Seventh (end)

61 4 0
                                    

10.00 am
Ame dan teman sekelasnya segera meninggalkan lapangan sebagian menuju ruang ganti dan ada yang langsung ke kelas. Ame segera menuju kelas bersama beberapa siswa lainya.

Sesampainya di kelas Ame mengambil bajunya dan mengganti kaos rangkapan dengan seragam miliknya yang ia tinggal tadi di kamar mandi.

Setelah kembali kekelas segera ia duduk kembali di mejanya dan belajar mengikuti pelajaran yang baru saja di mulai.
.
.
.
.
.
jam pelajaran ketiga telah usai, dan segera terdengar bunyi bell istirahat berbunyi. Sebagian besar siswa berhamburan keluar kelas dan menuju kantin. Seorang siswa berkacamata menuju ke meja Ame.

"hei anak baru nama mu ame kan? Salam kenal aku Altar. Aku ketua kelas disini sekaligus ketua osis."

"senang berkenalan dengan mu Altar. Jadi ada apa ?"

"uhm... Begini Ame. Tadi pak joseph menyuruh ku membawa mu keliling sekolah kau pasti belum tau seluk-beluknyakan ? Jadi aku akan memberi taumu semuanya. Ayo. "

"hmm... Ok terimakasih Al."

Mereka berdua segera berjalan mengitari sekolah.

Altar menjelaskan bahwa sekolah ini terdiri dari 5 lantai. Lantai 1 terdiri dari loby, ruang guru, perpus, dan sebagainya.

Lantai ke 2 terdiri dari ruangan kelas dan kantin untuk kelas sepuluh

Lantai ke 3 ada kelas-kelas dan kantin untuk kelas sebelas.

Lalu lab-lab dan ruang eskul berada di lantai 4 .

Dan terakhir lantai 5, di sana terdapat banyak kelas dan sebuah kantin untuk kelas dua belas.

"Jadi tiap level punya kantin masih masing yang berfungsi agar kantin tidak terlalu penuh dan menghemat waktu perjalanan siswa." tutup altar setelah menjelaskan panjang lebar.

"hmm aku mengarti. Tapi kenapa level dua belas di tempatkan di lantai 5 bukan di lantai 4 ?." tanya Ame

"itu berfungsi agar level bawah tidak menggangu level 12 yang harus fokus untuk ujian kelulusan.Walau akhirnya tidak berguna juga karena beberapa siswa level satu tetap naik ke kantin kita." jawab Altar.

Ame mengangguk sebagai jawaban dari penjelasan Altar. Dan segera menyudahi tur keliling sekolah itu.

Tur itu menyita sekitar 30 menit. Mereka kembali ke lantai lima dan suasana sangat sepi mereka dapati.

Altar segera menyuruh Ame untuk bergegas dan mengingatkan bahwa ada latihan soal dengan waktu setengah jam.

Ame membalik lembar soalnya dan termenung memandangi langit. Sesekali ia memainkan pensil dengan jari jarinya yang panjang.

"nak kau sudah selesai ?" tanya guru pengawas mendekati Ame.

Pemuda bersurai platinum itu tersentak. Dan menoleh. Dilihatnya guru wanita ber rambut sanggul dengan warna coklat cocoa itu tengah memandangnya dengan wajah tegas.

Ame segera mengagguk untuk menjawab pertanyaan sang guru.

"boleh kulihat ?" tanya guru itu lagi.

Ame mengangguk lagi sebagai jawaban. Setelah memeriksa jawaban Ame guru itu menggangguk dan mengambil kertas Ame.

"jawaban mu benar kau boleh keluar." ucap guru itu.

Ame segera keluar sesuai instruksi guru itu.

Segera ia langkahkan kakinya itu ke tangga dan menuju lapangan dengan novel hitam kecil di tangannya.

Dalam beberapa menit pemuda berambut platinum-hitam itu tiba di sebuah bangku taman di bawah sebatang pohon maple rindang. Segera ia duduk di tempat srategis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Way To The Queen [feat @vanpaan] (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang