Determined

527 110 5
                                    

"m-ino, ibumu terjatuh dari atas tangga"

"ia bertengkar hebat dengan ayahmu. d-an jiyong ia tanpa sengaja mendorong dara"

"dara, ingin menghentikan jiyong yang terlalu kasar melatihmu. namun semuanya malah berakhir seperti ini"

mino mengusap air mata yang tak henti mengalir membasahi pipinya dengan lengan bajunya. apa yang dikatakan bibi taeyon terasa begitu menyakitkan baginya.

dilain sisi irene hanya dapat menatap pilu mino yang berjalan tergesa-gesa dikoridor rumah sakit. ingin rasanya ia memeluk mino, menenangkannya tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat.

dengan tiba-tiba mino menghentikan langkahnya. sorot matanya langsung berubah dipenuhi kebencian dan amarah yang bergelut tatkala ia melihat ayahnya yang duduk termenung dikursi tunggu.

"brengsek kau sialan!!"

"Mino!!!!" taeyon berusaha menahannya, tapi bocah itu memiliki tenaga yang luar biasa. ia dapat melepaskan lengan taeyon dalam sekali hentakan.

"mama, bagaimana ini. Baechu takut minmin terluka lagi..." irene mengeratkan genggaman ditangan ibunya takut.

"semuanya akan baik-baik saja, jangan khawatir" seru taeyon meski ia sendiripun tak yakin akan hal tersebut.

tanpa pikir panjang mino segera menerjangkan tinjuannya. namun sayang masih terlalu dini bagi mino untuk melawan jiyong. ayahnya itu dapat menangkisnya dengan mudah, beralih mencengkram tangan putranya tersebut.

"maafkan ayah, mino"

"K-au!!..a-pa yang telah kau lakukan pada ibu. a-ku tak peduli jika kau melukaiku..t-api jangan pernah se-kalipun kau sakiti ibuku" ujarnya bergetar menahan tangisnya, bahkan sampai membuat manik matanya memerah oleh kesedihan dan amarah.

"ini semua diluar kendaliku, dara begitu membuatku emosi sehingga tanpa sadar aku membuatnya terjatuh. aku tau ini salahku.." lirih jiyong pelan. baru kali ini mino mendengar nada suara ayahnya yang terdengar begitu menyedihkan.

"kenapa?...kenapa?...KENAPA KAU MEMBUATKU SEPERTI INI? APA KAU TAK SADAR AKU ANAKMU, BUKAN SEBUAH ALAT YANG KAU JADIKAN SEBAGAI AMBISI BODOHM-"

"Plak!"

"jaga ucapanmu bodoh, ini bukan soal ambisi. kau harus ingat mino, aku menjadikanmu seorang petinju yang hebat agar kau dapat membuatku bangga, membantu ekonomi kita yang hancur, menjadi kebanggaan keluarga kita. dan yang terpenting untuk membalaskan dendam kakakmu.. tidakkah kau ingat apa yang bajingan itu telah perbuat"

Dendam.

hanya itu yang dapat mino lihat selama ini dari ayahnya. kebencian yang perlahan membuat mino mengikutinya.

mino tak dapat berkata apapun, hatinya seolah telah mati akan semua omong kosong dihidupnya.

dengan kasar mino menangkis lengan jiyong yang masih berada dipundaknya.

"kau hanya menjadikanku sebagai pengganti kakak, kau bahkan tak menyayangiku sama sekali"desisnya menatap tajam jiyong sebelum berlari pergi meninggalkan mereka.

Jiyong tersentak kaget dengan perkataan mino, kerutan amarah kembali muncul dikeningnya melihat perlakuan putranya. hampir saja ia akan mengejar mino, namun dengan sigap taeyon segera menghentikannya, mencengkram erat lengannya.

"jangan jiyong, tolong mengertilah mino sedang ingin sendiri. saat ini pikirannya pasti kacau"

jiyong menghela napas, ia mengacak rambutnya frustasi. berbalik kearah pintu ruang rawat dara yang masih tertutup rapat.

FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang