Forth

43 5 0
                                    

Matahari menyinari jendela kamar Ame. Pemuda tampan itu terbangun dari tidurnya. Tangan nya dengan gesit menghalangi sinar matahari  yang menerjang ke iris kuning ke-emasnya. Ia beranjak duduk di kasurnya dan menoleh ke arah jam digital persegi panjang di meja kecil sebelahnya.

jam menunjukkan angka 07:05 am. Ame terkekeh sebentar sambil menunduk. Sesuai perintah tuan barunya seharusnya hari ini ia bersenang senang.

"jadi..... apa yang harus aku lakukan?" gumamnya sambil tertawa.

Ini terbilang cukup wajar baginya. Selama ini ia hampir tidak pernah melakukan hal yang ia inginkan. ia hanya melakukan apa yang di perintahkan mendiang ayah, ibunya. Juga apa yang harus ia lakukan, dan rutinitas nya sejak ayahnya masih hidup. ia hanya melakukan hal-hal spele untuk mengisi waktunya, seperti menonton tv dan menulis catatan hidup nya.

pemuda itu sekarang hanya diam sambil memperhatiakan ruangan nya hingga akhirnya memutuskan untuk beranjak bangun dan mandi. Setelah mandi dia hanya duduk di ranjangnya sambil memandangi lemari baju yang sudah ia buka. Dan memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang penuh bekas luka.

"apa yang harus ku pakai ?" gumamnya.

Untuk ukuran anak yang tidak pernah bersantai ini cukup parah.

Tapi Bisa dibilang cukup wajar juga, karena dia memang tak pernah memakai pakaian yang ia mau. Selama ini ia hanya memakai pakaian yang memang harus dipakai seperti seragam jika ia harus ke sekolah, setelan formal saat ia harus ke kantor Jgroup untuk memeriksa data ayahnya, dan seragam atau setelan training jika ia harus ke tempat khursus atletis. Dia jarang memakai pakaian caswalnya yang jumlahnya dapat di hitung dengan jari.

ia akhirnya hanya mengusap rambutnya kasar dan memilih pakaian yang menurutnya caswal. pilihan itu akhirnya jatuh pada sebuah celana jeans biru tua, kaos buntung hitam polos berkerah v, dan hodie abu abu tipis.

Ia naikan lengan hodie itu hingga ke bawah siku dan resleting yang di biarkan terbuka. Setelan itu di padukan dengan sepatu convers putihnya.

Di pundaknya tas ransel hitam-merah 1 lengan lengkap dengan barang barang berharga di dalamnya  bertengger. Ia keluar dari apertemennya setelah memastikan apertemen nya itu telah aman.

Seperti sebelumnya sekarang ia segera menyalakan mesin motornya itu. Ia tidak langsung mengendarai motor hitam itu. ia diam untuk beberapa saat.

"aku akan kemana ?........hmmm....... kira-kira apa yang dilakukan anak seusia ku di liburan macam ini ?. ah..! ketaman kota sajalahhhh" pikirnya sambil mengacak rambut platinumnya itu. Segera ia memakai helm dan melesat ke taman kota.

Di kota ini terdapat sebuah taman luas yang banyak terdapat sarana hiburan. seperti sebuah alun alun tapi bedanya di taman ini terdapat sarana-sarana hiburan yang berdiri permanen seperti bioskop, teater, pusat perbelanjaan, game center, cafe, taman hiburan, dan sebuah danau besar indah di kiri taman. layaknya sebuah kota mini tanpa kendaraan. biasanya para wisatawan atau orang yang berkunjung ke tempat ini dengan kendaraan akan memarkir kendaraan nya di parkiran umun dan bersenang-senang di kota mini atau taman kota ini. kota mini ini hanya menyediakan sepeda sewa untuk dipakai wisatawan berkeliling tempat ini.

kembali kecerita, ame selesai memarkirkan motornya di parkiran umum itu dam memasuki taman kota. didalm nya ia hanya diam dan duduk di bangku taman. Dia diam sambil memandang orang berlalu lalang melewatinya.

"sekarang apa ?" tanya nya pada dirinya sendiri.

ia menoleh kearah sebuah bangunan yang tak jauh darinya. Disana terllihat ramai dengan orang orang beraneka baya. kumpulan duruf besar terpampang disana. membentuk tulisan "CINEMA" ditengah gedung berlantai 1 itu.

The Way To The Queen [feat @vanpaan] (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang