berkata-kata.

Malam itu menjadi sebuah awal dari sesuatu yang akan terjadi selanjutnya. Ada apa dibalik pintu itu?

DEATH STORY (KISAH KEMATIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang