Fifth

36 5 0
                                    

Ame kembali kemotornya yang sudah terparkir manis menunggu nya di parkiran umum. Tanpa membuang waktu lama Ame meletakan belanjaannya di dalam bagasi motor dan mengendarai motor hitam itu kembali ke apartemennya. Dan dengan cepat menghilang di jalan raya.

Sesampainya di rumah, ame segera membersihkan gantungan nama merek pada busana-busana barunya dan mengganti pakaian nya dengan pakaian yang lebih nyaman dirumah.

Tanpa membuang waktu ia segera mengirim pakaian kotor dan pakaian barunya ke tempat laundry yang tak jauh dari apartemennya itu dan meminta pelayan disana untuk mengerjakannya dengan cepat dan dapat selesai esok pagi.

Setelah ia kembali, pemuda berkulit putih pasir itu membaringkan tubuhnya di ranjang singel miliknya.

"Cukup menyenangkan" gumamnya sambil menatap lurus ke langit-langit  ruangan.

Tak lama telepon genggam di saku celananya bergetar dan mengeluarkan bunyi.

Ame segera menjawab panggilan itu setelah melihat jejeran angka di layarnya.

"halo ?" ucapnya.

"halo selamat malam.. Apa benar ini nomor dari pemuda bernama Zarka Ametear?" tanya suara pria di Seberang telepon genggamnya.

"ya benar saya sendiri, kalau boleh tau anda siapa dan ada keperluan  apa ?" tanya ame balik.

"Ame, ini aku fredy. Maaf mengganggu mu malam-malam begini. Aku hanya ingin kau tau aku sudah mendaftarkan mu ke SMA yang sama dengan putri ku, jadi kau bisa menjaganya dengan mudah. Oh dan sekolah sudah dimulai di mulai besok."

"ah.. Sebelumnya maaf atas ke-tidak sopanan saya. begini tuan, soal perpindahan sekolah itu mungkin akan ada sedikit halangan karna saya tidak memiliki seragam dan atribut sekolah yang anda maksud. Saya berencana akan mengurus perpindahan besok dan pembelian seragam lusa. Kemungkinan saya akan masuk sekolah agak terlambat. " jelas ame.

"ah.. Soal seragam harusnya sebentar lagi salah seorang pelayanku akan datang kerumah mu mengantar seragam dan keperluan sekolah. Kau tidak perlu membelinya lagi. Dan soal perpindahan sekolah mu. Dan soal urusan keluar dari sekolah lama mu, pastikan kau benar-benar akan mengurus nya besok." ucap direktur Fredy di telfon.

"baik tuan, maafkan saya telah merepotkan anda." ucap ame sesopan mungkin.

"jangan dipikirkan. Selamat malam" tanggap sang direktur

"selamat malam tuan"jawab ame.

Sang direktur memutuskan sambungan. Ame Terdiam. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan memgemas barang barangnya karena pada hari ke empat dia akan pindah ke tempat baru.

Di tengah kesibukannya mengemas barang.  Tiba-tiba pintu apertemen Ame di ketuk.

Nampak seorang pria dengan kemeja putih dan celana bahan hitam ditambah sebuah pin bertulis Sean. Dan dilengkapi rambut biru semi hitam dan sorot mata dingin yang selaras dengan rambutnya datang mengantarkan sebuah paket kotak bertuliskan alamat dan nama si pengirim : Fredy Jones.

Ame segera membuka pintu nya dan dengan santai mengambil paketnya. Pria yang terbilang cukup tampan dengan rambut biru semi hitam dan iris senada itu bergegas pergi setelah melaksanakan tugasnya tanpa basa-basi. Ia hanya berpamitan pada pemilik rumah.

"tidak ramah, pelayan cafe sepertinya, kemungkinan lebih tua dari ku." gumam Ame sambil menatap punggung pria itu menjauh sambil mengidentifikasinya dan menutup pintu apartemen nya.

Ia kemudian kembali ke kamar dan meneruskan pekerjaan nya.

Ame masukan semua bajunya ke dalam tas dengan ukuran yang cukup besar, ia menyisakan beberapa pakaian caswal untuk ia pakai besok.
.
.
.
.
.
.
.
.
jam menunjukan pukul 06.10 am.
Ame baru saja bangun dari tidur nya. Pemuda itu segera memposisikan tubuhnya untuk duduk di pinggir ranjang  kecilnya. Ia merenggang kan tiap sendi pada tubuh nya,  menghilangkan rasa kantuk dan pegal yang masih menempel.

The Way To The Queen [feat @vanpaan] (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang