First

59 9 0
                                    

:: Author pov ::

6 july 2017

Pagi hari di liburan kenaikan kelas, beberapa bulan setelah kejadian itu. Seorang pemuda berambut kelabu bagai sebilah pedang platinum, dengan sekuntum rambut berwarna hitam di kanan rambutnya baru saja bangun dari tidurnya.

Pemuda yang tergolong tampan itu sekarang tengah duduk di kasur kamarnya termenung menatap selembar kertas usang yang ia pegang. Kertas itu kira kira sudah berusia 5 tahun lebih.

Dia menghela nafas putus asa.

"Maaf ayah. Tahun ini Lagi-lagi Aku tak bisa menjalan kan amanah yang telah kau berikan. Keturunannya saja.... tak bisa kutemukan. Dan perusahan itu sekarang di pimpin oleh orang lain. Maafkan aku yah" gumam nya sendiri.

ia meletakan lagi kertas itu di dalam laci meja kecil di samping ranjang nya. Ia keluar dari kamar nya yang cukup besar itu.

Berjalan ke arah dapur, membuat sebuah roti panggang di panggangan dan segelas cappuccino dengan mesin pembuat kopi otomatis nya.

Setelah dua hal yang tadi ia siapkan selesai, dua hal tersebut ia letakan di sebelah sebuah novel di atas sebuah meja kecil di ruang tengah apartemen nya. Ia duduk di sofa yang terletak di samping meja kecil itu dan kemudian meraih dan membaca novel bersampul hitam itu kemudian membacanya sambil menikmati hidangan yang ia buat.

"Sebenarnya kemana mereka ? Tugas ku tak kan selesai bila salah satu dari mereka tidak ada." Gumamnya seraya membaca novel itu.

Kemudian  ia melihat jam di atas meja di sebelah nya.

"Ah... iya dokumen ayah di kantor itu pasti sudah selesai" ucapnya sambil menutup dan meletakn novel itu kembali ke tempatnya.

Ia kemudian bersiap, bersiap, mengganti baju yang lebih rapih, membawa sebuah map yang berisi dokumen dokumen penting tentang keluarga, dan merapihkan penampilan.

Ia keluar dari apartment nya. Mengunci pintu apartment nya dan berjalan menuju area parkir. Dengan jaket yang sudah ia pakai, Ia berjalan kearah sebuah motor bermerk 'ninja' dengan warna hitam di sebuah parkiran. Kemudian ia menyalakan mesin pada motor itu, memakai helm dan mengendarai nya hingga ia sampai di sebuah gedung.

Sebuah papan nama besar bertuliskan "JGroup" di bagian atas gedung itu dengan kesan megah dan bermartabat. Pemuda itu turun dari motornya di depan lobby utama berjalan ke pintu seraya memberikan kunci motornya dengan sopan pada petugas valet yang sudah stand bye di depan gerbang.

Si Pemuda memasuki gedung itu. Saat ia masuk beberapa orang menyapa nya dan ia hanya mengangguk sebagai balasan dan lanjut berjalan. Sesampainya di meja information, seorang wanita dengan pin persegi panjang bertuliskan "receptionist" menghampiri nya.

"Ada yang bisa saya bantu ?" Sapa wanita itu sopan pada si pemuda.

"Saya kemari untuk mrngambil dokumen mendiang ayah saya. Mr. Agate Larimer, apa sudah selesai di proses ?" Ucap si pemuda.

Wanita itu kemudian mengotak atik sebuah komputer di depan nya.

"Dokumen tentang Mr.Agate Larimer sudah selesai di proses. Anda bisa mengambilnya di ruangan Nona Dania, di lantai dua, tepat di sebelah ruang direktur, tapi saat ini nona Dania sedang keluar anda bisa menunggu di dalam kantornya. Saya akan menginformasikan pada nona dian tentang kedatangan anda." Jawab wanita itu dengan sopan.

"Terima kasih" jawab pemuda itu singkat

Kemudian pemuda itu berjalan menuju ruang yang di maksud oleh si receptionist tadi. Hingga akhirnya ia sampai di depan dua buah daun pintu kaca yang dilapisi dengan kertas buram berwarna biru pastel dengan tulisan "Data Center".

Ia melangkah masuk ke ruangan itu. Di dalam ruangan itu ada sebuah sofa berwarna ungu tua dan sebuah 'office cair' di depannya, serta sebuah meja kayu berwarna biru tua sebagai pembatas nya. Pemuda itu segera duduk di sofa ungu yang memang di sediakan untuk tamu itu sambil menunggu kedatangan si pemilik ruangan.

Di tengah waktu menunggunya ia melihat sebuah buku bertuliskan 'rapot semester genap' diatas meja kayu biru tua itu.

"Itu buku rapot bukan ?. Ah ..... tentu saja, bodohnya aku. Nona dania itu kan masih SMP. Dia anak direktur 'JGroup' saat ini" pikir pemuda itu. Tiba tiba rasa penasaran menghampiri nya.

"Sebenarnya secerdas apa nona Dania itu ? Sampai bisa mendapatkan posisi di divisi data perusahaan ?" Pikirnya.

Pemuda itu segera mengambil buku rapot itu dan melihatnya. Tapi sebelum ia melangkah lebih jauh, sebuah tulisan di buku itu menghentikan gerakan tangan nya.

"Apa apaan maksudnya ini ? Ini...... mana mungkin !?"

The Way To The Queen [feat @vanpaan] (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang