Sixth

31 5 0
                                    

Jam menunjukan pukul 6.30 pagi, Ame keluar dari kamar mandi.
Ia melepas handuk yang ia pakai dan menggantinya dengan seragam merah putih SMA pemberian Tuan Freedy kemarin malam.

Tak lama ponsel ame berdering, sebuah notiv pesan datang dari Tuan Freedy muncul di layar benda tipis itu.

"Ame, ini aku, Freddy, ini alamat sekolah baru mu.

SMA Maplewood forest. Jln. Autme rifer 10, kel. Xxx, xxxxx.

Maaf aku lupa memberikan nya kemarin malam. Nanti kau bilang saja pada guru yang kau temui di sekolah itu bahwa : kau murid pindahan, kau baru mendaftar kemarin karena baru pindah dari dari luar kota 1 seminggu lalu.

Kau kelas 3 SMA kan? Semoga aku tak salah mendaftar kan mu. -freedy-" bunyi pesan itu.

Ame menatap layar ponselnya cuek. Di masukan nya ponsel tipis itu kesaku celana marun nya setelah membaca pesan dari tuan nya itu. Pemuda itu dengan santai mengambil jaket dan tas berisi atribut sekolah lengkap yang tergantung manis di dekat pintu sembari membuka pintu apartemen nya.

Langkah kaki nya lagi lagi menunuju ke arah parkiran. Lebih tepatnya ke arah motor sport hitam miliknya. Ia naiki motor itu sembari memakai jaket hodie abu-abu itu dengan gesit. Setelah menggantungkan tas abu-abu satu lengan itu ke pundak, pemuda itu menyalakan motor dan memakai helmnya.

Dalam hitungan menit Ame sudah berbaur di jalanan yang mulai ramai tiap pagi hari itu. Sesuai petunjuk arah dari ponselnya yang tertengger kokoh di kaca spionnya,  pemuda itu sampai di gerbang sekolah barunya yang masih tertutup sepi. Di lihatnya jam pada ponselnya. Angka 07.09 am muncul di layar ponsel tipis itu.

sepertinya... Aku datang terlalu pagi.... mungkin sekolah ini baru buka sekitar jam 7.30 pagi dan sudah memualai kegiatan belajar semester  baru dari beberapa hari yang lalu, Di sekolah lamaku ini sih, sekarang sudah nyaris telat dan pastinya sekarang masih libur, sekolah umum masuk jam 07.10 setiap hari dan mulai masuk setelah libur kenaikan kelas itu besok. Sekolah elit mah beda batin Ame

Ame akhirnya memutuskan untuk lembali lagi nanti setelah jam buka sekolah. Ia kembali ke jalan yang ramai dengan kendaraan itu. Tak jauh dari sekolah itu dilihatnya sebuah cafe dengan papan nama besar bertulis "ELDanz" di kanan jalan. Cafe yang terlihat cukup ramai itu terlihat menawan dengan disain arsitektur  mewah berkelas dengan paduan gaya classic.

Karena letaknya yang tak jauh dari sekolah dan kebetulan tempat sudah buka sedari pagi, Ame memutuskan mengunjungi  kafe indah di kanan jalan itu. Ia melangkah masuk ke kafe itu.

Belum lama ia duduk di kursi dekat jendela itu, seorang remaja belasan tahun dengan baju pelayan mendatanginya.

"silahkan menunya kak" ucap remaja itu.

Ame dengan cueknya mengambil buku besar itu dan melihatnya.

"aku pesan ice lemon tea dan small strawberry pie satu." pinta Ame sambil mengembalikan buku menu ke pada si remaja.

"baik. Ada lagi?" tanya si pelayan sopan.

Ame menjawab dengan mengangkat telapak tangan nya sebagai simbol penolakan sembari menopang dagunya dengan tangan yang lain.

Si pelayan remaja itu mengangguk dan meminta ame menunggu sebentar. Pelayan tersebut berbalik dan meninggalkan ame di kursinya.

Pemuda bersurai platinum itu mengalihkan pandanganya ke kaca jendela di sebelahnya dan menatap lalau lalang jalan pagi itu.
.
.
.
.
.
10 menit berlalu si pelayan remaja itu kembali ke meja yang di tempati Ame dengan makanan yang di pesan Ame di tanganya.

"silahkan kak" ucap pelayan itu sembari memberikan hidangan pada Ame dengan ramahnya.

"terimakasih" balas Ame sembari melempar pandanganya ke si pelayan.

The Way To The Queen [feat @vanpaan] (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang