Long time no see

589 105 36
                                    

kilatan cahaya yang menelusup disela jendela kamarnya perlahan membuat pria berparas menawan tersebut mengerjapkan matanya perlahan, menampakan manik indah sewarna madu miliknya.

ia memalingkan wajahnya kesamping, menghela napas pelan saat ia mendapati bahwa pagi sudah menyapa kembali.

ia beranjak bangun, terduduk ditepi ranjang mengambil segelas air putih yang berada dinakas meja. dan meminumnya dalam sekali teguk.

"akh...aish!"

pria tersebut meringis perih saat air menyentuh luka disudut bibirnya.  ia segera beranjak berdiri menatapi bayangan dirinya sendiri di cermin. wajahnya dipenuhi luka, bahkan mungkin sama halnya dengan hatinya.

"menyedihkan..." pikirnya.

ia menolehkan wajahnya kebelakang saat seseorang membuka knop pintu kamarnya, pria tersebut menatap malas seorang pria yang memiliki paras hampir mirip dengannya.

"kali ini apa yang kau lakukan oh sehun.."

pria bernama sehun tersebut mendengus tak suka dengan nada mengintimidasi dari pria yang lebih tinggi darinya tersebut.

"bukan urusanmu, chanyeol.."

"bersikaplah sopan pada kakakmu sendiri" jengahnya menatap kesal adiknya tersebut.

"putra kebanggan ayah sepertimu tidak akan pernah mengerti"desisnya menatap sengit kakaknya.

terdengar helaan napas panjang dari chanyeol akan tingkah adiknya. ia sudah lelah dengannya.

"berhentilah bersikap kekanakan, segera temui ayah. dia menunggumu dibawah, aku tak yakin kali ini kau akan baik-baik saja.." jelasnya segera melenggang pergi setelah mengucapkannya.

sehun menggepalkan tangannya erat, menahan emosinya yang membuncah.

"sialan...."

==

mino menurunkan kakinya tepat disaat bus yang membawanya berhenti di tempat yang ia tuju.

seulas senyum tergambar jelas dibibirnya tatkala ia mengingat tempat ini.

kampung halamannya, tempat dimana begitu banyak kenangan terlukis disini, entah itu kepahitan ataupun kebahagiaan.

mino berjalan perlahan menuju tempat satu-satunya orang yang ia rindukan selain ibunya saat ini.

Baechu, sahabatnya..

tak terasa kakinya telah membawanya tepat didepan rumah keluarga Bae berada.

namun mino tetap tak dapat menghentikan keinginannya untuk menoleh kembali kearah rumah dimana kebahagiaan kecilnya dulu berasal.

tapi hatinya tetap akan sakit tiap kali melihatnya.

"i-ibu, berhenti. kakek, jangan bawa pergi ibu!!!!!" raungnya sedih saat secara perlahan bodyguard membawa ibunya yang menangis kencang, memohon agar ayahnya tak membawanya.

"mino... a-ayah hentikan. turunkan aku. aku tak mau meninggalkan putraku" teriaknya dengan isakan pilu. namun ayahnya tersebut tak mendengar rintihan putrinya, bodyguardnya malah sudah membawanya keluar dari rumahnya.

membawa dara masuk kedalam mobil mewah tersebut secara paksa.

"k-kumohon kakek, a-ku janji. aku berjanji akan menjaga ibu...!!" mohonnya pilu berlutut dihadapan kakeknya yang terdiam karena mino memegangi kakinya erat.

"jangan pernah memangilku sebagai kakekmu, aku tak pernah menganggapmu sebagai cucuku"

mino tercekat ia terdiam tak dapat berkata apapun, hatinya begitu hancur mendengarnya.

FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang